selamat datang kembali, langit

7.6K 513 36
                                    

gelap.

dan senyap.

tiba-tiba saja aku mengerjapkan mata, melihat sekeliling kamarku. semuanya masih sama. lemari di sudut ruangan, meja belajar, dan tentunya dua buah buku di atas nakas. buku bersampul biru dengan hiasan bulan.

senyumku perlahan terbit. walau kali ini terlihat lebih sendu daripada kemarin. ah, ya. jangan lupakan air mataku yang perlahan turun.

sial. ternyata aku merindukanmu, langit. lagi dan lagi.

keputusanku untuk menyalakan lampu kamar ternyata sebuah kesalahan besar. di dinding hanya ada kamu. di atas meja belajar hanya ada kamu. di atas nakas hanya ada kamu. dan di dalam pikiranku pun hanya ada kamu. berlari dan terus berlari ke sana ke mari.

aku mengusap wajah yang berair, menapaki lantai dingin di bawah telapak kaki. langkah pelanku tiba-tiba terarah ke balkon kamar.

"langit, aku rindu."

haha. percuma, bulan. dia tidak ada di sini. sejak awal pun dia tidak berniat untuk menetap. hanya singgah lalu pergi begitu saja. seperti pelangi.

"bulan..."

tidak. itu bukan suara langit. itu hanya ilusi.

"bulan, bisa lihat ke bawah sebentar?"

aku memejamkan mata kuat-kuat. langit tidak mungkin kembali. tidak setelah hampir dua tahun dia pergi. dia---

"bulan, please."

dengan ragu kuturunkan kepalaku. netra hitamku beradu dengan netra hitam pemuda di bawah balkon kamar.

langit ada di sana.

dengan hoodie hitam favoritnya yang dipadukan ripped jeans, pemuda itu berdiri, kepalanya terdongak ke atas. rambutnya selalu berantakan sama seperti dulu kala aku sering menyisirnya dengan jari.

dia ada di sana. bukan ilusi, tapi nyata.

"bulan, i miss you."

air mataku tiba-tiba menyeruak keluar. suara itu. suara itu masih sama seperti dulu.

tanpa banyak bicara, aku berlari menuruni anak tangga menuju halaman rumah. ini sebuah kesempatan baik dan aku tidak boleh menyia-nyiakannya.

tubuhku terhenti beberapa langkah di belakang langit. napasku masih terengah, seolah aku baru saja lari marathon berkilo-kilometer jauhnya.

"langit."

di antara malam, dapat kulihat wajahnya bercahaya terkena sinar bulan purnama. tubuh tegapnya menjulang tepat di hadapanku. sementara itu, senyum tipisnya terbit.

"saya juga rindu kamu."

tuhan, tolong. aku ingin menangis sekarang juga.

tubuhku tiba-tiba direngkuh oleh langit. wanginya masih sama, campuran antara kopi dan cokelat. hanya saja tubuhnya terasa lebih besar dari sebelumnya sampai-sampai aku tenggelam di antara kedua lengannya.

"langit, jangan pergi. lagi."

langit melepas pelukannya. ia menatapku dengan tatapan teduhnya, mengusak surai hitamku lembut.

"no, i won't."

lalu setelahnya, tubuhku kembali ditarik langit. dia benar-benar menyalurkan semua kerinduannya malam ini. di tempat yang sama ketika aku melepasnya pergi, dulu.

selamat datang kembali pada masa lalumu, langit.






Starring:

Langit Althafandra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Langit Althafandra

Langit Althafandra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bulan Althania

















kata dan kita

"kata dan kita; luka yang dibalut aksara."


milleniumsq, 2019.

















_____
A/N:

Cuma iseng aja hehe :) satu chapternya bakal pendek-pendek, kok. Buat yang suka sunwoo-chaeyoung, boleh tuh dibaca. Hehe :)

kata dan kitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang