darkness

236 15 1
                                    

The Truth Untold

Kenan mengemudikan mobilnya menuju rumah bahagianya. Tempat dimana dia menjadi sandaran bagi orang-orang terkasih. Kenan baru saja pulang dari pekerjaannya yang begitu melelahkan. Saat ini yang ia inginkan bertemu serta melepas rindu pada putrinya.

Kiesa Neandra Kenan. Hadiah terindah yang Tuhan berikan padanya untuk melengkapi bahagianya yang sudah sangat dia syukuri sebenarnya. Tujuh tahun lalu, bayi mungil cantik itu membuat hatinya jatuh dalam cinta yang dalam.

Mengingat itu Kenan menjadi tidak sabar menuju rumah. Apa lagi dirinya membawa kejutan pula untuk istrinya, memang hanya rangkaian bunga mawar merah dan putih, tapi Kenan tidak pernah absen memberikannya setiap bulan dengan tanggal yang acak agar istrinya tidak bisa menebak. Kenan suka melakukan itu, baginya itu adalah sebuah penghargaan untuk istri tercintanya.

Mobil terparkir, dan rumah sudah sangat nyata dihadapannya. Putrinya yang masih berumur tujuh tahun, saat sore begini dia masih bermain dengan teman-temannya, pasti. Anaknya itu selalu sukses membuat teman-temannya betah bermain dengannya.

Rumahnya tampak sepi. Ini tidak bagus, kenapa perasaan Kenan menjadi memburuk. Tidak terjadi apapun pada keluarganya kan?

Kenan bawa kakinya melangkah terus menelusuri rumahnya sendiri yang dengan ketakutan yang perlahan menguasai dirinya. Kenan memfokuskan pandangannya kesemua penjuru rumah, hingga... Melihat istrinya yang sudah terkapar diatas darahnya sendiri.

Kenan mematung, bibirnya bergetar dan kakinya sudah tidak mampu menapak pada bumi, hatinya meronta pada takdir yang diberikan langit padanya. Ia rengkuh erat istrinya, meraung, menangis, meneriakan nama istrinya yang masih saja mengeluarkan darah dari kepala dan dadanya. Kenan pastikan istrinya baru saja menerima kesakitan yang luar biasa.

"Ini aku, hey ... Kau, jangan coba menipuku. Kiki membutuhkanmu, bangunlah katakan apa yang membuatmu menderita seperti ini..." ucap Kenan di sela tangisnya yang kembali diiringi dengan raungan frustasi. Kewarasan Kenan terenggut.

Tap

Tap

Tap

Disaat Kenan berusaha untuk merubah takdir dengan memohon pada istrinya yang sudah mati itu agar kembali padanya, langkah kaki itu membuyarkan lamunannya. Ia menolehkan perlahan pada langkah kaki yang mendekatinya.

Orang itu mendekati Kenan yang tengah hancur dan kini orang itu berniat untuk menghancurkannya lebih dalam, orang itu menghampiri Kenan sambil menggendong putri kecilnya yang tengah tidak sadarkan diri.

Kenan sebenarnya ingin bersuara, tapi lidah itu kelu. Orang yang berhadapan dengannya saat ini.....

"Bagaimana Kenan?", senyum jahat itu muncul diwajah orang itu. "Ini belum seberapa? Apa perlu aku berpesta juga dengan keponakanku?"

Adiknya, Satria. Pria yang lahir satu tahun dibawahnya. Kenan tidak begitu terkejut karena sebenarnya pun mereka bukan saudara kandung. Mereka bertemu ketika sang ayah membawanya bersama ibu baru untuknya.

"Apa..yang sudah kau lakukan pada istri dan anakku!", Kenan tau ini pertanyaan bodoh.

"Hahhaahahahha......" , tawa kasar itu terdengar menyakitkan di telinga Kenan. "Kau masih bertanya bang?! Kalau kau mau tau apa yang aku lakukan pada istrimu akan aku tunjukan...dengan anakmu sebagai bonekanya!"

MurdererTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang