4 - Rindu

727 28 1
                                    

"Kubisikkan suara hati pada angin.Menembus langit yang tak lagi biru,bahwa aku rindu"

《Anindira Mysha Fazira》

Rintik hujan mewakili rindunya pada seseorang. Pikirannya terbang jauh menembus awan gelap. Termenung di balik jendela menatap tiap tetes air yang jatuh membasahi bumi. Sudah lama ia tidak bertemu dengan kedua orang tuanya

“Dia jauh di mata namun akan tetap dekat di hati dan juga doaku” bisiknya.

Malam yang begitu sunyi dan damai.

"Aku sudah tidak bisa membendung rinduku lagi. Namun aku sudah tahu, rindu ini tidak akan pernah sampai kepada kalian yang saat ini.Salam rindu dari saudaramu yang manis ini.Kubisikkan suara hati pada angin.Menembus langit yang tak lagi biru,bahwa aku rindu" lirihnya

Dinginnya malam. Ia resapi aroma cokelat hangat dalam gelas di genggaman tangannya, setelah itu ia sesap cairan manis tersebut sedikit.

Rasa yang begitu manis menyeruak masuk memanjakan lidahnya, menukik ke dalam rongga dalam tubuhnya, lalu menyebarkan sensasi menyegarkan ke seluruh tubuh dan membuatnya merasa lebih baik serta tidak kedinginan seperti sebelumnya.

Dira letakkan cokelat hangat yang sudah habis setengah gelas di dekat jendela kamarnya.Kemudian menatap layar ponsel.Senyum merekah di bibir tipis mungilnya.

Sekejap angin malam berhembus pelan memasuki kamarnya. Meniup tengkuk perlahan sehingga membuatnya merinding. Cepat-cepat ia menutup jendela kamar dan tirai biru .

Malam semakin larut. Matanya mulai terasa berat. Secara perlahan matanya mulai tertutup menuju ke alam mimpi. Kesadarannya telah hilang sepenuhnya.

*****

"Dek lo masih marah sama dira?" Tanya diro memecahkan keheningan diruang makan

"Kenapa nanya gitu? Jangan bilang abang udah mau maafin dia" balasnya penuh curiga

"Bukannya kita udah keterlaluan sama dia? Udah 2 tahun dia pergi" bujuk diro

"Udahlah bg,itukan keputusan dia.Karena dia orang tua kita pergi bg.Abang sadar nggak sih?" Bentar dara kemudian pergi menuju kamarnya

Flashback on

"Kak dala mau itu" gadis kecil memohon kekakaknya

"Yaudah iya tapi jangan banyak banyak ya dek,entar sakit gigi lagi" jawabnya dengan penuh kasih sayang

"Dala sayang kak dila" sambil memeluk ke dira

"Kakak bakal kasih apapun buat dara,asal dara senang"

Flashback off

Kenangan itu tiba tiba terputar dipikirannya air mata kini telah membasahi matanya.

"Gue benci lo kk,gara gara lo mama sama papa pergi.Kak adam orang yang gue suka juga lo rebut.Lo udah ngambil semuanya dari gue.Lo udah bohongin gue katanya lo bakal kasih apapun buat gue" Tangis dara memecah ruang kamarnya

Diro yang tadinya ingin masuk kekamar dara terhenti oleh kalimat yang menyatakan bahwa dara menyukai adam sahabatnya.

"Apa? Dara suka Adam" batinnya bertanya tanya

*****

Dengan mengenakan seragam Putih Abu-Abu, rambut yang telah tergerai. Lamunannya terbuyar saat dering yg bersumber dari hp nya.

“Ck” Dira berdecak lidah dengan merampas tas yang tergeletak di atas tempat tidur.
Langkahnya begitu cepat. Keluar dari pintu kamar. Melihat makanan untuk sarapan tertata rapi di meja makan. Namun, waktu yang kurang mencukupi menyebabkan ia tak sempat memakannya.

Saat dira keluar rumah Sebuah Mobil terparkir dengan seorang laki-laki tampan yang beberapa hari ini memenuhi pikirannya.

Saat di perjalanan hanya ada suasana hening yang terjadi sesekali adam melirik kearah dira sedangkab yang dilirik sibuk memainkan ponselnya.

"Nin?" Adam memulai obrolan

"Hmm" balasnya cuek fokus kelayar ponsel

"Lo tinggal di jakarta sendirian?,orang tua lo dimana?" Pertanyaan itu berhasil membuat dira terdiam mengalihkan pandangannya kejalan seperti menghindar pertanyaan adam

"Apa aku salah ngomong?,maaf" sesal adam menatap sendu ke dira

"Lo gak salah dam" jawab dira sambil senyum menatap ke adam

"Cerita aja kalo lo ada masalah,anggap aja gue sahabat lo.Gue bakal siap jadi teman curhat lo nin" sambung adam

"Buktiin ke gue kalo lo bisa dipercaya" tantang dira

"Oke,jadi kita sahabat?" Tanya adam

Dira membalas anggukan kepada adam,keduanya saling tersenyum menatap satu sama lain.

Di pagi yang cerah ini dira berharap semoga hatinya bisa secerah suasana pagi ini. Suasana kantin yang sangat ramai sejenak hening menatap kearah pintu masuk kantin terdapat empat sekawan yang merupakan most wanted sekolah

"Kok ganteng sih"

"Calon suami gue"

"Ya Allah sungguh indah ciptaanmu"

"Kapan gue ditembak sih kak

"Aku gak apa apa nikah muda"

"Tambah cinta gue"

Begitulah percikan yang keluar dari mulut anak perempuan yang berada dikantin.

Adam tampak memperhatikan setiap sudut kantin kemudian matanya berhenti di meja pojok yang terdapat seorang gadis bersama kedua temannya. Dia dan kawan kawannya pun segera melangkah

"Haii cantik boleh gabungkan" goda danu

"Eh boleh" jawab shela

"Playboy emang" cibir yuli

Mata dira bertemu dengan diro beralih ke adam kemudian dia mengacuhkan kembali makan

" Galak amat neng" sindir danu ke yuli

"Woy upil badak diam lo" cerocos farhat

"Lo upil buaya" balas danu

"Udah,udah" lerai shela

"Iya beb" ucap danu dengan nada dibuat manja

"Najis" sambung diro

Mereka tertawa sejadi jadinya melihat sifat danu yang senang menghibur begitupun dengan dira juga ikut tertawa yang tadinya tampak menghindar.

"Wahai waktu bisakah engkau berhenti sejenak? Dia sedang bersamaku.Aku ingin terus melihat senyumnya,aku takut rindu" batin adam

Vote and comen guyss💬

AloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang