9.

4.1K 258 42
                                    

Hoseok membuka perlahan matanya yang terasa ngilu dan berat. Setelah menegakkan badannya hingga duduk menyandar di kepala kasur, Hoseok mengedarkan pandangannya ke sekeliling.

Berbagai umpatan kasar, sudah pria itu ucapkan saat melihat bagaimana kacaunya kondisi kamarnya saat ini.

Perlahan tapi pasti, ingatan tentang kejadian malam tadi berputar putar di otaknya, memaksa Hoseok untuk mengingat bagaimana dengan tidak manusiawinya dia melakukan itu pada Jiae, memasuki gadis itu dengan kasar dan bahkan memukul gadis itu.

Dada Hoseok menjadi sesak dan panas seketika, dia merasa sangat bersalah, dia merasa begitu buruk sekarang, gadis semanis itu harus menerima perlakuan keji darinya. Demi Tuhan, Hoseok ingin membunuh dirinya sendiri saat ini.

Harusnya dia tidak minum, harusnya dia tidak pulang dalam keadaan mabuk, harusnya dia tidak menyentuh Jiae.

***

*Hoseok pov*

Setelah membersihkan diriku, aku keluar untuk mencari keberadaan gadis itu. Aku tahu dia akan membenciku setelah ini, aku tidak keberatan karena toh ini semua memang salahku. Aku hanya ingin melihat keadaannya sekarang. Setelah kejadian semalam, dia mungkin mengalami trauma atau sesuatu yang seperti itu, dan aku harus bertanggung jawab untuk semua itu.

Yoo jiae, maaf ....

"Hyung,"

Aku menoleh dan mendapati saudaraku yang lain sedang sarapan di meja makan. Jungkook melambaikan tangannya ke arahku, membuatku mengangkat kakiku dengan berat untuk menghampiri mereka.

Aku duduk di samping Jimin.

"Sarapan! Hyung terlihat kacau!" kata Jungkook masih dengan mengunyah nasi goreng di mulutnya.

Aku menuang air ke dalam gelas dan meneguknya hingga habis.

"Hyung, panggil Jiae untuk sarapan, dari semalam dia belum makan" seru Jimin dengan santainya.

Brengsek. Jiae belum makan semalam, dan aku melakukan hal sekeji itu padanya. Aku ini iblis atau apa? Di mana gadis itu?

Sekarang, apa yang harus kukatakan? Di mana Jiae saja aku tidak tahu.

"Hyung, kau melamun?" Jimin menyenggol pelan lenganku.

"Em, itu, Jiae tidak bersamaku,"

"He? Lalu dia di mana?" pekik Jimin

"Dia di kamarku!"

Baik aku, dan saudara yang lain langsung menatap Yoongi hyung lurus lurus, Hyung melirik sekilas ke arahku lalu kembali menggigit kasar roti di tangannya.

"Ah Hyung! Kau tidak bisa melakukan itu! Ini masih jadwalnya Hobi Hyung! Kalau Hyung ingin bersama Noona, Hyung harus menunggu!" protes Jungkook.

"Asss brengsek! Aku tidak melakukan apa pun! Di kamar Hoseok ada kecowa dan Jiae ketakutan, jadi aku menyuruhnya tidur di kamarku!"

Aku tahu Yoongi Hyung berbohong. Jika saja tidak ada yang lain di sini, mungkin dia sudah menghajarku sekarang. Aku bisa melihat tatapan benci dari matanya saat menatapku.

"YAK Hyung! Bersihkan kamarmu! Astaga!" kesal Taehyung.

Aku tidak lagi perduli mereka mengatakan apa karena aku langsung beranjak meninggalkan meja makan dan menuju kamar Yoongi Hyung.

Gadis itu di sana, meringkuk di balik selimut dengan mata terpejam rapat.

Aku menyeret langkahku yang terasa berat menghampiri gadis itu.

Aku tahu dia tidak tidur.

Aku duduk di tepian kasur, lalu menatap gadis itu lekat-lekat.

Ada sedikit lebam di pelipis mata Jiae, melihat itu, memaksaku kembali mengingat bagaimana tangan ini terangkat memukul wajah tak berdosanya, aku pasti sudah gila.

Bangtan's Girl NC 21+ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang