Awas lemon... Ini beneran hard lemon.......
Sakura tidak menduga jika dirinya akan digilir tiga kekasihnya. Kemarahan yang dirasakan ketiga pria itu membuatnya gelap mata hingga menghilangkannya akal sehat yang selalu menjadi kebanggaan para pria maka itu. Sakura sudah tidak tau berapa lama mereka bertiga menuntaskan hasratnya. Dia hanya tau ceceran cairan dari mereka bertiga yang mengotori sprei ranjang kamar hotel bercampur dengan darah perawannya.
"Hentikan... Aku lelah." Sakura memohon dengan suara lemah. Tubuhnya masih bergoyang mengikuti desakan dari kejantanan pria diatasnya. Rambut panjang pria itu jatuh di pundak kekarnya, tak lupa tangannya meremas kedua apel cantik Sakura.
"Kau menjalin hubungan dengan kami bertiga, jadi sudah seharusnya kau kuat melayani kami bertiga. Ck sial, kenapa masih sempit..." Hashirama berkata sambil mendesah menikmati liang sempit Sakura. Tangannya menggenggam erat paha Sakura agar membuka lebih lebar.
Tak lama kemudian Sakura berteriak keras ketika klimaksnya datang. Diikuti dengan Hashirama yang menyemburkan cairan cintanya di rahim Sakura. Pria itu langsung roboh di samping tubuh telanjang Sakura yang berkilau akibat dibasahi keringat. Tak lupa tanda merah yang menyebar dari leher hingga pangkal paha.
Pria berambut merah disamping Hashirama yang terlentang berdiri dan mengangkat tubuh Sakura ke sisi ranjang yang lain, setelah Hashirama kini gilirannya datang kembali.
Nagato yang pertama kali menerobos vagina tersegel Sakura membalik posisi wanita itu. Kini posisi Sakura yang menungging membangkitkan kembali hasratnya dan Utakata yang kelelahan. Pantat bulat dan besar itu langsung diremas dengan keras oleh Nagato, tamparan juga dilayangkannya pada pantat tak berdosa itu. Alhasil, cap tangan berwarna merah tercetak jelas di bokong Sakura. Utakata diam-diam mendekati Nagato yang tengah asyik dengan pantat Sakura.
Sakura berusaha bangkit, tapi Nagato menahan tangannya. Di bantu Utakata Sakura kembali tak berdaya.
"Apa yang kau lakukan, akh hentikan."Plak
" Hentikan..."
Plak
"Hentikan..."
Plak
Plak...Sakura menggigit bibirnya. Harus dia akui jika tamparan Nagato membuat hasratnya timbul kembali. "Bersiaplah sayang.."
"Kyaaa....
Sakura tidak menyangka jika Nagato akan menerobos lubang belakangan. Rasa sakit kembali ia rasakan.
"Sa..sakit..."
Utakata yang melihat itu memposisikan kembali tubuhnya di depan Sakura, meskipun kasihan tapi dia hanya membelai lembut pipi Sakura dan mencium bibirnya.
Nagato yang berada di belakang tubuh menungging Sakura mengerti keinginan Utakata. Lengannya yang besar dan berotot menarik pinggang Sakura hingga wanita itu berdiri dengan lutut yang ditekuk. Pada posisi ini membuat batangnya lebih masuk ke dalam tubuh Sakura.
"Kita main bertiga sayang, kau pasti akan menyukainya." Bisik Nagato di telinga Sakura. Pria itu menjilat daun telinga Sakura yang tengah linglung.
Mata Emerald Sakura membola ketika merasakan kejantanan Utakata menembus vaginanya kembali. Tubuhnya kini terdapat dua kejantanan pria yang menjadi kekasihnya selama ini.
"Akhhh tidak... Tidak..." Genjotan brutal mereka berdua membuat Sakura kelimpungan. Sakura tak sanggup , energinya terkuras habis, tubuh Sakura seakan tidak merasakan apapun. Lalu pandangannya kabur hingga kegelapan yang menyambutnya.
.
.
.
.
."Nona... Kau sudah bangun... Nona Sakura.?" Suara manis menyambutnya saat membuka mata. Dengan segera dia duduk di ranjang dan mencari-cari ketiga pria yang menghajarnya.
"Dimana mereka... Apa mereka yang membawaku ke sini...? Akh!" Sakura memegang kepalaku yang berdenyut. Rasa pusing menghampiri bersama dengan datangnya memory asing.
"Nona,nona...!" Pandangan Sakura kembali kabur. Dia pingsan untuk yang kedua kalinya.
