Perasaan ragu mulai memenuhi pikiran Khaila, sejak mengetahui mendapatkan beasiswa ke luar negeri. Banyak hal yang menghantui perasaannya.
Di satu sisi dia ingin kuliah di luar negeri, karena ini memang keinginan terbesar Khaila semenjak menduduki bangku Sekolah Dasar.
Namun disisi lain dia takut berpergian dan menetap di sana tanpa adanya seorang mahram atau saudara dekat yang menjaganya.
Khaila lebih banyak menghabiskan waktu di dalam kamar dan enggan keluar kamar jika tidak ada urusan yang penting.
Khaila keluar kamar hanya untuk pergi kuliah dan langsung pulang ke rumah lagi jika perkuliahan telah selesai. Hal ini menjadi tanda tanya bagi Bi Imah yang merasakan ada perubahan pada cucu kesayangannya itu.
Hanya dentingan jam dan setumpuk berkas menemani Khaila yang berada di ruangan yang ia tempati dari tadi. Dering Hp bermotif bunga-bunga membuyarkan lamunan Khaila.
Dengan malas Khaila menjawab panggilan telephone yang menampilkan beberapa angka tersebut .
" Hallo Assalamualaikum " Sapa seseorang di seberang sana
" Waalaikumussalam" Jawab Khaila dengan ragu-ragu, sambil berpikir
siapakah gerangan yang sedang menelponnya.
" Dengan saudari Khaila Nazafarin Mashel?
" Iya dengan saya sendiri "
Satu detik.... Dua detik.....
Seketika hening, tidak ada yang mau berbicara diantara mereka berdua
Setelah beberapa detik tidak ada yang mau memulai pembicaraan, akhirnya Khaila mencoba memulai percakapan .Namun beriringan dengan satu patah kata yang keluar dari bibir Khaila si penelpon langsung mengakhiri panggilannya. "Dasar orang aneh" kata itulah yang keluar dari bibir Khaila ketika sambungan terputus
Setelah bosan menghabiskan waktu di dalam kamar. Khaila memutuskan pergi ke suatu tempat yang akan menenangkan pikirannya. Suatu tempat yang sudah lama sekali tidak ia kunjungi.
Terakhir kali ia berkunjung ke tempat itu ketika ayahnya masih hidup, kurang lebih 10 tahun yang lalu. Dia ingin mengunjugi teman Ayahnya.
Sebelum pergi Khaila terlebih dahulu meminta izin kepada Bi Imah. Agar neneknya tidak khawatir jika ia terlambat pulang, karena sudah mengetahui keberadaannya.
" Assalamualikum Nek, Khaila pamit yah Nek " ucap Khaila sambil mencium pipi nenek
" Waalaikumussalam, hati-hati di jalan ndok"
" Siap Nek" Sahut KhailaSesampainya di tempat itu, Khaila memakirkan sepeda motornya di halaman depan. Dengan perasaan ragu-ragu Khaila memencet bel dan mengucapkan salam.
Tak butuh waktu lama Khaila menunggu, pemilik rumah pun datang dan membukakan pintu untuk Khaila.
" Waalaikumusalam, kamu siapa ya " tanya pemilik rumah heran
" IBUKKKKK, pekik Khaila sambil memeluk wanita itu
Namun tidak ada balasan dari wanita yang dipeluknya ini" Ibuk gak ingat aku ya? Yaudah deh aku pulang. Haha becanda deng. " Jawab Khaila ngasal
Wanita paruh baya itu heran dan mencoba mengingat-ngingat kembali siapa gadis yang berada didepannya ini." Ya udah kalau ibuk gak inget... aku bakalan perkenalan diri "
" Nama aku Khaila Nazafarin Mashel
Aku anaknya Ayah...... "Belum selesai Khaila memperkenalkan diri, wanita yang dipanggil Ibuk oleh Khaila itu sudah memeluknya dengan erat-erat.
" Masya Allah, Ibuk sampai gak ngenalin wajah kamu Khai "
" Hehe dimaklumin kok Bu, secara Khaila aja kesini 10 tahun lalu. So mestilah banyak yang berubah pada diri Khaila. " Timpal Khaila" Tapi ada satu yang gak berubah, kamu masih seceria seperti dulu" balas wanita itu sambil tersenyum.

KAMU SEDANG MEMBACA
KHAILA
SpiritualCerita ini tentang gadis yang melanjutkan hidup tanpa kedua orang tuanya