sagara dan pemuda itu

1.8K 245 38
                                    

"althania!"

suara dengan frekuensi tinggi itu menyapa indera pendengaranku. masih sama seperti ketika masa orientasi berlangsung satu tahun yang lalu.

kuputar tubuhku hingga menghadap ke arah sumber suara. seorang pemuda dengan wajah teduh berdiri tak jauh dari tempatku. senyum manisnya terulas, membuatku ikut menaikkan sudut bibir.

"kenapa, ga?" tanyaku ketika figurnya mulai mendekat.

sagara kharisma, pemuda yang menjadi teman satu gugus sekaligus partner osisku itu kini berdiri di depanku dengan setumpuk map di dekapannya. pasti isinya berkas osis.

"pulang sekolah nanti bisa kumpul osis gak? ada yang mau diomongin sama shila. ini gue baru nyusun proposal pengajuan dana."

ya, dugaanku tepat. kapan sih, seorang sagara kharisma bisa santai? walaupun posisinya hanya sekretaris umum, sibuknya bahkan mengalahkan shila si ketua osis.

"hari ini, ya? gue kosong, sih." aku bergumam pelan sebelum melanjutkan, "oke, deh."

saga mengacungkan jempolnya. "kalo gitu nanti langsung ke sekre aja ya, tha. gue duluan."

pemuda bersurai hitam itu maju selangkah lantas mengacak-acak rambutku pelan. ia tertawa kecil melihat wajahku bersemu. sial, rambutku yang diacak-acak tapi hatiku yang berantakan.

aku menundukkan kepalaku, berusaha menghindari tatapan saga. perutku rasanya geli, seakan ada ribuan kupu-kupu di dalamnya.

"thania."

kepalaku terangkat. "y-ya?"

"pipi lo merah, tuh."

"apaan, sih," elakku.

saga tertawa lagi. "lo baper ya, sama gue?" ledeknya sembari menusuk-nusuk pipiku dengan telunjuknya.

wajahku merengut kesal. aku memukul bahu saga keras berulang kali, membuat pemuda itu meringis kesakitan.

"aduh, sakit! iya-iya, ampun!"

"makanya jangan bikin gue kesel!" sungutku.

"ya maaf, tha. tapi emang bener 'kan?"

"sagara!"

pemuda dengan map biru itu berlari menjauhiku. ia tertawa sepanjang larinya, terdengar dari gema yang ditimbulkan di koridor sekolah.

aku mengipas-ngipasi wajahku yang memerah. efek perlakuan saga ternyata masih sedahsyat itu. padahal aku tahu, saga terlalu jauh untuk digapai.

helaan napas kasar keluar dari mulutku.

sagara kharisma itu layaknya fatamorgana.

dan semua anganku tentang sagara kharisma takkan pernah menjadi nyata.

***

bel pulang baru saja berdering lima menit yang lalu. aku segera membereskan alat tulis beserta barang-barangku yang lain.

baru saja aku berjalan sebentar di koridor, segerombol orang berlari cepat berlawanan arah denganku. keningku mengerut dalam karena mereka mengarah ke gedung belakang.

ada apa di sana?

"eh, sebentar."

aku menahan lengan seorang gadis. sepertinya masih kelas sepuluh karena aku baru melihatnya sekarang.

"kenapa, kak?" tanyanya sopan.

"kenapa pada lari-lari gitu?"

"oh, itu." si gadis kelas sepuluh membenarkan kacamatanya. "ada yang berantem, kak. katanya gara-gara rebutan cewek."

aku mendengus pelan. ternyata masalah perempuan. "kelas berapa?"

"kelas sebelas katanya."

"makasih, ya."

"sama-sama. permisi, kak."

kepalaku terangguk ketika gadis tersebut berlalu pergi. aku melirik jam yang melingkar di pergelangan tangan kiriku. masih ada sekitar dua puluh menit lagi sebelum rapat yang dipimpin shila dimulai.

karena penasaran, aku memutuskan ikut melihat perkelahian tersebut. aku suka keributan, omong-omong. hehe.

bugh!

klang!

aku tersentak kaget ketika seorang pemuda yang sudah babak belur terlempar ke arah drum-drum kosong hingga menimbulkan bunyi yang cukup nyaring. sudut bibirnya sobek dan mengeluarkan darah. begitu pula pelipisnya. mengerikan juga melihatnya.

"dia udah jadi cewek gue, bangsat! gak usah deket-deket!"

pemuda dengan bibir tebal yang kuketahui bernama wira itu baru saja berseru.

"gue gak deketin shila!"

pupil mataku melebar. apa katanya? shila? ashila rayyani si ketua osis idaman semua orang itu ternyata pacar wira? sungguh fakta yang mengejutkan.

"wira!"

seorang gadis bersurai hitam menerobos kerumunan. shila berdiri di depan wira dengan pandangan sulit diartikan. garis wajahnya terlihat datar. tidak seperti shila yang biasanya.

"ikut aku!" ketusnya pada wira yang mematung di tempat.

tangan shila menarik tangan wira, membawanya menjauh dari kerumunan. semua siswa yang menonton bergumam kecewa lantas berangsur pergi.

tapi aku masih di sini.

aku tidak mungkin salah mengenali. pemuda itu adalah pemuda yang kemarin membawakan buku paketku ke perpustakaan.

dengan pakaian yang sudah berantakan dan wajah lebam sana-sini, pemuda itu menyandarkan tubuhnya pada dinding. matanya terpejam rapat.

aku berbalik pergi. untuk apa aku berlama-lama? lagipula aku hanya mengenalnya sekilas.

"tunggu."

suara seraknya terdengar di udara. aku menghentikan langkah, memutar tubuh.

pemuda itu bangkit lantas mendekat ke arahku.

"bisa tolong obatin gue gak?"

"ha?"

aku benar-benar bingung dengan permintaannya. semudah itukah?

dering ponselku mengatasi keheningan di antara kami berdua. aku merogoh saku seragamku lantas membuka pesan yang baru masuk.

sagara. k
|dimana, tha?
|lima menit lagi rapatnya mulai
|gue jemput lo

aku harus bagaimana?




_____
a/n:

kim seungmin as sagara kharisma

kim hyunjin as ashila rayyani

hwang hyunjin as wiratama kaviar

halo, ketemu lagi setelah cukup lama. update ini dulu baru yang lain nyusul.

enjoy!

kata dan kitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang