E-1|| Rain Dharmada

116 14 7
                                    

"Hujan itu topeng yang nyata, penutup air mata. Topeng lain diwajahku adalah tawa, penutup luka."
-Rain

•••

SMA Trimurti. Salah satu sekolah yang banyak diminati kalangan pelajar. Siapa yang tidak ingin masuk ke sekolah yang memiliki fasilitas lengkap tanpa kekurangan apapun. Sekolah elit. Sekolah yang mempunyai murid-murid berprestasi dalam bidang akademis maupun non-akademis. Sekolah yang mementingkan nomer satu kedisiplinan, tapi apakah masih ada yang tidak displin?
Tentu saja ada, bahkan sudah langganan diruang yang kata murid Trimurti neraka jahannam, apalagi namanya kalau bukan ruang BK, walaupun begitu dia tetap tersenyum melihatkan gigi putih yang rapih seperti ruangan itu tidak berpengaruh apapun kepadanya.

Siapakah yang dimaksud?

Rain Dharmada, ya pelaku yang selama ini keluar masuk ruang BK.
Gadis yang memiliki rambut lurus, iris mata hitam pekat, hidung tidak terlalu mancung, bibir berwarna pink, wajah yang jauh dari bentuk kotak.

Apa Rain tidak bosan masuk ruang BK?
Tidak. Sekalian sillahturahmi, umur tidak ada yang tau kan.

Kenapa tidak dikeluarkan saja oleh pihak sekolah? Tidak akan bisa. Bila diperumpamakan Rain seperti perhiasan, Rain ibarat berlian yang diburuh banyak Sekolah. Prestasi yang tak pernah mengecewakan. Selalu mengikuti lomba ditingkat nasional maupun internasional, membuatnya tidak susah mencari sekolah baru. Dan pihak sekolah pasti tidak ingin mengeluarkan salah satu siswi yang mempunyai otak diatas rata-rata.

Widya Trijayanto, sahabat Rain sejak SMP, kepribadian yang hampir mirip dengan Rain membuat mereka tidak susah untuk menjadi sahabat.

🔥


"Pak ayolah bukain pagarnya," ucap Rain sedang membujuk satpam yang terkenal dengan kepala botaknya di Trimurti.

"Tumben minta dibukain neng, biasanya langsung nyelonong lewat pagar belakang."

Memang biasanya jika Rain terlambat dia akan lewat pagar belakang dengan memanjatnya.

"Ih Bapak, nggak boleh bilang kayak gitu nanti ada yang dengar gimana? Ntar Bapak sendiri yang disalahkan," Rain berbisik sambil terkikik menahan tawa saat satpam didepannya memperhatikan sekitar untuk memastikan tidak ada orang yang sedang menguping pembicaraan mereka tadi.

Satpam itu menghembuskan nafas pelan sambil mengelus dada. "Alhamdulillah neng, nggak ada yang dengar."

Rain tidak kuasa menahan tawa akhirnya pecah, melihatkan gigi putih rapi dan mata yang menyipit. Dia tidak sadar bahwa yang didepannya kini bukan lagi satpam tadi tapi Bu Sevia, guru BK yang terkenal killer.

"Sudah ketawanya?" Bu Sevia datang dengan wajah ciri khasnya, galak.

Sadar akan suara yang berbeda dibalik pagar itu, Rain mendongakkan wajah. Kusut, satu kata yang menjelaskan raut wajah Rain, tetapi setelahnya senyum tanpa dosa. "Ehehe Ibuk, apa kabar Bu? Lama tidak berjumpa, anak tercintamu ini kangen loh."


🔥

Rain sedikit menyipitkan mata karna terik matahari yang bersinar terlalu terang, sesekali berpindah posisi dibalik tiang sang saka merah putih, walaupun yang dia lakukan sia-sia.

"Kapan sih kebiasaan telat lo berubah hm?" tanya devano kemudian menyentil dahi Rain.

Devano aditya kusuma, Salah satu most wanted boy nya Trimurti. Satu-satunya mantan Rain dan sekarang menjadi sahabat. Aneh? Biasanya kan mantan jadi musuh? Salah, kalimat itu tidak menggambarkan sosok Rain dan Devano. Kenalnya baik-baik, perpisahannya juga harus baik kan.

"Aww!! bangun kesiangan tadi," ringis Rain memandang Devona didepannya sesekali mengusap dahinya.

"Ada ya bangun kesiangan setiap hari?"

"Ih nanya terus dari tadi," Rain memanyunkan bibirnya kesal.

"Kenapa tuh bibir manyun-manyun, minta dicium? Jangan Ra. Bibir gue masih suci!"

Devano membungkam mulutnya

Rain bergidik geli mendengarnya. Tawa mereka menggema dilapangan, orang-orang yang mendengar tawa itu tidak akan protes mengingat sifat mereka yang suka nyablak dimanapun.

Dua manusia itu terus berinteraksi seolah tidak ada yang melihat. Padahal berjarak beberapa meter dari tempat mereka berdiri, seorang lelaki memandang mereka datar dengan tangan dia masukkan disaku celananya.
"Murahan." ucapnya, setalah itu berlalu pergi.


•••

Dunia kehidupan itu keras.

Mereka yang tidak suka sama kamu akan menganggap sesuatu yang kamu lakukan itu sebuah kesalahan. Bahkan mereka yang tidak suka sama kamu akan menganggap kehadiranmu juga sebuah kesalahan.

Jangan menganggap semua itu titik terendahmu. Jangan menyerah. Jangan percaya dengan omongan mereka.

Kita tidak tau sampai kapan kita hidup, yang perlu kamu lakukan adalah buatlah dirimu menjadi lebih baik kedepannya. Agar mereka tau betapa bersinarnya dirimu.

Intinya apa yang membuat kamu bahagia ya jalankan, kalau tidak ya tinggalkan.

Jangan stuck dengan omongan mereka yang membuatmu sakit.

Ini hidup kamu, yang menjalankan juga diri kamu sendiri.

Salam dari aku, si Tyas hehe.


Jangan lupa share dan votment ya..

Maaf ya kalau pendek, untuk part-part selanjutnya akan diusahain yang panjang🙏

Info update bisa pantengin ig aku yaa
@wntyas_d

EccedentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang