Kizashi menatap putrinya dengan bangga. Entah apa yang t
. terjadi pada putrinya, dan berkah surga dalam bentuk apa hingga membuat putrinya nampak bercahaya seperti mutiara. Kizashi memang memperlakukan Sakura seperti mutiara di tangan. Sayangnya dia tidak mempunyai kualifikasi sebagai pendamping pangeran yang hidupnya penuh dengan skema dan intrik mengerikan istana. Sakura terlalu pengecut dan tidak berbakat."Ayah mari kita berangkat."
Kizashi terkejutnya dan segera menenangkan diri."Benar, kita akan membatalkan pertunangan keji itu." Kizashi mengangguk dan mengibaskan tangannya.
Kereta merekapun berangkat. Sakura sempat menaikkan sedikit tirai kereta untuk melihat kondisi ibu kota pada jaman dahulu. Ini Benar-benar mirip dengan suasana lokasi syuting saat dirinya membintangi drama televisi bertema kolosal.
Pengadilan pagi telah selesai, kini saatnya Kaisar Fugaku menginstruksikan beberapa hal pada para Kasim di istana. Lalu ia beralih pada pangeran Sasuke yang maju untuk memohon sesuatu.
"Yang mulia, pangeran ini ingin mengajukan permohonan pembatalan pertunangan dengan putri pejabat tingkat tujuh, Kizashi Haruno." Wajah tampan itu dingin dan tanpa ekspresi. Tidak ada emosi yang terkandung di dalam suaranya saat mengucapkan permohonan itu. Itu cukup membuat beberapa pejabat kedinginan karena takut.
"Bagaimana menurutmu Kizashi?" Fugaku melihat Kizashi yang berdiri tegar. Meskipun sorot matanya penuh emosi tapi dia berhasil mempertahankan ketenangannya.
"Jika ini yang dikehendaki oleh pangeran Sasuke, maka terjadilah." Ucap Kizashi tenang.
Tentu saja ucapannya menimbulkan bisik-bisik di kalangan pejabat yang hadir. Namun ia tetap mengangkat wajahnya bangga.
"Yang mulia Kaisar. Ini adalah menyangkut reputasi seorang wanita, sangat kejam jika hal itu dilakukan tanpa persetujuan sang gadis." Kakashi maju mencoba menghentikan pembatalan pertunangan. Dia prihatin dengan keadaan sang gadis jika reputasinya hancur dan terancam tidak bisa dinikahi oleh bangsawan lain.
"Yang mulia dan gubernur kakash tidak perlu cemas, putri hamba sudah hadir di istana dan menunggu dipersilahkan maju ke pengadilan istana."
Naruto selaku menteri pertahanan cukup terkejut mendengar percakapan Kizashi. Ini seperti mereka yang berniat membatalkan pertunangan jika pangeran Sasuke tidak melakukannya.
"Jika demikian panggil putri pejabat tingkat tujuh hadir." Genma langsung memanggil Sakura. Moment itu bertepatan dengan munculnya permaisuri Mikoto. Dia telah mendengar permohonannya pangeran Sasuke, dan langsung terburu-buru datang ke pengadilan istana. Diikuti para putri dari bangsawan kerajaan Awan. Kebetulan hari ini permaisuri mengundang para putri untuk pesta minum teh sekaligus menikmati mekarnya bunga ceri.
"Salam yang mulia, permaisuri ini mendengar jika pangeran kedua mengajukan pembatalan pertunangan?"
Fugaku menghela nafas." Itu benar."
Mikoto sedih dan menatap pangeran Sasuke dalam.
"Pangeran, apakah kau yakin dengan niatmu." Tangan halus Mikoto mencengkeram sapu tangan sutra miliknya. Dia merasa sedih karena tidak bisa membalas Budi, justru menyebabkan putri dari ppejabat Haruno malu.
"Ini sudah menjadi keputusan saya,"
"Kau..." Mikoto ingin meledak karena marah, tapi suara dari Kizashi mengurungkan niatnya.
"Mohon yang mulia permaisuri tenang. Ini juga menjadi pertimbangan putri saya."
Suara pengumuman dari luar menghentikan adu argumentasi mereka. Nampak seorang gadis bermata hijau dengan anggun memasuki pengadilan istana. Gadis itu nampak bercahaya diterpa cahaya lembut lilin. Membuatnya nampak halus dan lembut seperti giok yang diasah dengan baik. Cara berjalan yang tegak lurus, tangan yang dilipat kedepan membuat Sakura memiliki keagungan sendiri.
Para pejabat dan putri yang hadir nampak tercengang. Mereka tidak percaya jika gadis yang berjalan didepannya adanya gadis pengecut yang selalu menundukkan kepalanya.
"Semoga yang mulia dan permaisuri panjang umur..."
Sakura segera menekuk lututnya sekilas untuk memberi hormat.
'Huh, aku sudah berakting puluhan drama kolosal, hal seperti ini sangat mudah bagiku.' Sakura tersenyum tipis.
Sesaat matanya menangkap pria berpakaian biru gelap, wajahnya dingin tapi dominan dengan wajah yang penuh dengan garis kecantikan. Mahkota emas berhias mutiara di kepalanya.
'Sungguh, tampan, pantas saja pemilik tubuh sebelumnya tergila-gila dengan pangeran itu. Tapi, aku disini akan membuat mu menjadi bahan tertawaan. Aku akan tidak akan menderita sendiri." Batin Sakura.
"Sakura, apa kau menerima pembatalan pertunangan dengan Pangeran Sasuke?"
"Hamba menerima."
"Baiklah. Dengan demikian aku memutuskan pertunangan kalian mulai saat ini."
Sakura menerima gulungan dekrit pembatalan pertunangan dengan Pangeran Sasuke. Diantara yang hadir, Karin, putri dari bangsawan Uzumaki adalah yang paling bergembira. Awalnya dia sangat membenci Sakura Karena ikatan pertunangan dengan Pangeran Sasuke.
Tapi setelah dekrit ini dia bisa menjadi istri utama pangeran Sasuke. Begitu pula putri yang hadir dan tanpa ikatan pertunangan. Merekapun bersyukurlah ini karena pertunangan ini dibatalkan.'Oh tidak, aku telah menyuruh kasim secara tidak sengaja menjatuhkan sikat tinta pada Sakura...' batin Karin. Sebelumnya dia selalu menyerang Sakura untuk mempermalukan gadis merah jambu itu. Tapi sekarang dia tidak melakukan hal itu lagi.
Tapi terlambat, kasim yang memegang sikat tinta berpura-pura tersandung dan menjatuhkan alat tulis itu pada Sakura yang sedang berlutut. Melihat alat tulis dan botol tinta yang menuju ke arahnya. Sakura yang menguasai tarian ballet langsung beraksi. Gerakannya begitu luwes hingga bisa menempatkan alat tulis itu pada nampan tanpa tercecer sedikitpun di lantai. Itu membuat para penghuni pengadilan istana tercengang. Dengan anggun Sakura kembali berlutut sambil memegang tinta.
Karin yang awalnya tidak mengharapkan ini, hingga begitu khawatir jika pangeran Sasuke-kun Sasuke akan tertarik dengan gerak tubuh aneh Sakura. Dengan cepat dia membuat rencana mempermainkan Sakura.
"Betapa ceroboh kasim ini, segera beri pukulan di luar istana."
"Mohon ampun yang mulia..." Kasim ini berlutut dan menangis. Ia mengharapkan pertolongan Karin untuk menyelamatkan diri.
"Mohon yang mulia jangan marah. Bukankah dengan insiden kecil ini kita akhirnya tau jika nona Sakura memiliki bakat menari." Karin diam-diam mendorong Sakura untuk menari. Dia sudah tau betapa buruknya Sakura dalam karya seni, sehingga dia bisa mempermalukan Sakura.
"Tapi..." Permaisuri sudah hendak menolak usulan tersebut. Sayangnya, keponakannya, Hinata ikut mendukung ucapan Karin.
"Yang mulia, bukankah kita sebaiknya memberi kesempatan nona Sakura untuk unjuk kebolehan." Ucap Hinata. Dia tidak senang karena Sakura menjadi sorot perhatian pada saat ini. Apalagi melihat bangsawan Naruto tidak berkedip melihat Sakura. Membuatnya turut mendukung rencana licik Karin.
Kizashi langsing langsung maju kedepan.
"Yang mulia, putri hamba baru pulih dari sakit, dia tidak bisa melakukan hal berat.""Anda begitu khawatir tuan Kizashi. Padahal kami semua baru saja melihat gerakan lincah nona Sakura." Cemooh Shion. Dia memang dekat dengan Karin.
""Sakura aku rasa aku harus merepotkan mu untuk menghibur kami saat ini."
"Tapi..." Ucapan Kizashi berhenti karena Sakura memegang tangannya dan tersenyum tipis.
"Maka tolong maafkan jika hamba ini kurang memuaskan permaisuri."
Sakura yang mengucapkan itu nampak begitu percaya diri. Ini memang niatnya menyelesaikan skor nya dengan Sasuke. Sama-sama dicap kehilangan.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Rebirth To Be A Princess√√
FanfictionSakura Haruno tiba-tiba bertransmigrasi dengan menyebrang waktu kembali ke jaman kerajaan. Dari gadis playgirls harus menempati tubuh putri pejabat tingkat rendah. Menarik semua pria tampan yang membuatnya mati-matian menghindari mereka. "Aku tidak...