01 Kapan

73 32 30
                                    

Hembusan dan pejaman mata mulai ia lakukan. Sesekali ia bertanya-tanya dalam benaknya.

"Kapan aku bisa seperti orang lain?"

Kalimat itu selalu terlontar darinya. Saat dirinya merasa dunia ini terlalu keras baginya. Butuh keheningan dan kesendirian untuk memikirkan kehidupan yang harus dilalui. Jarum jam yang terpasang ditangannya berhenti tepat pada angka 3.

"Ah! Aku harus pergi bekerja"

Gadis itu segera melangkahkan kakinya. Jalan demi jalan ia lalui hingga langkahan kaki tersebut berhenti pada cafe kecil yang indah. Terdengar sambutan-sambutan pelan dari orang-orang dari cafe itu.

"Attalea! Kamu hampir aja telat tau gak" tegas salah satu dari mereka.

"Iya maaf. Tadi jalanan macet" alasan Attalea.

"Makanya beli motor dong"

"Enak aja, duit dari mana" seru Attalea

"Kan yang second ada" jawab temannya

"Regina, besok ikut aku ke Jolie Aksesoris yuk. Aku mau beli barang-barang" pinta gadis itu.

"Ok siap."

Detik demi detik berlalu, membuat Matahari segera meninggalkan posisinya dan tibalah bulan untuk menggantikan posisinya. Pergantian itu tidak dapat dinikmati Attalea karena ia sangat sibuk dengan pekerjaannya. Semua itu harus ia lakukan untuk mencukupi kehidupan.

🍭🍭🍭

Sinar mentari menembus jendela kamar kecil itu. Yang berhasil membangunkan Attalea dari tidurnya. Perlahan-lahan Attalea membuka mata dan meletakkan kaki ke lantai putih nan indah itu. Dilangkahkannya kaki menuju kamar mandi.

Setelah Attalea selesai mandi, ia mengambil dan memakai seragam putih abu abu yang tergantung di lemari.

"Attalea! Kamu udah bangun? Ayo berangkat bareng!" cetus Cordelia, teman kos-kosannya.

"Udah, Del. Sebentar aku mau sisiran dulu" jawab Attalea yang tengah melihat dirinya di cermin.

Seperti biasa, Attalea dan Cordelia selalu berangkat bersama walaupun berbeda sekolah. Hanya beberapa langkah antara sekolah Attalea dan Cordelia.

Senior High School 8 Bandung, itulah dimana Attalea menuntut ilmu. Sekolah orang-orang yang berlimpahan harta. Satu-satunya hal yang membuat Attalea bisa sekolah ditempat ini adalah beasiswa.


Attalea pun meninggalkan Cordelia dan segera menuju kelas. Attalea memang sengaja berangkat lebih awal untuk menghindari suatu hal. Hal yang dapat menjatuhkan harga dirinya.

Setiba dikelas, Attalea langsung menuju bangku paling belakang. Karena teman sekelasnya hanya memberikan izin Attalea menempati bangku paling belakang.

🍭🍭🍭

Terdengar suara yang sangat membuat murid-murid bahagia. Suara itu adalah bel istirahat. Semua murid bergerombolan menuju kantin. Kantin sekolah terlihat penuh oleh para murid.

"AH! KALO JALAN TUH LIAT LIAT!" tegas seseorang yang sengaja menabrak Attalea

"Maaf, Aku ngga sengaja, maaf" jawab Attalea

Semangkuk bakso itu tumpah membahasi rok Attalea. Semua orang memfokuskan mata ke arah Attalea.

"Ahh. Siapa sih itu" tanya seseorang

"Itu, Attalea Pricil Aurora, biasa ANAK KEPEDULIAN SOSIAL. wkwkwk!" ungkapnya hingga membuat seisi ruangan kantin bising.

Attalea yang mendengarnya, langsung mengambil mangkuk dan pergi.

🍭🍭🍭

A RequisiteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang