1.

22.9K 363 35
                                    

*Author pov_

Langkah kaki gadis itu terasa semakin berat, ia berhenti sejenak dan ditatapnya lagi handphone tua miliknya, hanya tinggal satu tempat tersisa yang bisa ia datangi.

Rumah keluarga Kim.

Yoo Jiae, atau sebut saja Jiae. Seorang gadis dengan perawakan cantik, kulit putih mendekati pucat, dan tinggi 163 cm itu harus meninggalkan desanya, pergi ke kota dan kesana kemari mencari pekerjaan demi melunasi hutang keluarganya.

Semenjak perusahaan ayahnya bangkrut, mereka kehilangan segalanya. SEGALANYA. Sisa uang yang keluarganya miliki, mereka gunakan untuk membeli sepetak rumah di desa.

Pada awalnya, semua berjalan cukup baik. Ayah, dan juga kakeknya bekerja di ladang milik salah seorang penduduk di sana, meski upahnya cukup sedikit, mereka tidak pernah kekurangan makanan.

Akan tetapi, beberapa tahun kemudian, ayahnya jatuh sakit. Kakek Jiae kalang kabut mencari pinjaman untuk biaya pengobatan sang anak. Hingga satu tahun setelahnya, ayah Jiae meninggal.

Terlampau terpuruk sepeninggalnya sang suami, ibu Jiae memutuskan untuk mengakhiri hidupnya sendiri.

Dan Jiae?

Tentu gadis itu sangat terpuruk. Dia mengalami trauma yang cukup serius hingga harus di bawa ke rumah sakit untuk menjalani terapi.

Sempat terfikir olehnya untuk juga mengakhiri hidupnya, namun, saat dilihatnya kedua orang tua rentan itu, hatinya luluh. Kakek-neneknya, yang berjuang untuk membesarkannya, yang bahkan rela tidak makan hanya demi melihatnya mendapat pengobatan yang baik di rumah sakit.

Jiae tersadar bahwa mereka sangat membutuhkannya.

"Yoo Jiae fighting!" teriaknya menyemangati dirinya sendiri.

Dipaksanya kaki itu melangkah lagi.

Tujuh hari yang lalu, debt collector datang menemui keluarganya, dan tentu saja keluarga kecil itu tidak mampu membayar hutang mereka yang menggunung. Kakek Jiae kian menua dan fisiknya kian melemah pula. Sekeras apa pun beliau bekerja, uangnya tak akan cukup untuk melunasi hutang mereka. Hingga debt collector itu mengancam akan mengambil kakeknya untuk dijadikan budak jika mereka tidak melunasi hutangnya dalam satu bulan.

Uang sebanyak itu, dalam satu bulan?

Setelah menaiki bis, sampailah gadis itu di sebuah halte yang tak jauh dari alamat yang ia cari.

Rumah keluarga Kim. Konon katanya, pemiliknya adalah orang paling kaya di Seoul ini. Tuan Kim Si Hyuk adalah pemilik tunggal dari Nessvada Corp. sebuah perusahaan yang bergerak di bidang properti.

Jiae melangkah tanpa ragu memasuki gerbang itu setelah mendapat ijin dari security di sana.

Setelahnya, seorang ahjumma, yang adalah asisten rumah tangga di sana, mengantarnya masuk ke dalam rumah yang bak istana itu. Besar, dan juga berkilau. Rumah paling indah dan paling besar yang pernah ia lihat. Ahjumma itu membawa Jiae memasuki sebuah ruangan.

Di sana, seorang pria setengah tua sudah menunggunya. Ia tersenyum hangat dari kursi kerjanya.

"Annyeonghaseyo," Jiae membungkuk kecil dan berjalan mendekat.

"Kau ada di sini, Nak? Berarti usahamu belum membuahkan hasil," kata pria tua itu di iringi senyum merekah dari wajahnya.

Jiae menghela napas berat, dan mengangguk lemah.

"Tidak ada satu pun tempat yang mau memperkerjakan gadis putus kuliah seperti saya, Ahjussi." adunya.

Jiae mendudukan dirinya di kursi tak jauh dari tempat pria tua itu.

Bangtan's Girl NC 21+ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang