F r i e n d

1.1K 130 9
                                    

"Bun, kita jalan dulu ya," pamit Mashiho pada bundanya satu itu.

Aku jelaskan, jadi Mashiho sempat mengeluh bosan belajar dalam rumah alhasil dia membujuk Tante Takata untuk memberi izin ke luar.

Kita pakai sepeda satu milik Mashiho sendiri dan aku pakai milik Tante Takata.
Yang katanya ingin ke perpuatakaan nyatanya sekarang sepeda Mashiho berbelok ke arah alun-alun.

"Mashiho!" panggilku saat sepeda Mashiho terparkir di pinggir alun-alun.

Yang dipanggil cuma haha hehe.

Mulai sekarang kesan pertamaku tentang Mashiho si anak 'baik-baik' mulai luntur. Lihat sendiri dia punya sisi bandel yang dengan berani berbohong pada bundanya.

"Kenapa ga ke perpus?"

"Laper kak dan ya ampun masa aku belajar terus. Laper tambah bosen itu bikin mood jatuh," jelasnya.

Iya iya terserah Mashi. Dia terlalu menggemaskan untuk dimarahi.

Dia kembali menelisik barisan stand jajanan yang ramai sejak matahari condong ke barat.

"Itu kak di sana takoyakinya paling enak."

Mashiho setengah berlari kegirangan. Dia berjalan cepat -sekali.

Ah kemana dia tadi? Kerumunan orang di depanku membuatku kehilangan jejak Mashiho. Sial sekali.

"Kak!"

Eh, Mashiho sudah di sampingku, menarik pergelangan tanganku dan berlari bersamanya.

Mashiho umurmu berapa sih? Kenapa kelakuannya kekanakan seperti ini?


Mashiho berhenti dan mulai memesan.

"Pak takoyaki ti- eh Hii-chan!"

"Hn? Mamo?"

"Hii-chan!"

"Hii-chan!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mamo!"

"Waaahhhh!!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Waaahhhh!!"

Dan adegan selanjutnya adalah mereka berhadapan, meloncat-loncat, dan bertepuk tangan.

Astaga mereka seperti teletabies.
Tolong setelah ini jangan berpelukan atau aku pura-pura buta saja. Aku tak habis pikir, anak zaman sekarang makannya apa sih? Kenapa mereka tumbuh tapi tidak berkembang juga?!

"Em.. ha-hai! Hajimemashite," Aku mencoba menyapa anak chubby tadi sekaligus menghentikan kelakuan konyol mereka.

"Hajimemashite," sedetik kemudian anak perempuan yang dipanggil Hii-chan ini meminta penjelasan dari Mashiho.

"Ini kakak yang mengajariku bahasa Prancis dan kak ini Hitomi tapi aku manggilnya Hii-chan eh dia manggil aku Mamo katanya muka monyet kan nyebelin tetanggaku sekaligus temanku dari kecil ini. Kita tuh dulu sekelas terus loh dari TK sampe SMP tapi pisah pas SMA gara-gara dia pindah ke Korea coba nyebelin banget kan!"

Iya iya terserah Mashi.

"Aku bosen tau sama kamu terus." Ini Hitomi yang meledek sampai raut muka Mashiho berubah masam.

"Hii-chan!"

"Hehe iya maaf, kan aku cuma ikut exchange tiga tahun."

" ... "

"Mamo jangan ngambek, jelek ih."

" ... "

"Yaudah kalo diem mulu berarti ga mau ini takoyaki lima kotak."

"Hii-chan emang yang paling cantik! Sayang Hii-chan!"

"Cuih!"

"Hahaha.."




















Oh lupakan saja aku, aku adalah pohon di pinggir jalan.



***



















"Kak fotoin kita dong!"

"Kak fotoin kita dong!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ma-shihoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang