OKB ¦ 1

7.6K 1K 390
                                    

Pagi pagi yang cerah disertai dengan suara kicauan burung, tak membuat si pemilik burung—eh, ralat, maksudnya Ayah Ten— juga menunjukan raut wajah cerah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi pagi yang cerah disertai dengan suara kicauan burung, tak membuat si pemilik burung—eh, ralat, maksudnya Ayah Ten— juga menunjukan raut wajah cerah.

Baru aja Ayah mau pakai jas Giorgio Armani nya yang harganya setara sama motor matic keluaran terbaru, ehh Ayah dapet sms dari Bank.

Iya sih kalau sms nya SELAMAT ANDA MENDAPATKAN UANG SENILA 200 JUTA,
Nahh ini, malah dapet sms yang isinya tagihan kartu kredit udah di batas limit.

Ayah Ten otomatis langsung naik dong darahnya.

"Lucas!! Lucas!!" teriak Ayah dari lantai bawah.

Yang di panggil pun turun dari lantai dua sambil senyum-senyum sampe keliatan giginya.

"Kenapa sih ayah ku yang baik hati dan suka menabung di bank? Wah pantesan hari ini matahari bersinar sangat terang. Ternyata ayah pake jas baru. Eh ayah, sini Lucas benerin jas nya", kata Lucas sambil membenarkan letak jas si Ayah.

"Ya, ya, nih lengannya juga dibenerin." ayah Ten lalu nyodorin lengan jas nya ke muka Lucas yang tingginya jauh banget sama dia.

Sebenernya sih ayah agak bingung sama anaknya satu ini.
Postur tubuh ayah sama bunda enggak gede-gede amat. Malah ayah terkesan pendek kalau dibandingin sama bunda dulu. Bunda juga badannya enggak kaya Kingkong, tapi kenapa Lucas bisa tumbuh segede ini??

Apa karena dulu ayah sering kasih Lucas susu beruang yang ada iklan naga nya?

Plak

"Adoh Ayah?! Kenapa Lucas di tampol??! Untung bapak sendiri ya, kalo enggak-"

"Kalo enggak kenapa hah?!"

"Ehh, kalo enggak ya Lucas peluk. Hehe Lucas kan sayang sama ayah!" kata Lucas sambil peluk-peluk manja badan Ayah Ten.

"Minggir! Nggak sadar apa badan udah kaya Kingkong masih aja gelayutan. Jijiq!"

"Ayah, jahat!"

"Nggak usah drama kamu! Nih! Kenapa beli Mini Cooper hah? Nggak cukup punya Ferari?!" kata ayah sambil memperlihatkan ponselnya ke mata Lucas.

"Ayah, mon maap, ini saya nggak bisa liat loh," kata Lucas sambil menutup matanya yang kecolok sama hape si ayah.

"Oh iya, maap". "Nih! Jelasin ke ayah atau kartu kredit kamu ayah sita!" ancam ayah Ten.

"A anu ayah, aa itu em, anuu, hng,"

"Apa anu-anu?! Kamu nganu apa?!" ayah Ten mendadak ambigu.

"Lucas beli Mini Cooper soalnya gebetannya pengen naik Mini Cooper ayah!!", teriak Hendery si tukang ngadu yang ternyata ada di balik pantry dapur.

"LUCASS!!" ayah Ten murka.

"Eh hehe iya ayah," Lucas cuma bisa cengengesan.

"Kenapa beli Mini Cooper! Kenapa nggak sekalian beli Porsche!!"

Lucas melotot kaget. Dikira ayah mau marahin Lucas soal beli mobil baru, eh ini malah di marahin kenapa beli mobil murah.

"Kamu kalo beli yang mahal sekalian dong. Malu-maluin ayah aja!!"

"Yaudah Mini Cooper-nya Lucas jual lagi aja," kata Lucas pundung.

"Nggak. Ayah pake aja!" sambar si ayah dengan cepatnya.

"Idih!" kata Lucas dan Hendery bersama.

"Apaan? Ayah mau apa pake Mini Cooper?" tanya Lucas tidak terima.

"Mau kencan".

"Idih pake Mini Cooper, nggak malu apa?!" sindir Lucas yang masih pundung sama ayah.

"Ya nggak papa, pacar ayah lagi suka Mini Cooper".

Ayah Ten lalu membenarkan jas nya lagi dan berjalan menuju ke luar.
"Ayah tunggu, jam 9 malam ayah pulang, kunci mobil udah di atas meja ayah!".

"Dasar kalo bukan ayah udah gue potong burung lo!" Desis Lucas kesal.

"Ayahhh!! Burung ayah mau dipotong sama Lucas si malin kundang yang durhaka!!!" teriak Hendery yang mendengar mantera Lucas.

"Diem lo cepu!!".
"Ayahh!! Hendery makan coco crunch punya Ayahh!!", Lucas balas ngadu ke ayah.

"Ahh diem lo Kingkong!!".

Brakk

Pintu di dobrak dan munculah si Ayah yang tadinya mau masuk ke mobil, tiba-tiba masuk kembali ke dalam dan melihat mereka dengan mata berapi-api.

"Lucas, kalo kamu berani potong love bird ayah, ayah potong otong kamu!!— Hendery, kalo kamu makan coco crunch ayah, ayah tenggelemin kamu di ladang gandum!"

"Ampun Ayahhh!!"

"Pak! Pak Junedi!!" panggil ayah Ten tiba-tiba.

Lucas sama Hendery saling lirik.

Ini kenapa bapak-bapak satu tiba-tiba manggil pak Junedi, si tukang kebun.

"I-iya tuan?" tanya si pak Jun.

"Pak, kumpulin semua kunci mobil anak-anak. Taruh di plastik,— eh nggak-nggak, di paper bag aja. Sekarang pak!" titah ayah.

"Iya tuan," Pak Junedi langsung meluncur menjalankan tugas dari tuan rumah terhormat.

"Loh, loh, a-ayah? Kenapa?" Lucas langsung celingukan.

"A-ayah, Hendery nggak akan makan coco cruch ayah lagiiiiii!! Please!!!"

"A-ayah, Hendery nggak akan makan coco cruch ayah lagiiiiii!! Please!!!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tbc ia ia

Nah, sudah di lengkapi.

Next yuks cek part two :*

Dont forget to vote and comment

Bonus nih,

Ayah ten emuach  😘

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ayah ten emuach  😘

Orang Kaya Baru-WayVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang