Prolog

19 2 1
                                    

Dunia yang kami tempati ini mungkin begitu aneh dibandingkan dengan dunia yang biasa aku baca di buku dan yang biasa ibu ku ceritakan sebagai pengantar tidur bagi aku dan adikku.

Rembulan bulan terus menemani hari-hari kami sepanjang hari. Mulai dari kami membuka mata sampai kami kembali memejamkan kedua kelopak mata ini. Begitu terus siklus yang terjadi.

Sebenarnya cahaya redup dari rembulan bulan tidaklah buruk, bahkan aku bisa katakan bahwa ini adalah hal yang sangat indah. Melihat bintang-bintang yang bertebaran di langit sebagai pengiring untuk bulan sungguh indah untuk di nikmati oleh mata.

Namun aku yakin, pasti ada saat dimana dunia tidak selalu gelap. Seperti itulah yang aku baca di buku dan yang biasa diceritakan oleh para orang tua dulu. Setiap anak pasti pernah mendengar cerita bahwa di langit dahulu kala pernah ada suatu bola besar yang menggantung di atas dengan cahaya yang lebih terang daripada cahaya bulan.

Bola besar itu tidak memancar keindahan seperti yang dilakukan oleh rembulan bulan, bola besar itu juga malah memancarkan kepedihan bagi tubuh, itu yang dikatakan oleh para orang tua. Namun, bola besar itu dahulu adalah sumber kehidupan bagi seluruh makhluk hidup yang ada di dunia ini. Menurut cerita-cerita yang aku dengar, bola besar itu bernama matahari dan dia sudah menghilang sejak beribu-ribu tahun yang lalu.

Berarti sudah beribu-ribu tahun juga kita telah hidup tanpa merasakan cahaya terik dari matahari itu. Cahaya yang menyakitkan namun memberikan banyak pengharapan bagi para makhluk hidup. Memang seperti itu yang diceritakan dan aku juga tidak tau akan kebenarannya.

Aku merasa bahwa, entah mengapa kalau pihak kerajaan dan Asosiasi Sihir seperti menutup-nutupi soal itu. Namun kerajaan dan Asosiasi sendiri juga tidak melakukan penangkapan terhadap orang-orang yang menyebarkan soal cerita itu, yang aku yakin itu karena adalah masalah sepele.

Kerajaan yang aku dan adikku tinggali sungguh indah. Rakyatnya damai dan tentram meskipun wilayahnya luas dan pihak Asosiasi Sihirlah yang telah melaksanakan tugas itu dengan baik.

Setiap anak pasti bermimpi untuk bisa masuk Asosiasi Sihir, baik itu sebagai Lancer Negara, Knight Negara, Ranger Negara, maupun Witcher Negara, dan berjuang untuk melindungi kerajaan dengan sepenuh tenaga dan kemudian diberikan penghargaan oleh Raja di istananya.

Tidak semua orang bisa masuk ke istana Raja. Siapa yang telah berhasil masuk dari sana karena sebagai undangan dari pihak kerajaan, dia akan mendapatkan kehormatan yang sangat besar. Tetapi, siapa yang masuk ke istana tanpa undangan apapun dan melakukannya secara diam-diam, jangankan untuk keluar, belum tentu dia masih bisa hidup karena Asosiasi akan mengeksekusinya langsung di tempat tanpa diadili terlebih dahulu.

Mungkin itu adalah sisi jahat dan kejam dari kerajaan dan Asosiasi Sihir, namun itu juga karena orang-orang itu sendiri yang salah dan melanggar peraturan yang telah ditetapkan.

Kedua orang tua ku adalah Witcher Negara dan mereka telah berjuang dengan baik, walaupun kini mereka telah tiada. Pihak Asosiasi Sihir memberitahu kepada aku dan adikku bahwa mereka telah gugur di medan pertempuran dengan heroik. Aku dan adikku yang masih kecil waktu itu tidak bisa menyembunyikan kesedihan walaupun mereka gugur di medan pertempuran.

Berhari-hari dan berminggu-minggu, aku dan adikku meratapi kesedihan ini. Wajar saja karena waktu itu kami masih sangat kecil dan sulit untuk menerima keadaan yang telah terjadi walaupun kejadian itu tidak bisa untuk dirubah lagi.

Siapa lagi yang akan menceritakan dongeng sebelum tidur. Siapa lagi yang akan membuatkan kami satu piring kue jahe di waktu sore walau langit memang tetap gelap. Siapa lagi yang akan menggendong dan bermain dengan kami.

Sejak saat itulah aku dan adikku meyakinkan diri kami, dan kami punya satu mimpi yang sama, yaitu bisa melihat dan merasakan kembali siang hari walaupun mungkin itu adalah hal yang mustahil. Itu untuk membuktikan semua dongeng ayah dan ibu serta dengan itu kami tidak perlu lagi mendengar cerita seperti itu lagi dan kami bisa melihat dan merasakannya dengan mata, tubuh, dan jiwa raga kami sendiri.

Black Zokudan [vol 1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang