3. Calon Anak

26.6K 2.2K 88
                                    

Siapa yang tidak ketakutan saat dilamar didalam supermarket oleh seorang kasir yang konon katanya cantik itu. Bukannya tersanjung atau merasa dicintai. Bapak satu anak ini malah merinding hebat sekujur tubuh.

Dia juga tidak percaya dengan adanya cinta pada pandangan pertama. Lha wong dia sama almarhummah istrinya perlu waktu bertahun-tahun untuk naik ke pelaminan.

Sampai sekarang juga bapak satu anak yang katanya duda paling hot sekomplek itu belum ingin kembali mencoba dekat dengan perempuan. Dirinya hanya perlu fokus membesarkan dan mendidik putranya Abi.

"Wah... wah... lagi cuci mobil ya Pak Satria? Pagi-pagi gini udah rajin banget maen basah-basahan. Kedinginan lho nanti Pak hihihi." Sapa tetangga sebelah yang memang kerap menongkrongi pagar rumah Satria saat di pagi hari.

"Iya Bu. Nggak enak kalo mobilnya kotor."

"Bapak ih bikin gemes. Heran saya tuh sama Bapak. Makan apa kali mukanya bisa enak dipandang gitu hihi." Goda si tetangga. Tidak ketinggalan cengingisan di belakangnya.

Si tetangga sebelah bergelayut di pagar. Mencondongkan kedua buah kelapanya. Berharap duda kompor alias hot yang sedang mencuci mobil langsung menerkamnya.

Kenyataanya. Boro-boro nerkam. Ngelirik balon ulang tahun si tetangga aja tidak minat. Terimakasih banyak kalau kata Satria.

"Biㅡ"

Belum selesai Satria membalas si tetangga berambut pirang dan dengan pakaian ketat berwarna kuning membungkus tubuhnya. Bukannya seksi malah seperti jagung baru panen. Abi memanggil Satria.

Alhamdulillah, terhindar dari bule gang senggol.

"Yah, Abi keluar dulu. Assalamu'alaikum."

Abi menyambar tangan Satria tapi langsung dia lepaskan.

"Tangan Ayah banyak busanya nggak jadi cium tangan. Yaudah Abi pergi. Assalamu'alaikum." Abi mengangkat tangannya keatas sok gaul. Seperti gaya perpisahan anak gaul jaman sekarang.

Satria terbengong melihat kelakuan putra satu-satunya itu. Terlebih ketika putranya kembali berjalan mundur sambil cengengesan.

"Eh tadi kan Abi udah salam ya? Abi cabut deh salam barusan mubadzir."

"Emang ada gitu salam pake acara dicabut-cabut. Rumput yang bergoyang kali ah." Sembur Satria.

Tawa Abi menyembur. Pandangannya teralih ke jagung baru panen yang masih setia nggelendotin pager. Abi mendekati Satria. Lalu membisikkan sesuatu yang pastinya membuat Satria tertawa nyaring.

"Yah kok ada buceri?"

"Maksudnya?" Tanya balik Satria.

"Bule ngecat sendiri Yah."

Yahhh... si Abi suka jujur kalo ngomong. Nyontek siapa kelakuan si Abi. Nggak mungkin kan ketularan anehnya kasir cantik supermarket?

Satria kembali dilanda merinding hebat. Tidak akan dia kembali ke supermaket yang berisi satu makhluk aneh yang baru pertama kali singgah di hidupnya.

"Bapak!"

"Aaahhhh!!!!!" Kaget. Satria mengarahkan selang air yang mengalir ke arah wajah si tetangga yang tiba-tiba saja sudah berdiri di sampingnya.

Sontak seluruh tubuh si tetangga basah.

"Maaf saya nggak sengaja." Satria merasa bersalah.

"Ah nggak papa Pak. Cuma basah sedikit."

Sedikit gundulmu! Itu beha kamu sampe nyeplak gitu. Astagfirullah.

Mengusap wajahnya kasar. Satria berlari terbirit-birit masuk kedalam rumah dan mengunci pintu supaya aman. Soalnya ada kemungkinan si tetangga masuk kedalam rumahnya. Kalau diperkaos kan bisa jadi masalah.

Bapak, Jadi Imam Saya Yuk![Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang