Jebakan Putri

42 10 2
                                    

"Melsa, udah gausah di umpetin lagi, ini demi kebaikanlu.. Jujur aja."
Cetus suci

"Tapi-
"Melsa, ikut ibu ke kantor."

• • •

"Suci, kamu juga ikut sebagai saksi."

"Bu, saya ikut!" Teriak Rara sesaat setelah Mereka berjalan keluar kelas

"Kamu mau ikut? Kamu terlibat masalah?" Timpal Bu Laras

"Saya mau jadi saksi bu." Sahut Rara

"Satu Saksi cukup, kamu gk perlu lagi.
Udah, Kalian semua rangkum saja satu buku paket."

"Lah bu? Bukanya tadi-

"Gausah banyak bicara! Ibu sudah kesal, cepat kerjakan sekarang!" Suruh bu Laras.

Sesaat setelah mereka pergi ke kantor, semua murid dikelas mulai berpendapat dan berbisik-bisik.

"Ah ini pasti karena masalah si Melsa, Melsa yang salah kok kita yang kena imbas."

"Karena si Melsa ini pasti."

"Ah ribet itu anak."

"Yaelah, kita yg kena kan."

Semua murid menyalahkan Melsa karena dianggap dialah yg membuat mereka harus mengerjakan tugas lebih banyak.

"Eh udah kek! Kalian gatau masalahnya apa mending diem aja!"
Protes Rara

"Halah emang lu tau? Gausah sok belain dia! Toh dia yang salah!"
Balas Billy salah seorang murid dikelas

"Huuuuu."  Satu kelas langsung menyoraki Rara yang membela Melsa

"Yang masih berisik aku catet, terus aku kasih bu Laras!"
Peringatan Aca

"Lu siapa? Anak baru juga kan, jabatan aja gk punya! hahaha." Jawab Billy

"Ih dia siapa sih Val? Kesel tau."

"Dia Billy, emang gitu orangnya, kalau gw sih nyebutnya Billy such a bully, dia anak osis juga, bisa dibilang dia.. Deket sama si Putri"
Cetus Vala

"Pantes tingkah lakunya sama."
Tambah Aca

• • • /Dikantor/ • • •

"Suci, apa kejadian yang kamu lihat?"

"Jadi, seperti ini bu.. Tadi Melsa pergi ke Toilet dan ketemu Putri bareng teman-temannya, terus gk tau kenapa.. Si Putri narik kalung punya Melsa dengan paksa."

"Lalu?"

"Dia narik kenceng banget bu, nyampe aku pribadi gk tega ngeliatnya...
Si Melsa pengen ngambil kalungnya kembali, tapi malah dilempar ke temennya yg lain, dan seterusnya bu."

"Gak kok bu, suci bohong bu bener bu, dia bohong." Elak Melsa

"Diam dulu mel." Bentak Suci

"Ok suci, tolong panggil Putri di Kelasnya.
Melsa, kita pindah ke Ruang BK, ibu ingin menindak lanjuti masalah ini."

"Tapi bu-" Ucap Melsa

"Sudah! Ikuti kata ibu." Seru bu Laras

Suci keluar kantor dan memanggil Putri dari kelasnya

"Permisi, pak sutan.. Ada Putri tidak pak?"

"Putri! Ada yang mencari kamu."
Panggil pak sutan

"Kenapa?" Tanya Putri

"Dipanggil bu Laras put." Ucap Suci

"Iya kenapa?"

"Udah ikut dulu!"

"Ah ribet lo, yaudah ayok." Tutur Putri

"Misi bu.." Ucap suci

"Suci ya? Sini masuk."

Suci dan Putri masuk ke ruang BK,
Saat Putri berjalan, ia melihat Melsa.
Tetapi Melsa enggan melihat Putri, mungkin bisa dibilang, takut?

"Putri, Ceritakan apa kejadiannya."

/putri mulai menceritakan kronologi yang sama seperti yang dikatakan suci/

"Loh?, Jadi apa alasan kamu ngelakuin itu?"

"Jadi gini bu-

"Jangan kamu yang jawab, biar Melsa sendiri yang jawab." Sangkal bu Laras memotong  kalimat Putri.

Pada saat Melsa berbicara,
Putri Melotot kearah Melsa
seakan-akan mengingatkan Melsa atas ancamannya.

"Seperti ini.. Jadi pas dikantin-

Melsa menyadari ancaman putri dan melihat Putri yang sedang melotot ke arahnya

"Eh bukan, eeem... Jadi pas tadi pagi saya ketemu Putri sebelum masuk sekolah.. Saya kan memang sudah kesal dengan Putri bu, Dia banyak yang menyukai dan populer, saya iri dan niat mempermalukannya, lalu saya jambak rambutnya Putri didepan Billy, yaitu orang yang suka dan disukai oleh Putri." Elak Melsa

"Ya Ampun Melsaa, gk nyangka ibu."
Cetusnya

Putri melihat ke Arah Melsa sambil tersenyum seakan-akan rencananya berhasil

Sesaat setelah Bu Laras melihat Putri, Putri langsung memasang wajah sedih dan prihatin.

"Saya Jambak Putri sampai Jatuh bu."
Gumam Melsa

"Benar seperti itu putri?"

"Iya bu, bahkan dia sampai membanting handphone saya, dia juga pengen dorong saya ke got bu, tapi saya tahan." Gumam putri sambil menangis

"Ya ampun, Melsa.. Kamu keterlaluan ya."

"Tapi saya ikhlas bu, gk papa bu..
Tolong jangan hukum Melsa bu, gk papa saya jatoh asalkan teman saya gk kenapa napa bu." Ucap Putri

"Kamu terlalu baik Putri, tega sekali Melsa." Tukas bu Laras

Wajah bu Laras nampak kecewa, bagaimana tidak.. Ia sudah menganggap Melsa sebagai anak yang baik dan Rajin

"Melsa.. Ibu tidak menyangka semua ini." Timpal bu Laras dengan gelengan kepalanya

Melsa menahan nangis dengan tatapan kosong, ia terjebak dalam situasi tersebut, semua gerakannya pasti salah, ia menyadari bahwa dia sudah terjebak di perangkap Putri.

"Melsa, Hukuman kamu akan sangat berat loh." Ucap Bu Ratih sang guru BK yang biasa disebut sebagai
Guru Killer

"Duh gk nyangka ya ibu sama Kamu, padahal kamu keliatan baik loh."
Tutur Bu Ratih Seraya menulis surat dan memberi surat tersebut ke Melsa

"Ini apa Bu?" Tukas Melsa

"Baca saja." Gumam Bu Ratih selagi menaikan kedua alisnya

Melsa membuka surat tersebut dan mulai membaca isi suratnya.

Ternyata isi surat tersebut adalah surat panggilan orang tua.

"I- ini panggilan orang tua bu?"
Desak Melsa sembari memasang wajah terkejut

"Bukan itu saja, kamu akan di skors selama satu minggu"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 30, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Both.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang