KESEMBILAN: KONFLIK

12 4 0
                                    

Aku tak ingin tahu dia siapa kamu. Aku tak peduli. Karena aku hanya teman kamu.

*********

Saat Stella dan Safira akan pergi menuju kelas. Ada tangan yang menahannya. Tangan itu adalah tangan Jihan dan secara refleks menampar Stella.

"Salah aku apa?" Tanya Stella

"Ravin jadi berubah gara gara lo" ucap jihan terbata-bata

"Aku gaada hubungan apapun sama Ravin, kita cuman teman! Kalo ravin berubah kenapa nyalahinnya ke aku?" Ucap Stella.

Mereka terdiam. Kehabisan kata-kata.

"Kalo kalian benci sama aku. Benci karena dasar hal apa? Aku pernah buat kesalahan apa? Gara-gara aku Ravin berubah? Iya? Maaf aku sama Ravin cuman temen aja. Gada dasar hal lain,makasih" ucap Stella dengan halus

Mereka terdiam. Stella hanya memberikan senyuman begitu juga dengan Safira.

"Udah ra gapapa" ucap Stella.
"Iya"

Safira terkagum dengan sikap Stella yang sangat baik walau orang itu jahat kepadanya. Dia tahu dimana saat dia harus melawan.

M

ereka kembali ke kelas malah terlewat jam pelajaran.

Saat bel pulang Stella ditarik oleh Ravin. Padahal kata anak kelasnya Ravin tidak sekolah.

"Gue mau jelasin sesuatu sama lo" ucap Ravin

"Maaf vin aku nggak bisa" tolak Stella mentah-mentah

"Sebentar Stella"

"Yaudah"

"Jangan disini"

"Terus dimana?"

"Ikut gue"

Stella pun mengikuti Ravin menuju parkiran sebuah minimarket.

"Naik" ucap Ravin

"Nggak mau"

"Naik!" Ucap Ravin ngegas

"Iya"

Kemudian mereka pergi entah kemana. Di perjalanan juga salah satu dari mereka tak ada yang membuka suara.

Dan mereka sampai di salah satu kafe terkenal.

Stella pun mengikuti langkah Ravin. Mereka duduk di tempat yang terpencil.

Kemudian, Ravin menyodorkan buku menu ke Stella.

"Pesen" ucap Ravin

"Nggak usah makasih"

"Pesen gue bilang!"

Ravin kemudian memanggil waitres.

"Mau pesen apa?"

"Jus alpukat" ucap mereka berdua

"Wah kompak ya" ucap Waitres nya

Melihat tak ada respon dari keduanya. Waitres itupun berbicara.

"Hanya jus alpukat?"

"Iya" jawab Ravin

"Baik. Tunggu ya pesanannya"

Setelah waitres pergi. Ravin mencoba membuka suara.

"Stella kok diem?"

"Nggak kenapa-napa"

"Kenapanapa kan?"

"Sekarang mau ngomong apa? To the point aja Ravin"

"Gue mau jelasin sesuatu"

"Tentang?"

"Jihan"

"Aku mohon jangan sangkutpautkan aku sama jihan"

"Kenapa?"

"Enggak kenapa napa"

"Gue disini mau bilang bahwa gue sama Jihan cuman teman masa kecil aja"

" Aku gak mau dia siapa kamu. Aku gak peduli. Karena aku cuman teman kamu nggak lain Ravin" ucap Stella sambil meminum jus alpukatnya dan beranjak berdiri "makasih Ravin aku pulang. Mang gojek udah didepan"

Perlahan Ravin melihat punggung Stella mulai menghilang dari pandangannya.

"Gue bodoh. Gue siapanya dia?" Ucapnya sambil tertawa sendiri.

Kemudian Ravin pun kembali mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi ke rumah.

Sampainya ke rumah ada Jihan yang sedang mengobrol dengan mamanya.

"Halo ma" ucap Ravin sambil menghampiri mamanya tak peduli dengan kehadiran Jihan.

"Halo anak mama" jawab mamanya " say Hi sama Jihan dong sayang"

Tapi Ravin tak mendengarkan ucapan mamanya itu dan langsung pergi meninggalkan mama dan Jihan.

Sementara Jihan merasa hatinya panas. Sampai segitukah Ravin membencinya?

"Udah sayang maafin anak tante ya"

"Eh iya tante nggak apa apa. Mungkin Ravin capek"

"Iya, tadi juga dia gak sekolah katanya sakit kepala. Waktu tante pulang dari kantor dia udah nggak ada di kamar"

"Ohh gitu ya tante"

"Tante pikir dia jemput kamu. Tapi enggak ya?"

"Enggak tante"

Ravin yang terganggu melihat percakapan ibunya dengan Jihan dia segera turun ke bawah dan ingin sekali melumuri mulut Jihan dengan cabe.

"Ikut gue" ucap Ravin sambil menarik lengan Jihan kasar

"Ihh sakit ravinn" protes Jihan karena tangannya dicengkram sangat kuat

"Maksud lo apa?" Ucap Ravin sambil menunjukkan foto tamparan Jihan ke Stella.

"Aku benci dia"

"Kenapa lo benci Stella? Dia punya dosa apa sama lo?" Tanya Ravin

"Lo ga tau vin rasanya ditolak sama cowo yang gue suka" ucap jihan "dan gue rasa lo berubah banyak setelah gue balik. Dan gue yakin itu gara-gara dia"

"Lo mau tau gue berubah karena apa?" Tanya Ravin dan Jihanpun mengangguk

"Gue berubah karena lo juga. Dulu gue suka sama lo tapi apa? Lo ga ngehargain gue. Gue muak, gue berusaha buka hati sama orang. Inget Jihan dunia gue ga selalu tentang lo"

"Maafin aku"

"Udah telat Ji, gue udah kecewa. Sekarang lo mau anggep gue temen atau apapun gue terima. Tapi lo jangan sangkutpautkan Stella. Dia nggak salah. Masalah dia sama Sesyl lo juga jangan takut. Lo kasih tau nyokap lo perihal ini"

"Iya gue gabakal sangkutpautin Stella"

Saat Jihan menyelesaikan kalimatnya Ravin telah melesat ke garasi rumahnya untuk pergi ke suatu tempat.

"Tan dia mau kemana?"

"Nggak tau tante heran"

*******
Makin nggak nyambung ya:"
Votment guys!

Ini first story aku. Jadi maaf kalo ada salah kata di dalam cerita ini.

Kritik dan saran bisa kalian tulis di kolom komentar♡

Makasih semuanya♡

Saranghae♡,
Nanaca

[NHS1]Sang Percikan HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang