SECOND FAMILY - TRIGGER (Gaku)

1.9K 101 1
                                    

Menjadi seorang anak Broken Home bukan merupakan hal yang diinginkan oleh setiap anak dalam sebuah keluarga.

Begitu pula aku.

Namun ketika mereka hadir dalam hidupku, aku kembali merasakan hal itu. Suatu hal yang disebut dengan ....

... Keluarga.

**************************

Sepi, gelap, sunyi, senyap, hening. Hanya itu yang terasa dalam malam yang penuh damai dan tentram. Di tengah gerimis malam, aku duduk terdiam. Termenung , menatap butiran air yang jatuh membasahi bumi.

Tak seorang pun tahu apa yang aku rasakan. Tak seorang pun tahu apa yang aku pikirkan. Hatiku berkecamuk rasa tak menentu, seolah terikat kenangan di masa lalu.

Bibirku tetap membesi saat potongan-potongan ingatan yang menyesakkan menari dengan bebasnya dalam kepalaku.

Aku masih teringat dengan sangat jelas. Ketika itu, dengan berat aku melangkahkan kakiku menuju aula sebuah gedung. Ibu meraih tanganku lalu dipegangnya erat-erat seolah ia berusaha menegarkanku menghadapi semua ini. Dengan sangat enggan, aku mengikuti langkah Ibu memasuki ruangan yang sangat megah itu. Setetes air bening menggenang di sudut mataku, namun aku mencoba menahannya agar tak jatuh di pipiku. Aku telah berjanji pada diriku sendiri, bahwa aku tidak akan pernah meneteskan air mataku untuk lelaki pengkhianat itu. Aku sadar tak seharusnya aku bersikap seperti itu, namun kekecewaan yang begitu dalam membuatku sulit untuk memaafkannya, amat sangat sulit.

Keluarga yang utuh, mungkin hanyalah sebuah bayangan bagi anak yang menjadi korban perceraian.

Inikah yang harus anak terima? Perceraian? Sejak kecil aku selalu bertanya pada Ibu, apa yang terjadi, kenapa ayah pergi, tapi Ibu tak pernah mau menjawab, Ibu selalu bercerita semua yang baik tentang Ayah. Lihat, Ayah, betapa tidak tahunya Ayah bahwa Ayah telah meninggalkan malaikat seperti Ibu.

Ibu mencintai Ayah sepenuhnya, Ibu menerima Ayah apa adanya, tetapi Ayah, dia begitu kejam melukai Ibu. Ini bukan lagi soal pacaran yang bisa putus begitu saja. Ini tentang sebuah pernikahan, dan aku pun telah menjadi buah cinta mereka. Tetapi begitu mudahnya Ayah hancurkan segalanya.

Bukan cuma perasaan Ibu, tetapi kehidupanku. Inikah arti anak baginya? kehancuran cinta Ayah pada ibu berakibat hancurnya juga kehidupan anakmu, Ayah. Seharusnya Ayah tahu itu.

Sampai kini aku beranjak dewasa, aku mulai menemukan semua jawaban pertanyaanku semasa kecil. Kenapa ayah pergi meninggalkan aku dan Ibu, kenapa Ayah tak tinggal dirumah bersama aku dan Ibu, kenapa Ayah tak seperti Ayah yang lain yang selalu pergi bersama Ibu dan anaknya.

Kenapa aku tak seperti keluarga lainnya yang hidup bahagia dirumah mereka. Kenapa? Kenyataannya bahwa di balik itu semua ada pengorbanan Ibu yang dihadapkan pada dua pilihan. Pertama, dia terluka dan tak ada pilihan lain selain dia harus menyudahi pernikahan ini dengan sebuah perceraian.
Kedua, perceraian saja pun tidak cukup mengakhiri kesedihannya, karena dia juga harus tetap berjuang hidup berdua denganku, menghidupiku dengan tidak mengeluh sedikitpun.

Aku sedih, aku kecewa mengapa keluargaku tidak utuh seperti keluarga lainnya, tetapi aku sadar sungguh jahatnya aku jika hidup bersama malaikat seperti Ibuku lalu aku tak mensyukurinya. Meski mataku tak mampu menahan air mata keinginan setiap kali aku melihat keluarga utuh yang seutuh utuhnya.

Ingin aku bertanya pada Ayah. Apa salahku? Kenapa Ayah membuat Ibu yang melahirkanku terluka dan membuat aku tersiksa? Tidakkah sedikitpun Ayah bahagia karena aku telah ada? Aku sangat menyayangi Ayah, tetapi lagi dan lagi hati kecilku bertanya kenapa? Kenapa Ayah menyakiti Ibu dan aku? Sampai kini pertanyaan itu yang selalu menghalangiku untuk tidak membenci Ayah.

IDOLiSH7: Oneshot's CollectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang