Hajimemashite

4.4K 323 24
                                    

Hari ini aku berlari menerobos hujan yang bisa dibilang deras -sangat deras. Aku benci hujan. Hujan selalu membuatku basah, kedinginan, dan berantakan.

Kalau saja mama tidak memaksaku begini, aku tidak akan nekat di tengah hujan begini dan memilih untuk tidur di kasur kesayanganku atau menonton film disney dengan secangkir cokelat panas.

Hahaha

Haha

Ha

Hanya jadi bayanganku saja. Nyatanya sekarang aku harus mengajari bahasa Perancis anak teman mama. Huft!

Nah sampai juga aku di sini. Di rumah bernuansa minimalis yang berada beberapa blok dari rumahku.

"Ah iyaa."

Aku memeras ujung kemejaku yang basah saat suara dari dalam rumah menjawab pencetan belku tadi.

"Selamat sore," sapa anak laki-laki di depanku.

Baru mau kubalas sapaannya tapi aku malah terdiam.

Bukan, maksudku terhipnotis dengan senyum manis anak ini.

Hei hei sadarlah diriku yang lemah!

"S-sore," balasku.

Aku ini memang orang yang kikuk dengan orang baru. Dan sekarang malah makin gugup berhadapan dengan si manis ini.

"Kakak yang mau ngelesin aku ya?" Aku mengangguk cepat. "Masuk masuk, Kak," lanjutnya tidak lupa tersenyum di akhir kata.

Tolong katakan di mana tiang terdekat, aku butuh pegangan agar tidak ambyar di tempat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tolong katakan di mana tiang terdekat, aku butuh pegangan agar tidak ambyar di tempat.

**

Setelah masuk ke rumahnya aku disuguhi teh gingseng dari Tante Takata -pemilik rumah ini- katanya untuk menghangatkan badan.

Aku selalu suka kedatangan Tante Takata ke rumah karena dia selalu membelaku saat mama sendiri menggosipkan yang tidak-tidak tentangku. Yah bagaimana lagi, ibu-ibu kan tidak pernah kehabisan topik untuk setiap gosipnya.

Selain itu, Tante Takata ini selalu membawa stroberi saat panen dari kebun miliknya di prefektur mana ya aku lupa. Pokoknya stroberinya juara.

Eh, ini kenapa jadi ngomongin Tante Takata ya?




"Kakak bener ga mau ganti baju dulu?" Ini anak tante Takata. Aku belum kenalan sih tapi muka mereka mirip. Ia menghampiriku dan membawa satu selimut tebal yang terlihat lembut.

"Ga perlu, nanti juga kering sendiri."

Aku baru saja mau meletakkan cangkirku saat tangan putih anak Tante Takata sudah melingkarkan selimutnya ke badanku yang basah.

Oke kalau begini, tanpa selimutpun aku sudah menghangat.

"Makasih ... "

"Mashiho, Takata Mashiho," ucapnya mengulurkan tangan masih dengan seulas senyum andalannya.

Aku segera menjabat tangannya dan ikut tersenyum, "Hajimemashite,"

Ah senyum Mashiho ini menular ya? Kenapa aku tidak bisa berhenti tersenyum dari tadi?


















*****

misi paket~siapa tau mau buka juga yg lain hihi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

misi paket~
siapa tau mau buka juga yg lain hihi

Ma-shihoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang