Seorang gadis cantik berdiri di depan pintu apartemennya. Dia mengangkat lehernya membiarkan pria tampan bersurai hitam panjang dan lurus terus mengeksplorasi kulit putih yang seindah mutiara.
" Kau harus bekerja hari ini Hashirama sayang, ah."
Pria bernama Hashirama masih tidak melepaskan cumbuannya malah langsung menuju bukit kembar yang hanya tertutupi lingerie merah menyala.
"Waktunya tidak sempat, sayang,ehm."
"Sial, padahal sedikit lagi aku bisa menjadikanmu milikku seutuhnya, terkutuklah semua pekerjaan itu." Akhirnya Hashirama menghentikan cumbuannya. Sakura menatap geli kekasihnya yang ke dua itu. Dia memang mengijinkan para kekasihnya making out tapi tidak untuk menembus vagina tersegel nya. Baginya itu hadiah spesial bagi pemenang hatinya.
"Baiklah, aku harus pergi rapat." Hashirama mencium bibir seksi Sakura kembali dan membuka pintu apartemen Sakura. Gadis itu hanya menyeringai sambil melambaikan ciuman jauh untuk pria mapan itu.
Sesaat kemudian Sakura melirik jam tangannya. Dia hampir memekik melihat waktu yang ditunjukkan jam tangan bertahta berlian hadiah dari Hashirama.
"Ck, sial aku terlambat... Pasti Nagato sudah menungguku.
Sakura dengan cepat meraih dress one piece yang berguna untuk menutupi tubuhnya.
Dress warna hitam berkilau dengan bahu terbuka menambah kesan seksi pada tubuhnya yang terawat. Dengan segera ia meraih kunci mobil dan menuju lift."Merah seksi aku datang..."
Sakura dengan semangat melakukan mobilnya menuju tempat Nagato. Sakura sangat menyukai pria berambut merah yang berwajah dingin itu. Sorot mata amesty miliknya selalu bisa memikat perhatiannya.
Sedangkan di ruang penthouses di pusat kota, Nagato hanya mengenakan jubah rumahannya. Meskipun simple tapi bahan dan kualitas kain yang ia kenakan bukanlah bahan murah.
"Sudah terlambat tiga puluh menit..." Gumannya. Sesaat kemudian suara pintu di buka menarik perhatiannya. Munculah sosok gadis yang ia anggap jelmaan peri. Nafas Sakura terengah-engah karena berjalan cukup cepat dari lift ke penthouses milik Nagato. Dadanya naik turun membuat Nagato gemas untuk segera melahap nya melahapnya.
"Maafkan aku.. aku terlambat karena-" ucapan Sakura terpotong ciuman Nagato. Sakura bahkan belum menenangkan nafasnya yang memburu.
"Nagato... Aku masih butuh bernafas..."
"Oh..." Sakura memekik saat Nagato merobek dress mini yang menampilkan lekuk tubuhnya. Ciuman demi ciuman Nagato membuat Sakura memanas.
'Kenapa hari ini mereka begitu tidak terkontrol.' batin Sakura. Awalnya Hashirama yang hampir kehilangan kendali, sekarang Nagato sang kekasih polosnya. Sakura jadi enggan menemui kekasihnya, Utakata. Dia takut jika kekasih pertamanya itu juga lepas kontrol.
"Sayang, kenapa kau jadi lepas kontrol... Ada ada apa dengan mu..." Nagato agak terkejut ketika Sakura menegur. Dia juga tidak habis pikir kenapa bisa lepas kendali.
"Aku ingin kau menjadi milikku, Cerry."
Sakura menatap datar kekasih ketiganya."Pasangkan cincin untukku di jari mansnku dan kau akan memilikiku." Ucap sakura santai. Nagato yang mendengarnya mendengar itu sedikit menegang. Dia memang tidak bisa menikahi Sakura tapi dia juga tidak mau kehilangan sakura. Inilah yang membuat Sakura senang bermain dengan pria tampan dan kaya. Dan membalas mereka dengan mempermainkan emosi dan libidonya sekaligus mengeruk kekayaan para kekasihnya yang fantastis. Bukan harta sebenarnya yang dia inginkan tapi cinta yang tulus. Sayangnya para kekasihnya takut menentang klan Taifun yang tidak segan-segan mencoret mereka jika tidak menikah dengan wanita yang di jodohkan tetua klan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rebirth To Be A Princess√√
FanfictionSakura Haruno tiba-tiba bertransmigrasi dengan menyebrang waktu kembali ke jaman kerajaan. Dari gadis playgirls harus menempati tubuh putri pejabat tingkat rendah. Menarik semua pria tampan yang membuatnya mati-matian menghindari mereka. "Aku tidak...