Part 4

17 2 0
                                    

Ku lihat isi yang ada di dalam Goodybag. Ada Modul tentang Riyadhoh selama 40 hari. Table jadwal Cheklist. Jadwal selama megikuti Riyadhoh dan Amplop Infaq untuk perluasan pesantren Thalabul Ilmi.

Ku lihat jadwal materi pertama. Berjudul

pantaskan dirimu karena Allah bukan karena dia”.

Hmmmm, menarik juga nih”. Batinku.
Aku jadi senyum – senyum sendiri.

“yeeee, Baper ya???”. Ledek Salma sambil nunjuk – nunjuk.

“hahaha, kamu tuh bisa aja, emang kamu gak Baper???”.

“Baper juga sih, dari judulnya aja nih,kayak semacam sindiran gitu, betul gak?”.

Aku mangut – mangut tanda setuju. Sambil kami menuruni anak tangga. Dan menuju ke pondoan tempat Registasi tadi.

Ku lihat ke sekeliling banyak santri putra yang sedang menghafal. Ada yang sambil duduk – duduk. Ada yang sambil jalan – jalan. Ada yang sedang bergantian simaan dengan temannya. Ada juga yang malah asik mengobrol.

Ah sekali lagi itu semua mengingatkan aku pada masa – masa mondok dulu. Indah sekali.

Oya pondok Thalabul Ilmi ini ternyata memang khusus laki – laki aja. Dengan jenjang SMP.

Akhirnya sampai juga di pondoan kecil. Terbuat dari kayu. Di kelilingi oleh tanaman – tanaman hijau. Nun jahuh di sada terlihat dengan gagah dan indahnya gunung. Dengan suasana sore yang sangat mendukung. Semilir angin yang menambah suasana sore makin nyaman.

Aku dan Salma mengambil tempat duduk baris ke dua. Ku sapa kanan – kiriku. Dan ku lihat sebelah kanan adalah khusus Ikhwan.

Dan ulala ikhwannya Cuma sedikit. Lima orang saja. Jauh banget dengan akhwat yang kurang lebih ada 15 san.

Memang ini acara Riyadhoh pertama dengan judul agak menantang. Info dari panitia seperti itu.

Beberapa menit kemudian Ustadz Faiz Salim datang. Setelah moderator memperkenalkan tentang beliau. Materi pertamapun dimulai.

Alhamdulillah Ustadz Faiz benar – benar mampu membangun komunikasi dengan peserta. Materinyapun enak dan mudah dipahami. Beberapa kalimat yang disampaikan oleh beliau benar – benar di hati.

Duh gusti betapa aku merasa kerdil. Benar adanya semakin banyak belajar itu membuat kita semakin tahu bahwa sesungguhnya kita belum tahu apa – apa.

Materi pertamapun usai. Ditutup dengan beberapa pertanyaan dari peserta. Mulai dari pertanyaan yang serius hingga pertanyaan yang konyol beliau jawab dengan sangat bijaksana.

Hingga membuat kami benar – benar terbuka dan mengevaluasi lagi tentang niat – niat dalam ikhtiar jodoh ini.

Setelah shalat Magrib. Lanjut makan malam di kantin yang sudah di sedakan.

“ Nal, kenapa???kok kayaknya berat banget berfikir?”.

Tanya Salma sambil memandang serius ke arahku.

Sambil meneguk minum. Lalu ku ambil nafas dalam – dalam.

“ Sal, kamu merasa gak kalau apa yang disampaiakan oleh Ustadz Faiz itu benar – benar realita yang kebanyakan terjadi. Bahkan aku sendiri merasa sedikit banyak seperti itu!”.

“Contohnya?”.

“ Misal, saat kita menaruh simpati kepada seseorang. Berharap dia jadi Imam kita. Terus biasanya nih tiba – tiba kita jadi berubah. Perubahan yang sifatnya itu mampu menarik si ikhwan atau akhwat yang kita suka. Tiba – tiba pakaian jadi lebih longgar. Lebih eksis di media social tentang kegiatan yang kita lakukan untuk menarik si dia. Banyak post caption yang berbau Ibadah. Pokoknya kita benar – benar usaha banget untuk menarik perhatian dia. Tapi di saaat bersamaan ketika si Akhwat atau Ikhwan tidak respon dengan apa yang sudah kita lakukan. Hanya sekedar dilihat saja. Dan tidak ada tanda – tanda untuk serius. Seketika itu perasaan kita jadi kecewa. Galau seharian. Uring – urungan. Jadi malas ngapain – ngapain. Terpaku pada layar Hp sambil stalking dia. Sedang Online kah? Pengen japri tapi……????. Terus karena jengkel tidak ada respon. Akhirnya tu orang kita Blokir. Tapi besok blokirnya di buka lagi, ya gak???. Stlaking lagi. Galau lagi. Ah gak selesai – selesai. Begitu saja terus sampai kiamat kurang satu hari”.

“kwkwkwkkkw, betul banget yang kamu bilang"

"Eh BTW, kamu pernah gitu gak???”.

“heheheh, pernah sih”??? jawabku sambil nyengir.

“Sama dong”. Kamipun tertawa bersama. Menertawakan diri masing – masing.

“ jadi intinya. Perubahan yang kita lakukan harus benar – benar lurus karena Allah. Bukan karena yang lain, ya kan”. Jadi saat perubahan yang kita lakukan tidak diapresiasi oleh manusia kita tidak akan kecewa. Karena perubahan yang kita usahakan itu bukan untuk mencari keridhoan manusia tapi mencari keridhoan Allah”.

“ betullllllll banget, 100 % untuk kamu tersayang. Pokonya mulai sekarang kita harus lebih waspada lagi tentang niat – niat amalan yang kita lakukan”.

Jawab Salma semangat. Aku mengangguk tanda setuju sambil mengepalkan tangan ke atas tanda semangat.

Setelah melaksanakan Shalat Isyak berjamaah. Dilanjut dengan materi ke dua dan kegita. Yang berhubungan langsung dengan tata cara Ta'aruf. Sampai detail ke Resepsi pernikahan yang sesuai dengan Syariah.

MasyaAllah sungguh aku tidak pernah menyesal mengikuti acara ini. Banyak sekali Ilmu yang aku dapat. Dan juga teman – teman yang Shalihah.

Acarapun di tutup dengan saling bersalaman dan tak lupa foto bersama di depan pondok.

Mobil Online yang Salma pesan sudah datang. Di dalam mobil aku membaca lagi daftar amalan yang harus semaksimal mungkin dilakukan dalam 40 hari.

Menurutku dari sekian amalan yang agak berat adalah Shalat Jamaah ke Masjid tanpa ketinggalan Takbir pertama.

Meski disitu tertulis ada keringanan untuk perempuan. Jika memang perjalanan dari rumah ke Masjid tidak aman maka perempuan lebih baik Shalat di rumah dengan Syarat sudah siap – siap sebelum Adzan.

Dan InsyaAllah sudah aku tekadkan dalam hati untuk sebisa mungkin jamaaah ke Masjid.

Seperti Shalat Tahajjud juga lumayan berat juga. Apalagi saat kondisi benar – benar capek. Tugas banyak.

Biasanya bangun bisa sangat mepet dengan Subuh. Padahal disini ada amalan Dzikir yang harus diamalkan.

Ya Allah, mudahkanlah hamba untuk sukses dalam Riyadhoh 40 hari ini”.

Doaku dalam hati. Ku lihat Salma sudah tertidur pulas. Perjalanan masih panjang. Akhirnya akupun ikut tertidur.

Riyadhoh CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang