2.Siapa dia?

46 4 0
                                    


Di saat perjalanan di koridor pesantren, Raihan hanya melihat ketentraman dan ketertiban para siswa belajar. Raihan hanya bisa terdiam lalu melihat-lihat ke arah pesantren dan dia masih mengikuti kemana arah papa nya yang akan membawa dia menuju sebuah ruangan kepala sekolah pesantren Al-Hidayah.

Tok tok tok

"Assalamu'alaikum" ucap Pak Hadi sopan.

"Waalaikum salam, silahkan masuk" Jawab orang yang berada di dalam ruangan berlebel ruangan kepala sekolah.

"Mohon maaf beri waktunya sebentar Kyai"

"Tidak perlu meminta maaf, silahkan duduk" ucap pak kepala sekolah itu sopan.

Raihan dengan mata memutar melihat isi ruangan itu yang penuh dengan lafadz hadits, Al-Qur'an, dan berbagai macam kata-kata mutiara agama.

"Ini anak saya kyai" ucap Pak Hadi menunjuk Raihan yang masih asik melihat-lihat ruangan itu.

"Ouh jadi ini anak yang bernama Raihan Iskandarsyah?" Tanya pak kepala sekolah, Yang biasa di panggil Pak kyai Qomar.

"Betul sekali pak, apa hari ini dia sudah bisa memulai pelajaran disini kan kyai?"

"Hah? Sekarang belajar nya? Kenapa gak Minggu besok aja sih" tanya Raihan penuh kesal.

Pak Hadi lalu menatap tajam ke arah putra tunggal nya itu karna tak tahu lagi harus berbuat apa kepada nya.
Sementara Raihan hanya termenung kembali saat dia tau kalau papa nya benar-benar menahan marah di hadapan kyai Sekarang ini.

"Kalau begitu mari saya antarkan nak Raihan ke kelasnya" ucap Kyai Qomar sambil mengarahkan tangan kanannya ke tempat tujuan lalu keluar dari ruangan kepala sekolah.

Dengan perasaan campur aduk, Raihan hanya bisa mendongkol dalam hatinya. Lalu sampailah mereka di kelas bernama Al-huda. Disana terdapat sekitar 25 murid berisi laki-laki sepenuhnya.

"Assalamu'alaikum Bu Yani. Ini saya membawakan murid baru, mohon di persilahkan masuk" kata kyai Qomar sopan.

Pak Hadi lalu menyuruh Raihan masuk dengan gerakan alis. Raihan pun masuk dengan berat hati. Saat masuk ke kelas bukannya ingin memperkenalkan diri, tapi dia malah ingin mencari tempat duduk seenaknya. Pak Hadi dan kyai Qomar pun langsung pergi ke tujuan nya masing-masing.

"Waalaikum salam" sindir semua murid di dalam kelas itu

Namun Raihan tidak merespon dan mata nya mencari-cari bangku kosong. Ia pun melihat ada bangku kosong di pojok kanan paling belakang

Ketika ingin segera duduk. Raihan pun dapat merasakan ada mata-mata menjengkelkan dan tidak suka atas perilakunya. Raihan berpikir sejenak, di karenakan Bu Yani yang berdeham melihat ke arahnya lalu menuju ke tempat duduk Raihan. Sementara Raihan masih berdiri setia di samping mejanya.

"Ehem Raihan, Apa ananda tidak mau memperkenalkan diri anda dulu ke teman-teman anda? Lalu apa anda tidak terbiasa mengucapkan salam saat masuk ke ruangan ini?" Tanya Bu Yani lembut.

Karena pertanyaan dari Bu Yani, langsung membuat Raihan merasa bersalah atas perilakunya yang Suka seenaknya dan terbilang lancang.
Semua murid di kelas itu menatap tidak suka kepada Raihan. Di pondok pesantren Al-Hidayah itu terbilang sopan para muridnya dan lagi tidak ada yang mau melanggar peraturan.

Dengan malas hati, Raihan lalu menuju ke depan kelas untuk memperkenalkan diri.

"Nama gue Rai-"

"Waalaikum salam" sindir salah satu murid berwatak sosial.

"Raihan" ujar Bu Yina mengangkat sebelah alisnya "anda harus baca salam dulu. Lalu berbicaralah dengan bahasa yang sopan"

Ck! Nih orang buat kesal aja. Batin Raihan.

CINTA DAN AKHLAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang