"Terkadang kita terlalu memperjuangkan apa yang tak seharusnya diperjuangkan, sampai kita pun tak sadar ada orang yang memperjuangan kita."
------SMPN 12 Bandung, sekolahnya Meira mengadakan Pekan Kreatifitas Siswa yang telah menjadi rutinitas kegiatan sekolah yang dilaksanakan setelah kegiatan PAS.
Minggu ini Meira menyiapkan diri untuk PAS, kegiatan Ekskul pun sudah off karena siswa siswi harus banyak mempersiapkan diri. Meira seperti biasa menyempatkan waktu untuk belajar bersama Abil, itu sangat bermanfaat karena Meira bisa menanyakan materi-materi yang tidak ia mengerti.
Sebagai siswi kelas 9, akhir tahun ini banyak bayaran yang harus Meira bayar sendiri, seperti bayar baju kelas, bayar uang kas untuk kegiatan PKS dan baju ekskul yang sudah dilunasi oleh Meira sejak lama. Dia tidak mau memberatkan kedua orangtua nya yang sudah membayarkan tiket dan ongkos study tour ke Yogyakarta bulan depan awal semester baru.
Hari ini Meira telah memiliki janji bersama Abil untuk belajar bersamanya sepulang sekolah. "Bil, jadikan kerumah ntar sore?". Tanya meira.
"Iya jadi ko, tapi masa berdua aja? Kalau kaya biasanya berdua itu kita tetep aja masing-masing kan". Jawab abil yang agak di melas-melaskan.
"Yaudah mau ajak siapa?" Tawar Mei tak keberatan.
"Ajak si Pandji aja tuh sama si Salma, gw juga mau ajak Topan hehehe, lumayan tuh mereka pada pinter kan! Sekalian nanya-nanya soal yang belum kita ngerti". Jawab Abil menjelaskan sambil cengengesan, berharap Meira setuju.
"Pandji sama Salma?!" Mei aga sedikit kaget dan menyesal menawarkan mau ajak siapa. "Aduh bil udahlah Topan aja, lagian kalau rame-rame juga gakan bener, kenal Pandji aja ngga..". Sebenarnya Meira ingin, hanya dia malas jika melihat pandji dan Salma.
"Kenapa sih, lagian kan gapapa kali biar bisa kenalan, jan jangan lu cemburu yaa sama si Salma". Jahil Abil
"Apasi bill, yaudah deh terserah". Jawab Mei kesal.
"Yaudah, gw kasih tau mereka skrng. Byee". Jawabnya sambil pergi tanpa memperdulikan Mei yang kesal.
Abil memang sudah dekat dengan Salma, dia juga sebenarnya tak ada maksud apa-apa mengajak Pandji bersama Salma. Kalau soal Topan dia memang sedang ada hubungan sesuatu, biasalah anak muda.
***
Tadi siang Abil mengajak Pandji bersama Salma untuk pergi kerumah Meira, Pandji setuju saja jika soal belajar bersama.
Sepulang sekolah Meira berjalan sendirian di lorong sekolah yang masih ramai oleh murid-murid SMPN 12 Bandung. Meira berjalan menggunakan earphone sambil mendengarkan lagu --Imagination-Shawn Mendes-- saat Meira berjalan dengan santai, saking santainya dan menikmati lagu, dia tak sengaja menyenggol seseorang.
Meira sangat terkejut dan malu menabrak Pandji yang sedang diam bersandar ke tembok sambil memainkan handphone miliknya. Meira makin tersipu malu saat Pandji malah menyapa nya. "Loh baru pulang Mei? Ntar gw kesana juga sama Salma diajak Abil, bolehkan?". Tanya Pandji aga sedikit ramah. Setau Meira, Pandji itu ngga terlalu banyak berbicara.
"Oh aku baru saja keluar kelas. Bo..boleh kok hehe, seru kan kalau bareng-bareng". Jawab Meira gugup, entahlah Meira hanya berharap Pandji tak menyadarinya.
"Terus sekarang mau kemana? Langsung pulang?". Tanya Pandji lagi.
"Aku mau ke minimarket dulu sebentar, beli sedikit makanan". Jawab Meira cepat.
"Oh yaudah aku duluan ya, kayanya Salma juga udah duluan". Jawab Pandji biasa saja, padahal Meira mengharapkan dia berkata lain.
AUTO KESEL.
KAMU SEDANG MEMBACA
About Waiting
Teen FictionAku merasa harus terus menunggu, menunggu hati yang entah untuk siapa.