Peluh, keringat, bahkan darah sekalipun Kenan tidak peduli. Semua lelah dan kerja kerasnya ia baktikan untuk putrinya tercinta. Seperti saat ini, Kenan bekerja dengan sepenuh hati dibalik tubuh renta dan lelahnya. Senyum dari putrinya lah yang Kenan ingat, yang Kenan jadikan tumpuan untuk menjalani setiap pekerjannya.
Kenan bertekad memberikan pendidikan yang terbaik untuk putrinya. Kenan bertekad memberikan apapun yang putrinya butuhkan. Kenan akan menjamin kebahagiaan Kiki. Pasti.
Kenan tidak pernah lelah, dia dengan telaten melipat, menjahit, membungkus, menata kain-kain yang akan disetorkan ke perusahaan baju untuk dibuatkan pakaian bagi pelanggannya. Baju, Ahh sebentar lagi Kiki berulang tahun.
Sang ayah yang hanya memikirkan anaknya ini akan memberikan kado untuknya. Kenan akan merayakan ulang tahun Kiki. Memang hanya sederhana dan pasti Kikinya tidak akan menunjukan reaksi yang berlebihan.
Karena di setiap ulang tahunnya dia akan mengingat surga yang sudah ku renggut, surga yang membawanya pada dunia yang kejam dan membuatnya menjadi putriku.
Kenan tepis itu. Iya Kenan harus bisa menepis semua sugesti buruk yang menggerogoti kepalanya. Kenan tau dia hanya akan membela diri dan terkesan pengecut jika mengatakan apa yang terjadi sebenarnya saat itu. Kenan ingin Kikinya hanya tau bahwa yang membunuh ibunya adalah dirinya.
Kenan juga memang sebenarnya pembunuh bukan?. Hukum itu kejam dan Kenan tidak mau itu terulang lagi. Kenan akan membayar semua waktu di penjaranya untuk putrinya.
Sore ini menjadi saksi bagaimana tubuh kurus dan renta Kenan bekerja dengan peluh yang cukup banyak di dahi dan lehernya. Pabriknya memang selalu ramai dan memang selalu akan lembur, istirahat? Tidak Kenan akan istirahat dengan bertemu Kikinya di rumah.
"Pak Kenan, tolong ambil persedian kain di truk dan bawa ke gudang" , ujar si bos yang sudah ada di hadapan Kenan dengan senyum canggungnya.
"Baiklah Tuan..", balas Kenan dengan senyum hormatnya pada si bos yang sebenarnya lebih muda darinya.
"Tolong jangan panggil saya Tuan, saya lebih muda dari Pak Kenan", si bos ini sungguh canggung dengan Pak Kenan yang dilihatnya sebagai sosok yang harus di hormati.
"Saya ingin profesional saja Tuan, baiklah saya akan ke depan dulu, saya permisi Tuan.." pamit Kenan. Kenan tidak tau bahwa si bos memperhatikan langkahnya yang membawanya menjauh.
Putrimu sungguh beruntung Pak Kenan, aku yakin kalian akan bahagia suatu saat nanti.
Baiklah, Kenan harus mengangkat kardus demi kardus kain yang berat dan cukup banyak itu. Membawa mereka ke gudang yang letaknya di belakang pabrik sebagai persediaan. Peluh itu semakin banyak bahkan sampai merember di pakaiannya.
Kenan lelah, memang, tapi dia tidak akan ambruk. Ini demi buah hatinya. Kenan harus membahagiakannya.
Kardus demi kardus itu diangkatnya dengan mudah, namun jika seseorang melihatnya bekerja, dia akan paham bahwa tubuh renta itu sesungguhnya butuh istirahat. Selama ini Kenan selalu mengambil kerja lembur dan bahkan tidak pernah istirahat saat bekerja. Pulang malam dan berangkat pagi sudah biasa baginya. Panas hujan Kenan lalui dengan jalan kaki.
Semua untuk putriku.
Jawaban Kenan selalu sama saat teman kerja Kenan menanyakan kondisi dan kesehatannya. Bahkan tak jarang teman kerja Kenan membantunya dan ingin menukar pekerjaan yang mungkin lebih ringan untuk pria berusia lebih dari kepala lima itu.
Malam menyambut, Kenan selesai. Dirinya segera menenteng tas punggung dan meminum air putih yang dia bawa dari rumah, menyeka keringat di dahinya dengan sapu tangan indah. Kado dari istri tercintanya. Sapu tangan itu selalu dia bawa kemanapun dia pergi. Seperti cintanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Murderer
General FictionCinta Ayah tidak akan berkurang sedikitpun untukmu. Semuanya yang ayah punya untuk permata kecil ayah yang selalu ayah jaga dengan nyawa ayah.