Part 1 Akankah aku bisa?

34 7 0
                                    

Dibawah pohon kayu nan rindang, daun-daun yang tua mulai berjatuhan seiring dengan lembutnya semilir angin menyambut kedatangan senja.

Buku catatan dan beberapa lembar photo menemani waktu khaila melihat senja pertama tanpa hadirnya sosok seorang yang selalu menjaga dan merawatnya.

Air mata yang sedari tadi ia tahan, akhirnya pecah tak bersuara mengingat kenangan bersama bunda terputar jelas dikepalanya.

Suara adzan menyadarkannya bahwa waktu maghrib sudah datang, dengan lembut khaila menghapus air mata serta merapikan kerudung yang sedari tadi ia biarkan tidak rapi membaluti kepalanya. " ingat khaila bunda sudah tenang disyurga, karena bunda tidak sendirian. Ada ayah yang akan menemani bunda " itulah kata- kata penyemangat yang ia rapalkan dalam hati.

Dengan perasaan sedih khaila melangkah menuju mesjid Ar- Rahman yang berada tidak jauh dari tempatnya berada. Suara iqomah menyadarkan khaila untuk cepat bergegas sampai ke mesjid dan tidak menjadi masbuk.
Sebelum melaksanakan sholat ia teringat pesan bundanya jika mau sholat hendaklah baca taawudz dan meludah kecil ke sebelah kiri agar sholat kita tidak dinggangu oleh setan khanzab. Khanzab adalah setan yang sering menggangu manusia ketika sholat.

Bacaan takbir membuyarkan ingatan khaila tentang pesan bundanya, ia lalu melakukan nasehat bundanya, setelah itu membaca niat lalu mengikuti imam untuk takbiratul ikhram.

Setelah selesai menunaikan sholat mahgrib berjamaah khaila lalu pulang kerumah untuk menemui neneknya

Khaila ....... Khaila panggil Bi Imah ketika melihat cucu kesayangannya baru pulang dari mesjid.
" iya nenek" sahut khaila. Bisa bantu nenek ambilkan kotak persegi diatas almari.

Dengan sigap Khaila mengambil kotak tersebut dan memberikannya pada nenek tercinta. Untuk sekarang ini hanya neneknya lah yang menjadi satu-satunya keluarga yang ia punya. walaupun sebenarnya tidak ada pertalian darah diantara mereka, karna Bi Imah hanya seorang pembantu yang sudah tua.

Khaila sangat dekat dengan Bi Imah oleh karena itu dari kecil Khaila sudah memanggil Bi Imah dengan panggilan Nenek.

Begitupun dengan sebaliknya Bi Imah sangat sayang pada Khaila dan sudah menganggap Khaila seperti cucunya sendiri.

Kotak persegi dengan motif bunga-bunga pun di buka oleh Bi Imah sambil memandang wajah cucunya dengan senyuman. " isi dalam kotak ini adalah wasiat ibumu, nenek harap kotak ini juga dapat mengobati rasa rindumu".

Anggukan kecil dilakukan khaila pertanda ia mengiyakan kata neneknya. Setelah ia menerima kotak tersebut, khaila tidak berniat untuk membukanya. Karena ia takut kalau perasaan sedih akan menguasai hatinya kembali.

Waktu menunjukkan jam tiga dini hari, khaila tidak dapat memejamkan matanya sedari tadi. Ia sangat penasaran akan isi dalam kotak pemberian ibunya. Namun hatinya urung untuk membukanya.

Alhasil ia membuka sebuah Al qur'an , lalu ia memurojaah hafalannya yang hanya tertinggal 5 juz lagi. 5 juz bukan perkara yang mudah lagi bagi khaila, karena orang yang selalu mengingatkan dan menguji hapalannya telah tiada.
Sekarang ia harus berjuang sendiri dalam menyempurnakan hapalannya.
Dalam hening isak khaila bersuara tentang kerinduannya pada sosok kedua orang tuanya.

Sekarang hari jumat
Perbanyaklah sholawat
😇


KHAILATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang