trending topik

258 29 11
                                    

" Aku nggak tau, sudah berapa banyak aku berpikir kalau aku merindukanmu. Tapi, saat ini aku sedang berusaha mengatakannya. Mungkin impian ku cukup sederhana. Berharap kamu ada disini secara nyata."
🍭🍭🍭

Semua chat masuk dari kak bintang yang menurutku isinya tanpa faedah dan itu sangat menggangu membuat ku mau tak mau harus membalas chat tersebut.

BintangDirga
Bul
Bulan
Besok pagi gua jemput ya?
Ntar kesekolahnya bareng gua?

BulanAileen
Ogah
Ga mau.

BintangDirga
Ga mau tau, besok berangkat bareng.
Gua gak Nerima penolakan.

Besok pagi, ketika aku sedang memasang kaos kaki, ada suara klakson didepan pagar dan itu sangat menggangu dan kalian pasti tau siapa orang itu.
Tepat ketika pagar dibuka muncul lah muka dengan wajah sok coolnya yang entah kenapa membuat ku terdiam sebentar.

"Udahan kali ngeliatin gua nya bul, sampe segitunya amat sih" ucap Bintang sambil mengacak-acak rambut ku.

"Astaga Kak Bintang, ini tuh susah nyisirnya"balas ku tak terima

"Ngapain juga rambut lu diikat? Mending diurai" balasnya sambil duduk di sebelahku.

"Panas tau kalo diurai, gerah aja" dan setelah mengatakan kalimat itu dalam hitungan detik tangan Kak Bintang langsung menarik ikat rambut yang ada di kepalaku dan ya rambut ku pun terurai sempurna.

"Nah gini kan cantik" katanya sambil menepuk puncak kepalaku.

Deggg, jangan baper plis.

"Ishhhh, apaan sih kak, mending berangkat" astaga ini pipi ku kenapa panas.

"Bulan, kok pipi lu merah sih? Lu sakit" balasnya panik sambil memeriksa kepalaku dengan tangan nya.

"Enggak kak" balas ku sambil menyingkir kan tangan nya dari kepala ku.

"Tapi kok pipi lu tiba-tiba merah sih? Atau jangan-jangan lu baper gara- gara gua bilang cantik tadi" godanya

"Berangkat sekarang atau aku berangkat sendiri!" Balasku

"Ehhhh, iya iya berangkat sekarang" katanya sambil memasukan ikat rambut ku tadi ke saku celana sekolahnya.

"Ayok naik" ujarnya.

"Mana helmnya kak?" Tanya ku

"Ohhh iya, astaga gua lupa, ntar di jalan aja deh beli helm nya" ucapnya.

Ketika aku sedang kebingungan bagai mana cara menaiki motornya, tiba-tiba saja tangan nya terulur membantu ku untuk  menaiki motornya tersebut.
Belum juga aku bisa bernapas lega, karena dari tadi hati ku berdetak tak karuan, tiba- tiba suara kak bintang terdengar seperti perintah "Pegangan ntar jatuh" ucapnya

"Pegangan ke mana?" Jawabku sedikit bego

"Ke gua lah, masa ke aki-aki sih" balasnya kesal.

Aku ingin tertawa karena melihat mukanya yang kesal, tapi tertunda karena jam tangan sudah hampir menunjuk kan pukul 6.30.

Tiba-tiba saja tangan kak Bintang menarik tangan ku untuk memegang pinggang nya dari belakang, dan itu membuat diriku terdiam beberapa saat, sampai kak Bintang melakukan motornya dengan kecepatan tinggi yang membuat ku menutup mata dan sekali-kali mengucap istighfar.

AngkasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang