Kagura duduk berhadapan dengan pamannya di meja makan. Gadis itu makan dengan perlahan tampak tidak menikmati makannya. Disisi lain, pamannya. Sakata Gintoki. Pria berambut perak itu tampak menghela nafas berat.
"Mereka sudah tau kau ada disini."
"Sudah kuduga, paman juga takut pada mereka." ucap Kagura tampak tidak semangat. Dia mengakhiri makannya dengan minum jus disebelah piring yang sudah tersedia.
Pria berusia tiga puluhan itu tampak menghela nafas frustasi, "Bukannya aku takut pada mereka Kagura," ucapnya dengan nada lemah. "Tapi dari sudut hukumpun mereka lebih berhak atas dirimu. Dia ayah dan kakakmu."
"Tapi mereka menghormatimu, setidaknya kau bisa menekan mereka!"
Gintoki mengalah, "Satu tahun. Aku berhasil membujuk mereka untuk membiarkanmu tinggal bersamaku selama satu tahun. Setelahnya mereka akan membawamu untuk pernikahan yang sudah dijadwalkan."
Kagura menghela nafas, "Pada akhirnya aku tidak bisa menghindarinya kan?"
"Nah, sekarang aku bertanya dengan serius." Gintoki menyingkirkan alat makannya dan menatap Kagura serius. "Darimana kau dapat uang tunai jepang sebanyak itu?"
Punggung Kagura terasa dingin, dia gugup dan bingung apa yang harus dia katakan pada pamannya. "A-aku.. Temanku meminjamkannya padaku."
"Kau serius?" Kagura mengangguk cepat. "Siapa temanmu, aku akan mengembalikan uangnya dalam nominal yang sama ke rekeningnya." gadis itu panik. Dia tidak bisa memikirkan apapun untuk berdalih dari pertanyaan ini.
"Bi-biar aku yang mengembalikannya paman."
Gintoki menatap Kagura tajam, "Katakann!"
Kagura menunduk dalam hingga kepalanya terantuk meja, "Maafkan aku!! tolong jangan katakan pada ayah dan kakak tentang ini. Mereka bisa membunuhku!"
Gintoki menghela nafas kasar, "Jadi benar dugaanku. Siapa orangnya?"
Kagura diam. Dia tidak bisa menjawab pertanyaan Gintoki. Bukannya tidak mau, tapi Okita Coorporation itu perusahaan yang terkenal dia tidak bisa mengucapkan sembarangan.
"Ah!" Gintoki menggebrak meja tanpa sadar. Dia ingat jika Katsura menanyai Kagura saat mereka berkumpul. "Jangan bilang, Rapper gagal itu?!"
"Rapper gagal?" Kagura memiringkan kepalanya bingung.
"Katsura. Katsura Kotaro. Pria sok cantik itu!" Kagura diam, bagaimana pamannya bisa mengenal sekertaris Okita Sougo. Gintoki tampak menilik ekspresi Kagura, menanti jawaban gadis itu. Namun dia tak kunjung menjawab.
"Sialan! Pria itu mana punya uang. Jangan bilang si bocah sadis, Okita Sougo?!" Kagura terperanjat saat mendengar nama itu dan gelagat itu tidak luput dari pandangan pamannya.
"Yappari. Dia orangnya." Kagura diam, agak ingin menangis sebenarnya saat pamannya tau darimana dia mendapatkan uang itu.
"Kumohon jangan sampai ayah dan kakak tau." ucapnya dengan mata berkaca-kaca hendak menangis.
Gintoki menghela nafas kasar, "Hai. Hai. Sekarang aku harus memikirkan bagaimana membalas pria yang sudah menodai anak gadisku!" ucapnya tiba-tiba marah.
"Pa-paman." Kagura tampak berkerut dan berkeringat dipipinya.
***
Kagura tampak merengut sambil mematut pakaian kerjanya, Pakaian yang umum dipakai pegawai tapi entah mengapa ini sangat pas dibadannya dan menampilkan lekuk tubuhnya.
"Paman yakin aku harus ikut ke Okita Coorporation?" tanyanya sekali lagi pada pamannya saat mereka memasuki lift di gedung Okita Coorporation menuju lantai 50.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Secret X Sexy Night
أدب الهواةWarning! OOC kelas berat Kagura tidak menyangka jika pertemuan pertama mereka berlanjut pada pertemuan kedua yang menjadi malam dimana dia merelakan dirinya untuk uang. Seharusnya tidak ada pertemuan yang ketiga dan yang lainnya namun takdir berkat...