3

9.8K 311 27
                                    

*author pov_

Jungkook menghentikan langkahnya, diendusnya lagi bau asing yang menyeruak menggoda penciumanya itu. Aroma yang sangat menggiurkan, memanjakan, dan sangat mengundang.

Sambil terus mengendus, pria itu melangkah mengikuti aroma memabukkan itu.

Dapur?

"Apa yang Ahjumma masak?" seru Jungkook setengah berteriak.

"Yoo Jiae?" pekiknya lagi begitu ia memasuki dapur.

Reflek Jiae yang tengah berdiri di depan kompor, langsung mematikan kompornya. Ia langsung berbalik menghadap Jungkook dengan takut.

"Apa yang Noona lakukan?!" Jungkook berkacak pinggang sambil menatap tajam gadis di hadapannya itu.

Jiae hanya menggeleng cepat, ia lalu bergeser memunggungi masakannya agar Jungkook tidak melihatnya. Tapi sayang, pria itu sudah melihatnya.

"Minggir," Jungkook menarik lengan Jiae, dan berdiri di depan manci kecil berisi sundubu jjigae yang baru saja gadis itu masak.

"Noona memasak?" seru Jungkook kesal.

"Kook, mianhae, aku sangat ingin makan itu sekarang, sedangkan Ahjumma tidak memasaknya, jadi aku masak sendiri,"

Ketakutan Jiae bukannya tanpa alasan, Kim bersaudara itu memang melarang Jiae memasak, mencuci, maupun bersih-bersih. Apa pun alasannya. Mereka tidak ingin tangan Jiae jadi kasar dan kotor.

Jungkook menghela napas pendek, dan berbalik menatap gadis itu tajam.

"Kemarikan tangan Noona!" perintahnya.

"Um?"

"Kemarikan tangan Noona!" ulang pria itu.

Meski bingung, Jiae menurut saja apa yang diperintahkan Jungkook. Diulurkannya kedua tangannya ke arah Jungkook. Pria itu pun menyambut tangan Jiae, membalik tangannya, dan mengusap pelan telapak tangan gadis itu.

"Jangan lakukan itu lagi, jika Noona menginginkan sesuatu, katakan saja padaku, atau pada hyung yang lain, kami akan membelikanya. Kami tidak ingin tangan Noona jadi kasar. Noona taukan? Tugas Noona di sini hanyalah untuk menemani kami. Jadi jangan lakukan apa pun di luar itu! Di sini ada banyak pelayan, jika Noona membutuhkan sesuatu, panggil saja mereka!"

"Aku mengerti, aku tidak akan melakukannya lagi,"

"Baguslah kalau Noona mengerti. Sekarang ayo kita makan, toh sudah terlanjur dimasak,"

**"

Jiae berdiri di ambang pintu, menimbang apakah sebaiknya ia mengurungkan niatnya untuk meminta ijin pada Yoongi. Meskipun Yoongi akan pergi, Jiae tetap harus ijin padanya jika ingin keluar dari rumah, karena ini masih giliran Yoongi.

"Yoongi?" Jiae mendekat ke arah Yoongi yang sedang memasukan beberapa bajunya ke dalam koper.

"Apa?"

"Kau pergi berapa lama?"

"Tiga hari,"

"Emm, itu ... selama kau pergi, bolehkah aku pulang ke desa menjenguk nenekku? Beliau kurang sehat, aku sangat khawatir, jadi ... bolehkah? Aku janji, aku sudah berada di sini saat kau pulang nanti,"

"Tidak," sahut Yoongi tanpa menoleh ke arah Jiae.

"Kumohon, hanya sebentar, aku tidak akan kabur atau apa. Aku hanya ingin melihat keadaan mereka,"

Yoongi menghempaskan kopernya di kasur, lalu menatap Jiae dalam.

"Video call saja bisa, 'kan?" seru Yoongi pelan.

Bangtan's Girl NC 21+ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang