Apa yang kita miliki akan menjadi milik kita walau terlihat seperti meninggalkan《Anindira Mysha Fazira 》
Seorang gadis yang tertidur pulas di kamar yang begitu luas. Sang mentari mulai tersenyum menyapa dunia pagi menyelinap memasuki jendela.
Anindira Mysha Fazzira perlahan membuka kedua matanya,setelah mengumpulkan seluruh nyawanya iapun menuju kamar mandi untuk melaksanakan ritualnya setiap pagisebelum berangkat sekolah."Bik sriiii,kapan datangnya? " terkejut dengan kehadiran pembantunya, dira kemudian duduk untuk menikmati sarapannya yang disediakan bik sri
"Bibi datang subuh tadi non,cuma nggak tega liat non dira lagi tidur pulas" Jelasnya
"Bik makan ya temani dira" ajak dira dengan wajah memelas
Semenjak kedua orang tuanya meninggal,dira memutuskan untuk tinggal di apartemen ayahnya sedangkan bi sri selalu datang sekedar menjenguk keadaan anak majikannya itu
"Yaudah,cepat habisin nanti terlambat kesekolahnya,nanti bibi pulang kerumah ya? kan ada non dara sama den diro" Bi sri menduduki kursi dihadapan dira.Dira hanya membalasnya dengan senyum dan anggukkan kecil
Dira tak henti hentinha tersenyum setelah mendengar cerita dari Bi Sri tentang keadaan saudaranya dirumah yang sehat dan sudah kembali seperti semula,walaupun ada terselip luka didalamnya ketika mereka bahagia karena kepergiannya.
"Non kenapa tidak pulang aja kerumah?,jadi pergi sekolahnya kan bisa ber 3 lagi sama yg lain.Lagian kejadiannya sudah 2 tahun yang lalu" bujuk sri agar dira kembali kerumahnya
"Janganlah bik kalau dengan tidak adanya dira bisa ngilangin luka nya dara dan bg diro,dira ikhlas"
Melihat dira yang sudah tertunduk sri langsung memeluk gadis itu mencoba menenangkannya.
"Sebenarnya aku tak rela tapi jika itu yang terbaik aku harus belajar merelakan.Apa yang kita miliki akan menjadi milik kita walau ketika terlihat seperti meninggalkan" batin dira
*****
Adam Haidar Gunvina seorang ketua osis di SMA Tunas Bangsa terkenal pintar dengan otaknya dan ketampanannya juga tapi sikapnya begitu susah ditebak.Adam sangat disukai oleh siswa siswi disekolahnya begitu pula dengan guru guru yang sangat menyukai sifat dan kepintaran adam tidak salah jika laki laki itu patut menjadi Ketua Osis.Banyak perempuan yang mengejar dan mengidamkannya baik adik kelas,teman seangkatan maupun kakak kelas.Tapi dia tidak mempetdulikan hal itu.
"Gimana dam?" Tanya ayahnyasambil menyeruput kopi
"Apaan yah? Osis? Bagus semuanya berjalan lancar prorgam kerja adam juga sudah didukung dan disetujui oleh..." kalimatnya terhenti karena telah didahului sang ayah
"Bukan" potong gunawan
Adam hanya memgeryit kebingungan tidak menherti maksud sang ayah
"Kamu itu ya organisasi terus ,udah besar gini nggak ada niatan cari pacar" jelas bunda vina
"Kamu mau jadi perjaka tua?" Lanjut sang ayah menggoda
" udah ada" jawabnya singkat membuat kedua orang tuanya menatap mencoba meminta penjelasan dari adam
"Pacar?" Tanya bunda penasaran
"Bukan,calon" ucapnya santai kemudian pamit mencium punggung tangan vina dan gunawan yang masih menggeleng atas jawabannya
****
Suasana kantin hariini sangat ramai seperti biasanya.Suasana riuh terdengar hingga luar kantin.
" raa?" Yuli memecah keheningan diantara mereka bertiga
"Apaan?" Tanya dira bingung
"Noh!" Sambil menunjuk kepojok kantin,disana terdapat Adam bersama teman temannya tampak juga disana ada keberadaan abg dan adknya
"Kenapa?" Tanya dira polos
"Itu si dara nempel terus kemana abg lo ikut apa dia suka sama adam ya?" Tuduh sheila
"Udahlah, sama sekali gk ada urusan sama gue" dira kembali melanjutkan makannya
Kedua sahabatnya hanya mendengus kesal dengan sikap dira
Dari kejauhan sepasang mata tak henti hentinya melirik kearah gadis yang sedang menikmati makan tanpa menghiraukan sekitarnga
"Lo cantik dan lo beda tapi sampai saat ini gue gak bisa deketin lo lebih tepatnya nggak berani" batinnya
"Woy" senggol dafa membuat lamunan adam buyar
"Hmm?" Tanya adam bingung
"Lo lagi liatin siapa? Dira?" Kepo danu
Adam hanya bersikap acuh atas tudhan teman temannya walaupun tebakannya tepat.
"Cieee" ucap teman teman adam bersamaan
Dara menatap dira penuh kebencian sedanhkan diro tidak memusingkan hal itu bagaimanapun dira juga
adiknya walaupun ada rasa benci yang bersarang dihatinya
KAMU SEDANG MEMBACA
Alone
Teen FictionSaat memilih hidup di dalam kesendirian, bukan tak mampu untuk kebersamaan. Akan tetapi, ketakutan akan kehilangan menjadi sebuah alasan Sebab aku yang sudah terbiasa dengan jarak dan kesendirian, maka rindu dan sesak sudah terbiasa untukku, bahkan...