Chapter 2 : Manusia Buku

6 1 0
                                    

Terkadang ada beberapa hal mustahil dan sulit untuk dijelaskan dengan nalar. Kalau ingin diberi contoh mungkin kita akan sulit menyebutnya satu persatu, namun memang ada dan tidak bisa untuk dielakkan.

Hal-hal yang misterius seperti itulah yang membuat hidup kita menjadi lebih berwarna dan lebih berarti. Bagi orang yang tertarik, mereka akan segenap mungkin memecahkan misteri tersebut. Bagi yang kurang tertarik, setidaknya dalam hidupnya ia bisa mengetahui bahwa ada hal aneh di dunia.

Mungkin yang saat ini aku dan adikku lihat adalah segelintir kecil dari salah satu misteri dunia yang menunggu untuk dipecahkan misterinya tersebut.  Sosok manusia yang melayang, berwajah cantik bak seorang malaikat, berdada bidang bak seorang pria macho sedang berada didepan kami berdua.

Orang itu awalnya nampak kebingungan, tetapi ketika melihat kami yang tak kalah bingung darinya, dia malah melemparkan senyum ramah nan hangat kepada kami berdua.

"Yo!" sapa orang itu dengan sangat baik dan ramah. Rasa takut yang muncul di dalam diri Sylvia kini berubah menjadi kebingungan dan keheranan. Orang itu kemudian mendaratkan kedua kakinya dengan sempurna di atas lantai kayu perpustakaan. Tidak ada suara decitan sama sekali. Benar-benar sempurna.

"Aku Sola! Senang bertemu dengan kalian!" seru orang itu.

Sylvia masih saja bersembunyi di balik punggungku dengan sekali mengintip untuk beberapa kesempatan. Ku perhatikan diri orang itu dengan seksama kembali untuk kedua kalinya.

"Argh...... Siapa kau?! Berani-beraninya kau telanjang di hadapan adikku!" tegas ku padanya.

Orang yang bernama Sola itu lalu menepuk kedua telapak tangannya sekali. "Untuk apa kalian harus malu? Aku sendiri tidak memiliki kelamin, jadi untuk apa aku harus menutupi tubuhku dari kalian?" ucapnya dengan sangat riang.

Benar yang Sola ucapkan itu. Dia sama sekali tidak memiliki alat kelamin, baik itu milik pria maupun wanita. Meskipun begitu telanjang tetap saja telanjang, pikirku.

Ku ambil telapak meja berwarna putih yang tak jauh dariku yang ku lemparkan pada orang misterius itu. Ku suruh ia untuk mengenakannya. Tanpa berkomentar, ia langsung menuruti perintah ku begitu saja.

"Kau sekarang bisa tenang, Sylvia," ucapku dengan tenang kepada adikku sembari mengelus rambut pirang adikku. Dia awalnya ragu untuk keluar dari balik punggungku, namun akhirnya dia memberanikan dirinya.

"Siapa nama kalian berdua?" tanya dia tanpa ragu sama sekali.

Aku dan adikku lalu saling berpandangan satu sama lain. "Namaku Dean Silva, kalau adikku bernama Sylvia Silva," jawabku dengan mantap.

Raut wajah orang itu lalu semringah mendengar jawaban yang keluar dari mulutku. "Aku Sola. Senang berkenalan dengan kalian!" ucapnya dengan riang sembari memberikan senyum pada akhir kalimat.

"Aku sudah tau. Siapa kau sebenarnya? Mengapa kau bisa keluar dari dalam buku?" tanya ku dengan beruntun.

Raut mukanya sedikit kecewa dengan ucapanku yang pertama tadi. "Sebelum aku menjawab pertanyaan mu, izinkan aku untuk berterima pada kalian berdua. Berkat kalian, akhirnya aku dapat bebas setelah di segel selama 2000 tahun di dalam buku itu," kata dia dengan sopan.

"Du.....dua ribu tahun!!!!!!" ucap aku dan adikku dengan kompak. Kami berdua kemudian saling berpandangan satu sama lain dan aku lalu menggaruk-garuk kepala ku.

"Anu.....mengapa kau bisa berada didalam sana selama 2000 tahun, Sola?" tanya Sylvia dengan sopan, tak kalah sopan dengan Sola sebelumnya.

Sola lalu mendekati Sylvia. Makin dekat, bahkan wajah mereka sudah hampir bersentuhan satu sama lain. Karena hal itu, wajah adikku langsung memerah karena malu.

Black Zokudan [vol 1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang