"Assalamu'alaikum." Salam Raja memasuki rumah yang cukup besar.
Dari arah dapur keluar lah seorang perempuan paruh bayah dengan celemek yang menempel di tubuh nya "MasyaAllah nak Jaja." Perempuan bayah itu langsung memeluk tubuh Raja.
"Apa kabar budhe?".
Perempuan yang di panggil budhe itu melepaskan pelukan nya "Alhamdulillah budhe sehat. Ya ampun Jaja budhe kangen banget sama kamu."
Raja terkekeh "Jaja juga kangen sama budhe."
"Duduk dulu yuk pasti kamu capek."
"Gak usah budhe Hesti biar Jaja aja yang bawa." Cegah Raja saat Budhe Hesti ingin membawa koper milik Raja.
"Ya udah kalo gitu budhe buatin minuman kesukaan Jaja ya. Nanti Jaja tunggu di rumah tamu oke?".
"Iya budhe makasih."
Budhe Hesti tersenyum menanggapi nya, lalu pergi menuju ke dapur. Sedangkan Raja berjalan ke ruang tamu mendudukkan bokong nya di sana.
"Aja."
"Ibu."
Kedua nya pelukan dengan hangat "Ya ampun Ja ibu kangen berat sama kamu."
"Aja juga kangen sama ibu."
"Kabar kamu bagaimana nak?".
"Aja baik kok bu di sana. Ibu sendiri gimana?.
"Ibu baik juga walupun ibu suka rindu sama kamu di sini."
"Haduh maaf nih ganggu acara pelukan-pelukan nya."
Raja dan ibu nya melepaskan pelukan.
"Eh kenapa budhe?".
"Ini bu, budhe bawa minuman buat Jaja."
"Ohh sini budhe biar saya aja yang kasih."
"Bu, Raja bisa ambil sendiri kok."
"Gak apa-apa biar ibu aja. Sini budhe..." Budhe Hesti menyerahkan segelas teh tarik "Makasih ya budhe."
"Sama-sama bu. Kalo gitu saya balik ke dapur dulu."
"Iya budhe makasih udah buatin teh tarik nya." Ucap Raja.
"Sama-sama nak." Ucap budhe Hesti kemudian pergi.
"Bagaimana keadaan omah di sana?".
"Alhamdulillah omah baik bu."
"Pasti kamu ke sini ingin menjenguk Naila bukan?".
"Iya bu. Saat Chintya telfon malam itu Raja langsung prepare buat penerbangan besok nya."
"Sekolah kamu gimana?".
"Jangan khawatir bu, Aja ujian dua minggu lagi jadi Raja bisa lama di sini."
"Cepat sekali itu Ja."
"Aja janji kalo udah ujian dan liburan, Raja akan balik lagi ke sini."
"Apa kamu tidak ada niatan untuk sekolah di sini Ja?".
"Aja udah betah bu di sana."
"Kalo itu memang kemauan kamu ibu ngerti kok. Toh, disana kamu juga ingin meraih cita-cita."
"Ibu jangan sedih gitu dong kan masih ada anak ibu satu lagi."
"Gimana ibu gak sedih. Dua tahun lalu ibu di pisahkan dengan Chintya dan sekarang kamu."
"Aja kan suka kirim email sama ibu, kok tetep kangen aja?".
"Walaupun terusan ngirim email, tetep aja soal nya kan email gak bisa lihat wajah kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kembalinya Mantan TeRindah (TAMAT)
Подростковая литератураDi mohon keras tidak menjiplak hasil karya orang karena itu dosa! Terima kasih. Mantan terindah gue yang menjadi alasan kenapa buku harian gue penuh dengan namanya. Naila Amatul seorang gadis manis yang cinta nya masih stuck di mantan. Sebut saja di...