Melihat nonanya pingsan untuk yang kedua kalinya, pelayan itu langsung memanggil tabib kembali. Pingsannya sang nona karena terpeleset di kolam teratai membuat Kizashi secara khusus menginstruksi menginstruksikan kepada penjaga untuk tetap berjaga di halaman paviliun bunga. Ini memudahkan pelayan untuk memanggil penjaga agar bisa menghubungi tabib secepat mungkin.Dalam pingsannya Sakura telah menerima berbagai ingatan seseorang. Seseorang itu adalah gadis berusia enam belas tahun, memiliki rambut pink dan bermata hijau emerald. Sangat mirip dengan dirinya hanya saja sorot mata dan wajah lembut itu begitu berbeda dengan dirinya yang bersinar dan seksi.
"Ugh..."
Sakura membuka matanya, di sampingnya berdiri pelayan yang tadi sempat memanggilnya. Lalu terdapat pria di balik tirai yang memegang benang yang terhubung dengan denyut nadi di tangan kirinya.'Jadi aku tidak bermimpi...' batin Sakura. Sakura cukup terkejut saat menyadari jika dirinya telah bermigrasi ke jaman kerajaan, juga lahir kembali ke tubuh gadis muda yang hampir mirip dengan dirinya.
Tiba-tiba sang tabib berdiri dan berbicara jika kondisi Sakura telah membaik, hanya perlu istirahat dan meminum sup gingseng beserta ramuan yang ia resepkan. Setelah itu sang tabib pamit undur diri.
Melihat tabib itu telah pergi, sang pelayan yang bernama Fu langsung bersujud di hadapan Sakura. Sambil menangis, Fu berbicara sambil memohon kepada dirinya.
"Nona, mohon tidak sedih karena pertunangan anda di batalkan oleh pangeran Sasuke. Saya yakin anda akan mendapatkan pangeran yang lebih baik." Fu berbicara sambil tersedu-sedu. Majikannya memang berhati lembut, penolakan seperti ini mampu membunuhnya tanpa mengambil darah.
Sakura mengingat kenangan yang ada di otak pemilik tubuh sebelumnya, ternyata mereka berdua mempunyai nama yang sama. Bahkan nama keluarga juga sama. Hanya sifat yang jauh berbeda dengan pemilik tubuh asli.
'Rupanya pangeran bernama Sasuke telah membatalkan pertunangannya dengan pemilik tubuh sebelumnya,eh?'
Sakura memang tau jika reputasi merupakan hal nomer satu bagi wanita jaman kuno. Tetapi pangeran bernama Sasuke begitu tega memutuskan pertunangan, membuatnya tidak mempunyai wajah untuk ditunjukkan di depan umum. Hal inilah yang membuat Sakura yang dulu bunuh diri di kolam teratai dan menyebabkan jiwanya mati.
"Aku telah merepotkanmu karena membuatmu khawatir, Fu ."
Fu bukannya berhenti menangis malah semakin berteriak dan membenturkan kepalanya ke lantai. Dengan segera Sakura menahan tubuh di Fu agar tidak melukai dirinya sendiri."Baiklah, aku tidak akan menyakiti diriku lagi, kau bisa tenang." Akhir kata di Fu berhenti menangis dan menghapus air matanya.
'Apakah wanita jaman dulu seperti kran air, mereka begitu mudah menangis dan berhenti. Bahkan aku yang seorang artis sekaligus model tidak mampu seperti itu."
"Ehem, Fu aku lapar. Bisa kau bawa makanan ke kamarku?" Sakura perlu berpikir tenang, keberadaan Fu akan menganggu konsentrasinya.
'Jika aku bermigrasi ke jaman ini, bagaimana nasib tubuhku yang dulu...?' Sakura membayangkan tubuhnya yang tengah digarap oleh Nagato dan Utakata tiba-tiba tak bernyawa. Apa yang selanjutnya terjadi pada tubuhnya dan mereka?
"Awas saja jika mereka membuang tubuhku di jurang, atau menenggelamkannya ke laut... hik hik itu terlalu menyedihkan...." Sakura memegang rambutnya dan menariknya frustasi.
"Mereka bertiga memang gila, bagaimana mungkin para kekasihku itu menggilir ku hingga aku tewas... Ini tidak lucu jika namaku muncul dengan head Line news *Sakura, model dan artis terkenal tewas di ranjang.*"
Sakura semakin kesal jika mengingat ulah mereka."Huft... Sabar sabar, aku tidak mau mati untuk kedua kalinya."
"..."
"Ngomong-ngomong ini jaman kerajaankan? Berarti para pria di sini adalah penjantan legendaris yang mempunyai istri dan selir." Wajah Sakura memucat.
" Apa!!, ini tidak bisa dibiarkan.. aku yang mempunyai tiga kekasih CEO perusahaan raksasa harus berbagi pria. Kiss my ass."
KAMU SEDANG MEMBACA
Rebirth To Be A Princess√√
FanfictionSakura Haruno tiba-tiba bertransmigrasi dengan menyebrang waktu kembali ke jaman kerajaan. Dari gadis playgirls harus menempati tubuh putri pejabat tingkat rendah. Menarik semua pria tampan yang membuatnya mati-matian menghindari mereka. "Aku tidak...