Bab Dua

4.8K 658 43
                                    




"Apa yang harus kulakukan?"

Jisoo bergumam, seraya melipat tangannya di dada. Jennie masih tidur di atas kasur. Gadis itu terlihat masih menikmati tidurnya. Sedang Jisoo sudah siap dengan balutan kemeja hitam dan celana chino abu muda. Ia melirik ke arah jam tangannya. 1 jam lagi, hal penting harus dilakukannya. Tapi, keberadaan orang yang masih tidur di depannya itu membuatnya gelisah.

"Bagaimana kalau dia melukai dirinya lagi? Arghh! Ottokhae!!"

Jisoo ingin sekali mengacak rambutnya karena frustasi. Tapi, tidak mungkin dilakukannya karena rambutnya sudah rapi. Ia menghela napasnya. Bak seorang ibu, ia dengan lembut membangunkan Jennie.

Gadis itu mengerjap sebentar. Setelah mendapatkan kesadarannya, dia menatap bingung ke arah Jisoo. Jisoo tidak berkata-kata, segera menarik Jennie. Ia berpikir sebentar, kemudian menggeleng.

Apa yang harus dilakukannya? Ia sudah rapi tapi masa harus memandikan Jennie?

Tanpa berpikir panjang lagi, Jisoo hanya membantu gadis itu untuk mengganti bajunya. Setelah mengganti baju dengan setelan rapi tapi santai, Jisoo kemudian membantunya untuk mencuci wajah. Dan, hal yang paling lama dilakukannya adalah menyuruh Jennie untuk menyikat giginya.

"Gerakkan ke atas dan kebawah, memutar. Pastikan seluruh gigimu tersikat."

Jennie mengangguk atas perintah Jisoo. Lagi-lagi hanya mampu mengerti dengan pergerakan tubuh dari Jisoo.

Glek!

"Yaa!! Kenapa menelannya!!"

Teriakan Jisoo membuat Jennie tersenyum. Ia tidak mengerti apa yang harus dilakukan selanjutnya. Ia sudah memastikan giginya tersikat. Lalu, apalagi?

Jisoo lupa memberitahu untuk tidak menelan busa di mulutnya. Ia tidak sadar berteriak karena kaget Jennie dengan polosnya menelan busa tersebut. Jisoo menepuk dahinya. Ia dengan cepat menyuruh Jennie untuk berkumur dan membuang air kumurannya.

Satu sentuhan terakhir, dan gadis itu terlihat sangat cantik.

Jisoo tidak pernah menyadari gadis aneh di dekatnya itu punya wajah yang sangat menarik. Ia hampir melupakan waktu ketika senyum terukir dari bibir Jennie. Buru-buru Jisoo menggeleng, dan kembali berfokus pada waktu yang terisa 30 menit lagi.

Tidak ada waktu sarapan untuknya. Ia lalu menarik Jennie, menyuruhnya memakai sandal—untuk tidak membuang waktunya lagi pastinya. Sementara Jennie disibukkan dengan bagaimana cara memakai sandal, Jisoo buru-buru mengenakan sepatunya.

Setelah memastikan Jennie menggunakan sandal dengan benar, Jisoo kembali menariknya.

.

.

Seulgi hanya menatap bingung begitu Jisoo masuk ke ruangannya dengan seorang gadis asing dan meninggalkannya begitu saja.

"Tolong dijaga ya!" Teriaknya, langsung berlalu.

Seulgi memiringkan kepalanya dari kursi kerjanya. Memandang bingung ke arah gadis dewasa yang berdiri terdiam di depannya. Gadis itu sedang melihat ke sekelilingnya. Seulgi terus saja menatap bingung.

"Apa dia adik Jisoo? Setahuku Jisoo adalah anak satu-satunya. Teman Jisoo? Lalu kenapa aku harus menjaganya? Dia kan sudah—oh!!"

Seulgi segera berdiri begitu melihat Jennie akan membanting sebuah piagam kecil di dalam lemarinya. Ia buru-buru menghentikan pergerakan Jennie. Untung cepat, Seulgi menghembuskan nafasnya. Ia mendelik tajam ke arah gadis itu.

(✔️) RESET [ JENSOO STORY ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang