"Hidup akan lebih mudah kalau kita memutuskan untuk menikmati apa yang dimiliki"
《Anindira Mysha Fazira 》
"Iya,sabar rara" lelaki dihadapannya tampak tersenyum menggoda
"Lo?" Dira terkejut dengan panggilan yang keluar dari mulut laki laki dihadapannya, tampak panggilan yang sangat tidak asing
"Juan?" Lirihnya
"Hmm" sambil menggerakkan alisnya
"Iyoo gue sahabat kecil lo,Juan Rivaldo" Sambungnya"Tega" ucapnya kemudian memeluk sahabatnya
Air mata keluar dengan derasnya,sosok yang ia rindukan selama ini.Juan Rinaldo sahabat kecil Dira sudah 10 tahun mereka tidak berjumpa karena Aldo pindah ke Singapura bersama keluarganya.
"Jelasin kegue,kenapa lo nggak pernah ngehubungi gue,kenapa lo pulang ke Jakarta lagi,kenapa nama lo Aldo" pertanyaan bertubi tubi keluar dari bibir mungilnya
"Lo ternyata gk hilang ya cerewetnya" goda Aldo
"Iih cepetan" paksa Dira
"Okeoke,jadi gue udah usahain cari kontak lo tapi gak ketemu karena lo udah gak tinggal di alamat yg lama,kenapa gue pulang? Karena bokap gue udah habis kontrak disana,dan nama panggilan gue? Karena gue pengen suasana baru ya nama baru dong jadi gak inget masa lalu terus" jelas nya sambil terkekeh jahil
"Ooh gitu,jadi mau ngelupain aku?" Sinis dira kemudian mencubit perut aldo
"Ampunn"
Keduanya tertawa penuh menghilangkan semua rindu yang terpendam.Mulai dari Aldo menceritakan hal hal konyol yang ia lakukan di Negara Tetangga hingga Dira menceritakan kejadian pahit yang menimpanya dan keluarga
"Ini nggak bisa didiamin ra,semua itu gk sepenuhnyasalah lo" protes aldo
"Terus,aku harus gimana? Aku harus marah marah juga? " Emosinya mulai memuncak
Melihat itu Aldo langsung menarik dira kepelukannya,mengelus lembut rambutnya seolah memberi ketenangan kepada gadis itu
"Rara dengerin lo harus bangkit,buktiin kalo lo itu gak rapuh,lo kuat percaya sama gue.Nikmati aja apa yang lo miliki sekarang walaupun gak semewah saudara lo itu" Aldo memberi semangat kepada sahabatnya itu
"Lo bener juan,hidup akan lebih mudah kalo kita memutuskan untuk menikmati apa yang kita miliki sekarang" sambil menatap dalam lelaki dihadapannya
"Senyum dong,rara juankan kuat" pujuk Aldo
Dira tersenyum lebar,melihatkan lesung pipinya membuat kecantikannya bertambah
"Yaudah yuk juan antar pulang" Aldo membimbing dira untuk berdiri
*****
flashback on
"Halo"
"Iya dira" Suara di seberang menjawab
"Ma dira kangen,pulang ya malam ini" bujuk dira
"Sayang mama sama papa besok pagi ya pulangnya soalnya udah malam" Jelas Indah mamanya
"Dira pengen tidur sama mama papa,dira nggak minta apa apa di hari ultah dira,cuma dira mau pas hari ultah dira,dira bisa bangun di pelukan mama sama papa" Bujuknya lagi
"Yaudah iya papa sama mama pulang,tunggu ya nak" Suara berat mengambil alih,suara milik hendra papanya
"Dira lo gak berlebihan? Ini udah malam" Protes diro
"Bodo ah" balasnya
flashback off
Dira kembali merutuki dirinya memutar kembali memorinya kejadian 2 tahun yang lalu dimana kecelakan Orang Tuanya terjadi.
Iapun memutuskan untuk tidur,merilekskan pikirannya seharian ini begitu kelelahan oleh pelajaran.
Drrrtthhh
Suara ponsel berdering,dengan cekatan ia mengangkat panggilan itu
"Apa?,enggak nggak mungkin" keringat bercucuran membasahi seluruh tubuhnya
"MA PAAA ENGGGAKKKK" Teriak dira memenuhi isi kamarnya
Pukul 01.20 dini hari ia terbangun dari mimpi buruknya.Ia mengambil benda berbentuk pipih kemudian menhubungi nomor teratas dilayar ponselnya
"Halo,dir kenapa?" Suara diseberang mengangkat dengan suara panik
"Dam gue takut" lirihnya
"Ada yang ganggu lo?" Tanya adam tambah panik
"Tadi gue mimpi hiks hiks" jelasnya sesegukan
"Dir lo nangis? Udah lo tenang ya itu cuma mimpi buruk.Sekarang tidur gue temenin sampe lo tidur ya" Bujuk Adam Lembut
Perlahan suara hembusan nafas terdengar samar ditelinga Adam yang menandakan gadis yang menelponnya tadi sudah tertidur,tapi ia belum berniat memutuskan sambungan telpon itu
"Lo udah ngebangunin tidur gue dir tapi gue ikhlas,bahkan gue bingung saat nomor lo ngehubungi gue,awalnya gue panik ternyata lo cuma mimpi" batinnya sambil tersenyum
Gimana Part ini?
Typooo? Sorry kalo banyak ya
Jangan lupa vote ya guysss tercintaa
KAMU SEDANG MEMBACA
Alone
Teen FictionSaat memilih hidup di dalam kesendirian, bukan tak mampu untuk kebersamaan. Akan tetapi, ketakutan akan kehilangan menjadi sebuah alasan Sebab aku yang sudah terbiasa dengan jarak dan kesendirian, maka rindu dan sesak sudah terbiasa untukku, bahkan...