Pagi ini khaila bersiap-siap untuk kembali pergi kuliah. Setelah dua minggu mengambil jatah libur.
Hari ini ia memutuskan untuk belajar kembali. Ia sadar bahwa kesedihan yang berlarut larut akan memberikan jalan yang mulus bagi setan untuk mengacaukan keimanannya.
Jadwal pertama di isi oleh mata kuliah filsafat, dalam mata kuliah ini dosen meminta para mahasiswanya untuk tidak menoleh kemanapun, pandangan hanya boleh tertuju kepadanya.
Peraturan ini diberlakukan Pak Daud agar materi yang ia ajarkan di mengerti oleh para mahasiswanya. Namun caranya malahan membuat para mahasiswa tidak suka bahkan benci untuk belajar bersamanya. Keluhan ini sempat dirasakan oleh khaila sendiri.
Namun ia berusaha memaklumi peraturan Pak daud. Berbeda dengan kedua temannya yang usil diam diam mengambil pose lucu Pak Daud ketika sedang menerangkan. Pose tersebut mereka masukan kedalam group WA dengan caption yang semenarik mungkin.
Setelah jam pelajaran filsafat selesai. Khaila menghidupkan paket data ponsel lalu melihat satu persatu pesan yang ia terima. Hal ini memang biasa dilakukan Khaila agar dia bisa lebih konsentrasi dalam menerima sebuah pelajaran.
Pesan E-mail yang masuk menjadi perhatian pertama Khaila untuk membaca isinya.
“ Khai…. Khai…Khaila Nazafarin Mashel…”
Pekik shifa yang dari tadi memanggil empu yang punya nama.
“ Fha coba lo baca deh, ini bener gak ?
Bukan nya nyaut malah di suruh liat hp dia, geram Shifa sambil mengambil dan membaca pesan yang masuk di hp Khaila.
“ Khai ini beneran ? tanya Shifa penasaran“ Aku minta kamu baca ini untuk ngeyakinin aku, bukan nanya balik “ Timpal Khaila
Sumpah…… Alhamdulillah beruntung banget lu Khai. Ngeyakinin apa lagi coba , ini udah jelas Khai.Wow….. Cambridge University…. Cambridge euy. Beruntun kata- kata pujian Shifa tujukan pada Khaila.
“ Alhamdulillah fha, gak usah berlebihan deh. Cukup bersyukur aja gak usah teriak- teriak juga, lo gk malu di liatin orang selokal”. Bisik Khaila kepada Shifa.
“ Hehehehe "
Shifa menggaruk kepalanya yang tidak gatal sambil mengucapkan kata maaf kepada teman-temannya. lalu menarik lengan Khaila untuk keluar dari lokal.Khai… lo bener mau nerima beasiswa itu? Tanya Shifa dengan raut wajah sedih
“ Belum tau Fa” jawab Khaila sambil memasukan gadgetnya ke dalam tas.“ Fa aku duluan ya. Pamit Khaila
“ Mau kemana lo? Tanya Shifa Penasaran
“ Ada urusan “ Assalamualaikum, bye bye fa.Ucap Khaila mengakhiri pembicaraan sambil berjalan jauh meninggalkan Shifa.
“ Waalaikumussalam jangan lupa kasih tau gue keputusan lo ya “ Shifa menambah volume suaranya agar terdengar oleh Khaila yang sudah agak jauh berada di depan pandangannya.
Seiring derapan kaki Khaila melangkah kata – kata Syukur tak henti-hentinya ia ucapkan atas kabar yang ia nantikan
"Bersyukur perlu di latih, bersyukur adalah keputusan"

KAMU SEDANG MEMBACA
KHAILA
SpiritualitéCerita ini tentang gadis yang melanjutkan hidup tanpa kedua orang tuanya