6. Permainan

77 7 1
                                    

Tiba-tiba~

'Braakkk' sesuatu jatuh dari atap lab IPA.

"Apaan tuh yang jatuh?" Kata Abil sambil berlari ke arah reruntuhan puing itu.

"Entah kenapa gw mau muntah"

"Ga mungkinnn......!!!"

"Bajingan gila yang ngelakuin ini semua" ujar beberapa siswa di lab IPA.

Yapp yang jatuh dari atap lab IPA itu adalah mayat Sarah yang berlumuran darah dengan isi perut yang keluar serta kulit wajah yang hancur.

20:28 Sarah meninggal.

~Skip

'Di kantin sekolah'

Para siswa dan beberapa guru lainnya sibuk dengan dirinya masing-masing, mereka tak saling jaga satu sama lain.

Dan pada saat itu kantin sekolah dalam keadaan gelap karena orang 'itu' memutuskan jaringan di sekolah.

"Pak, saya mau izin ke toilet sebentar ya" izin Wildan kepada pak Kimo.

"Ya, tapi berdua jangan sendiri" kata pak Kimo menyuruh Wildan.

"Ga usah pak, saya sendiri aja lagian kan toilet ada disamping kantin" ujar Wildan memberanikan diri.

"Ya sudah sana hati-hati yaa" balas pak Kimo.

Wildan dengan beraninya melangkahkan kaki menuju toilet.

Kemudian~

'Srekk' Wildan ditarik oleh seseorang dari dalam toilet lalu di sumpalkan mulutnya dengan kain dengan obat bius, lalu Wildan pingsan.

~Skip

'Di lab IPA'

"Gw ga tau harus ngomong apaan" ujar Vita ketakutan.

"Eh, kalian semua ke kantin duluan deh bilang sama guru kalau Sarah udah mati mayatnya ada di lab IPA, gw mau ke lab komputer dulu sebentar" kata Abil sambil berlari.

"Abil gw ikut..." kata Adit sambil berlari menghampiri Abil.

~Skip

'Di lab komputer'

"Kan, bener udah gw duga kalo pelakunya itu membunuh kita semua berurutan menurut peringkat kelas" kata Abil sambil memandangi komputer.

"Setelah Sarah, Wildan, terus lu, abis itu gw" ucap Adit sambil memeluk Abil dari belakang.

"Ihhh, apa-apaan sih Ditt" ujar Abil risih.

"Biar lu ga kedinginan" balas Adit singkat.

Abil terkekeh malu dengan perlakuan Adit kepadanya.

Saat sedang bermesraan mereka merasa sedang diawasi oleh seseorang dari luar lab komputer. Namun, saat diperiksa hasilnya nihil tidak ada siapa-siapa disana.

Kemudian mereka kembali ke kantin sekolah.

~Skip

'Di kantin'

Adit dan Abil datang dengan ter-engah-engah akibat berlari dari lab komputer menuju kantin.

"Guys, kita nemuin fakta baru, ternyata orang 'itu' membunuh kita semua sesuai daftar peringkat sekolah" kata Adit sambil mengambil nafas.

"Rindy peringkat satu, Sarah peringkat dua, dan peringkat tiga Wildan, setelah itu gw terus Adit. Wildan dimana? " tanya Abil panik.

"Wildan tadi ke toilet tapi sampai sekarang dia belum kembali" kata pak Kimo tak kalah cemas dengan yang lainnya.

"Ya Tuhan Wildan dimana..." ucap Adit lemas sambil duduk bertekuk lutut.

"Terus kita harus gimana?" Ucap salah satu siswa dari kelas A.

Abil menggeleng-gelengkan kepala pertanda tidak tahu "kita akan mengetahuinya setelah ada suara bel aneh itu" lanjut Abil.

Bel aneh itu belum bunyi juga sampai saat ini, semuanya nampak membingungkan.

"Arghhhh sialan kenapa gw harus terjebak didalam sekolah ini sih br*engsek" kata Ricky sambil memukulkan tangannya ke tembok.

"Santai Ky" kata siswa kelas A.

"Dalam situasi kaya gini lu nyuruh gw santai" bentak Ricky kepada siswa itu.

"RICKY!!!" bentak Mr. Ricko kepada Ricky

Suasana kantin mendadak sunyi setelah Mr. Ricko membentak Ricky.

"Ditt, barang-barang tadi yang kita temuin ada dimana?" Tanya Abil.

"Tuh ada di deket kulkas kantin" kata Adit sambil menunjuk ke arah kulkas.

Lalu Abil menghampiri arah kulkas kantin dan mengambil barang-barang tadi.

"Eh, ini bukannya handphonenya Wildan?" Tanya Abil kepada semuanya.

"Iya itu handphonenya Wildan" jawab Rendy.

"Kalo handphonenya ada disini bakalan susah kita nyarinya" ujar salah satu siswa.

"Gimanapun caranya cuma bel aneh itu petunjuknya" ujar Adit sambil bangkit dari jongkoknya.

~Skip

Beberapa saat kemudian Wildan bangun dari pingsannya lalu dirinya diikat diranjang yang diatasnya terdapat jaring-jaring besi.

Kemudian datang dua orang menggunakan topeng~

"Hay anak muda, kau sudah sadar?" Tanya orang 'itu' ke Wildan.

Wildan yang terheran-heran dengan orang 'itu' menatapnya sinis.

"Huuffhh... ka..kau siapa?" Tanya Wildan ketakutan.

"Kamu ga perlu tau kami ini siapa, kami hanya ingin bermain dengan mu hahaha" ucapnya dengan tertawa.

~Skip

'Di kantin sekolah'

Bel aneh itu berbunyi kembali~ 

"Tuh suara bel-nya" ujar salah satu siswa.

"Stttsss diam" balas Rendy.

"Kalian sedang mencari teman kalian 'kan? Tenang saja, Ia bersama kami baik-baik saja" kata orang 'itu' dibalik mikrofon

"Kalian harus memulai permainan lagi dengan sungguh-sungguh kalau kalian tidak ingin teman kalian mati sia-sia seperti tadi permainannya cukup mudah kalian harus menyusun kata-kata yang berkaitan dengan kematian yang ada di aula sekolah, selamat menikmati permainan" lanjut orang 'itu' dibalik mikrofon.

"Shit! Permainan lagi!" Kata Ricky dengan geram.

"Tunggu dulu deh, tadi dia bilang 'kami' gw yakin dibalik mikrofon itu ada dua orang" kata Abil.

"Seharusnya sih gitu" balas Vita.







Jangan lupa vote dan coment dulu yaa guys💕

Death GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang