8. "Gw Selanjutnya"

79 7 3
                                    

'Brakkk'

Kejadiannya sama seperti Sarah. Wildan dijatuhkan dari atap aula dengan luka sayatan di sekujur tubuhnya dan dipenuhi oleh tetesan lilin yang telah mengering.

02:16 Wildan meninggal.

"Bre*ngsek kita gagal lagi" ucap Adit dengan kesal.

"Sabar Ditt" ujar Abil menenangkan Adit sambil mengelus punggung Adit.

Para siswa banyak yang mual melihat kondisi mayat Wildan yang banyak terdapat luka sayatan dan tetesan lilin diatasnya.

Mereka pun kembali ke kantin bersama-sama untuk istirahat berharap nanti pagi akan ada yang menyelamatkan.

*****

Pagi hari pun telah tiba, para guru dan murid nampak kelelahan dengan kejadian tadi malam.

Adit yang sedari tadi menangisi mayat Wildan nampak matanya sangat sembab karena berulang kali mengeluarkan air mata.

"Udah Dit, jangan nangis lagi"-ujar Rendy menenangkan Adit.

"Wildan, Ren, Wildan!!!! Wildan udah MATI!!! Lu tau kan Wildan yang paling pinter diantara kita berempat"-balas Adit sambil marah.

"Iya gw tau seenggaknya lu jangan terlalu sedih-sedih amatlaah"-saut Ricky melerai Adit dan Rendy.

Sementara itu Abil yang sedari tadi melamun hanya bisa menunduk lesu menyadari dia-lah selanjutnya yang akan mati.

"Bil, lu ngapa diem aja?"-tanya Yuna memecah suasana.

"GW SELANJUTNYA"-balas Abil dengan nada lemah.

"Maksud lu apaan sih?"-tanya Yuna.

"Iya dari peringkat Abil selanjutnya, tapi tenang gw bakalan selalu jagain Abil apapun resikonya"-jawab Adit sambil bangkit dari duduknya.

"Yaaahh dia nge-drama lagi"-balas Ricky cuek.

"Bilang aja lu cemburu Ky"-ledek Yuna kepada Ricky.

"Gw cemburu? Hahaha ga mungkin, gw bisa dapetin Abil lebih cepat daripada Adit"-balas Ricky dengan muka angkuh.

"Maksud lu apaan? Hah? Lu mau nikung gw?"-bentak Adit kepada Ricky.

"Woyyyy udah diem lu pada ngapa berantem, bukannya nenangin Abil"-Bentak Rendy kepada mereka berdua.

"Udah santai-santai jangan malah ribut semua"-ujar Yuna menenangkan mereka.

                                      *****

Jam menunjukkan pukul dua belas siang, mereka pun makan siang dengan makanan seadanya di kantin sekolah. 

Sementara itu Abil masih saja melamun, Ia merasa tidak tenang dan pikirannya berantakan.

"Ayo Bil makan"-ucap Yuna sambil menyuapi makanan ke mulut Abil.

"Gw ga mau, gw selanjutnya"-balas Abil singkat.

"Tenang Bil, gw selalu ada buat lu ayo makan"-ujar Adit sambil menenangkan Abil.

Abil hanya menggeleng-gelengkan kepalanya pertanda tidak mau.

Para murid-murid pun sibuk dengan urusannya masing-masing, ada yang makan, main handphone, ada yang menangis sambil meratapi nasib, mereka nampak lesu dengan adanya kejadian ini.

Sementara itu Adit yang sedari tadi mengawasi Abil nampak merasa kasihan dengan Abil yang hidupnya bagaikan 'no life(nolep)' *kasian amat lu bil :v*

"Lu tenang aja gw bakalan selalu jagain lu"-ucap Adit berusaha menenangkan Abil.

"Tapi gw takut Dit, Gw Selanjutnya"-balas Abil sambil menangis.

"Udah tenang aja, gw ke kamar mandi dulu ya"-izin Adit kepada Abil yang dibalas dengan anggukan yang berarti meng-iyakannya.

"Weyy gw titip Abil sebentar ya, gw ke kamar mandi dulu"-ucap Adit kepada teman-temannya.

"Mau ngapain lu?"-tanya murid lain.

"Bunuh diriiiiii, ya panggilan alam lahhh"-canda Adit kepada temannya.

"Buseh tuh manusia kalo ngomong kaga pake Bismillah dulu ya"-balas Rendy sambil merhatikan Adit yang sedang keluar kantin.

Disaat yang sama juga Abil masih menangis meratapi nasibnya yang akan mati hari ini juga, Ia tak perduli mau dibilang apa oleh teman-temannya yang Ia mau hanya Adit cepat kembali disampingnya.


'Skip di toilet'

Langkah demi langkah Adit raih kedalam toilet Ia merasa tenang-tenang saja walaupun setelah Abil adalah Dia.

Adit melangkahkan kaki ke dalam toilet lalu melakukan 'kegiatannya' *buang hajat coy bukan macem-macem*.

Setelah selesai Adit hendak kembali ke kantin dimana teman-temannya berkumpul, di saat itu juga Ia melihat ada seseorang memakai pakaian sangat aneh dan lebih anehnya lagi Adit malah mengikutinya.

Ia mengikutinya sampai disuatu ruangan dan ruangan itu Ia tak pernah memasukinya, itu adalah ruangan kedap suara yang dulunya adalah ruangan musik untuk latihan para siswa. 

Adit berfikir kalau itu adalah ruangan yang orang 'itu' gunakan untuk menyiksa teman-temannya. 

Ia berniat kembali ke kantin dan memberi tahu teman-temannya. Adit berlari sekencang-kencangnya menuju kantin Ia berlari tidak memperhatikan kanan-kirinya.

Namun, di depan Adit ada sebuah tali dan Adit pun jatuh dengan posisi tengkurap ketika hendak bangkit Ia dipukul oleh seseorang menggunakan pemukul baseball, Ia pun pingsan tak sadar kan diri.














Hayyy readers💕💕
Maaf yaa udah lama dan sekarang baru update lagi maaf bangettttttttt.....
Next ga???

Oke jangan lupa vote+comment yaaa karena itu semangat author buat nulis cerita lagi👌😊

Death GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang