We Got a Problem

891 99 10
                                    

(tolong maklum ya kalau ketikannya acakadut, aku switching antara laptop dan hape hehe)



Carissa


Alarmku berbunyi. Aku masih berbaring untuk beberapa saat. Enggan untuk bangkit. Tapi aku harus! Aku pernah membaca, "Dressing up will lift your mood." Dan ya memang benar. Setelah mandi kilat, aku memilih-milih baju yang akan kukenakan —fyi aja, kemarin Arjuna yang kumintai tolong untuk menggotong salah satu koperku yang  segede bedug ini— dan pilihanku jatuh kepada baju ini.


Aku memakai jurus 10 minute makeup

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Aku memakai jurus 10 minute makeup. Tidak bisa seorang Carissa keluar rumah tanpa alis. Bisa matik lah aku.
Setelah itu aku buru-buru mengambil sebuah granola bar dan keluar kamar untuk menemui mereka.




Arjuna


Sepertinya dia akan telat. Hyang berdiri disebelahku dengan wajah ditekuk. Jika sudah begini, pasti dia akan marah nanti.

Dia datang. Dengan sedikit berlari.

Mulutnya terlihat menggigit sesuatu. Tangannya terangkat keatas untuk mengikat rambutnya.

Aku tidak bisa berkata-kata lagi bagaimana cara untuk menggambarkan betapa cantiknya dia saat itu.

Dia berbicara, aku tidak bisa mendengarkan apa itu. Aku hanya mengangguk. Tatapanku masih tidak bisa lepas darinya, begitu juga pikiranku yang belum berfungsi dengan baik.






Hyang


Luar biasa sekali ya gadis ini. Kalau bukan karena perintah ayahanda pasti sudah kutinggalkan dia.

Aku mendengar derap langkah kaki. Aku menoleh, gadis itu. Dia berjalan kearah kami, wajahnya memerah karena berlari dan terik sang surya mungkin? Tangannya bergerak-gerak keatas untuk mengikat rambutnya. Selama beberapa saat aku dibuat terkesima olehnya. Dia benar-benar..

"Sudah lama ya? Maaf ya, kamu jadi nunggu aku gini."

Pikiranku langsung tersadar ketika pertanyaannya hanya ditujukan kepada Arjuna, sekali lagi saudara-saudara, aku seperti tidak dianggap berada disana olehnya.

"Berangkat sekarang? Mana kudanya?"

Arjuna terlihat gugup menjawabnya, "Kami cuman membawa 2 kuda."

Gadis itu menatap Arjuna dengan bingung, "And then? Terus kenapa?"

"Kamu bisa berkuda bersamaku." Arjuna menjawab dengan ragu-ragu.

"Kenapa aku harus berkuda denganmu? Kenapa tidak kamu saja yang berkuda dengan.. " Dia menggantungkan kalimatnya, bahunya terangkat sedikit seakan menunjuk padaku. Bahkan untuk menyebut namaku saja dia enggan, apalagi melihatku.

see you again, Wilwatikta. ─on goingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang