Chapter 6 : Saling Melindungi

3 1 0
                                    

"Ayah, kok hanya Sylvia saja yang memiliki sihir? Aku kok tidak punya? Aku kan kakak!"seru seorang anak kecil kepada ayahnya yang sedang duduk didepan rumah ditemani dengan secangkir kopi hangat dan rembulan bulan yang begitu indah.

Anak kecil itu berlari dengan saling bergandengan tangan dengan sang adik perempuan kesayangannya. Mendengar suara bising itu, sang ibu keluar dari dapur dan menghampiri mereka bertiga dengan penasaran.

"Benarkah?" tanya si ayah kepada anak laki-laki kecilnya itu. Dia lalu memegangi kening dari si anak laki-laki dan kening dari anak perempuan kecilnya yang sangat lucu dan imut. Si ibu hanya menunggu saja apa reaksi dari suaminya itu.

Setelah puas memegangi kening kedua anaknya itu, si ayah lalu tersenyum. Anak laki-laki dan adik perempuan sama sekali tidak mengerti dengan ekspresi dan raut wajah dari sang ayahnya barusan. Ibunya pun lalu ikut tersenyum.

"Ada apa? Kok ayah dan ibu cuma tersenyum saja?" tanya anak laki-laki itu dengan penuh kebingungan yang melanda dirinya.

"Dengar ini, Dean. Kau juga, Sylvia," ucap si ayah. "Walaupun kau tidak memiliki mana sama sekali, Dean, dan kau memiliki jumlah mana yang sangat besar, Sylvia, kalian berdua ditakdirkan untuk saling melengkapi."

Gadis kecil dan kakak laki-lakinya itu sama sekali tidak mengerti dengan makud perkataan dari ayahnya.

"Sylvia tidak bisa mengeluarkan sihir sedangkan Dean bisa merapalkan sihir. Jadi kalian berdua harus berjanji kepada ayah dan ibu, terutama kepada diri kalian sendiri...." kata ayahnya yang bijak itu.

"Kalian harus saling melindungi satu sama lain. Dean melindungi Sylvia dan Sylvia melindungi Dean. Apapun yang terjadi, kalian harus saling melindungi," lanjut si ayah yang kemudian dia menunjukkan kedua jari kelingkingnya kepada kedua anaknya yang cerdas dan pintar itu.

Kedua anak itu lalu mengikatkan jari kelingking mereka kepada si ayah dan lalu berkata, "kami berjanji, ayah." Ayah dan ibunya pun tersenyum bahagia melihat apa yang dilakukan oleh kedua anak kesayagannya tersebut.

*****

"Apa-apaan dengan mata itu? Kau seperti berkata bahwa "aku akan mengalahkan kalian semua," bukan?" kata Arshavin yang sebenarnya memang benar.

Tubuhku lalu ikut menyala seterang adikku. Dari balik bajuku, tiba-tiba muncul buku sihir kuno dan kemudian buku itu terbuka sendiri. Halaman buku itu kemudian terisi dengan tulisan mantra sihir dengan sendirinya.

Arshavin juga kemudian membuka buku sihirnya. Halamannya kemudian bergerak-gerak sendiri. "Aku tidak tau dari mana kau mendapatkan buku sihir itu, namun aku akan langsung mengalahkanmu."

"Nigrum Pila," ucap dia merapalkan mantra sihir miliknya. Sebuah bola hitam dengan kekuatan yang sangat besar meluncur kearahku.

Tubuhku tiba-tiba bergerak sendiri seperti saat aku bangkit tadi. Aku menghindari serangan kuat itu dengan sangat mudah. Mata dari pria itu lalu membesar. Alisnya mengangkat keatas.

"Aku tidak mau kau terluka, Marry. Bersembunyilah sekuat yang kau bisa," bisikku kepada Marry yang berada disebelahku. Marry lalu mengangguk, meng-iyakan perintahku barusan.

Arshavin lalu menggeleng-gelengkan kepalanya dan membentangkan kedua tangannya serta tersenyum. Setelah itu dia rapatkan kembali tangannya seraya menatapku dengan sangat tajam. Hal itu membuatku sedikit terguncang.

"Tidak kusangka...... Fenomena itu benar-benar terjadi," kata Arshavin yang membuatku sama sekali tidak mengerti.

"Lepaskan adikku, sekarang!" seruku dengan sorot mata yang sangat menusuk kepada Wicher Negara tingkat 1 itu. Pria itu lalu mendesis dan raut wajahnya sama sekali tidak bisa aku baca. Dia sangat berbeda dibanding dengan sebelumnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 03, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Black Zokudan [vol 1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang