Part 3

1.2K 167 3
                                    

   Lalisa menghela nafasnya seraya melirik ke arah jendela, kini hujan telah mengguyur kotanya dan hal itu membuat Lalisa terlalu malas untuk sekedar beranjak, ini merupakan hari ke 7 setelah Lalisa kembali kerumahnya dan hal yang ia lakukan selama itu hanyalah makan, tidur, mandi, menerima panggilan dan mendengarkan musik.

   Perlahan, Lalisa beranjak dari ranjangnya, menepis segala rasa malasnya dan melangkahkan kakinya menuju jendela besar yang berada diujung kamarnya. Lalu, gadis bersurai coklat itu membuka jendela-nya, membiarkan suasana hujan menguasainya, ia memejamkan matanya, menghirup aroma petrichor yang selalu gadis itu suka.

   "Sampai jumpa, Nona poni."

Kalimat itu, muncul secara tiba-tiba dibenak Lalisa, bersamaan dengan ingatan laki-laki itu yang tersenyum lembut padanya.

   Lalisa membuka matanya, menepis segala hal yang muncul secara tiba-tiba. Bersamaan dengan itu, dering ponselnya berbunyi, menandakan ada sebuah panggilan masuk dan hal itu membuat Lalisa beranjak meninggalkan jendela yang ia biarkan terbuka.

   "Yeobseyo?"

   "Nallali, bisa kau bukakan pintu rumahmu? Sepertinya tak ada orang selain kau dan jangan katakan bila kau tak ada dirumahmu, aku telah membawakan makanan kesukaanmu yang kau inginkan tadi malam. Aku juga—"

   "Heishhh! Kau ini cerewet sekali Huna! Seperti eomma-ku saja! Aku segera kebawah tunggulah!" ucap Lalisa memotong ucapan Sehun dan mematikan sambungan panggilan itu.

•••

   Lalisa menuruni anak tangga dengan terburu-buru, ia tak ingin Sehun menunggu lama didepan rumahnya. Setelah menuruni tangga, Lalisa langsung berlari kearah pintu utama dan membukakannya.

   "Huna!" ucap Lalisa sedikit terengah.

   "Wae? Kau berlari ya? Harusnya kau tak berlari Nallali," ucap Sehun seraya mengusap poni gadis itu.

   "Masuklah Huna, diluar hujan," ucap Lalisa mengabaikan kalimat Sehun seraya menarik lengan Sehun dan membawanya masuk kedalam lalu menutup pintu dan meletakkan payung yang Sehun bawa sebelumnya pada tempat payung.

    Lalisa membawa Sehun masuk kedalam kamarnya yang luas tanpa menutup pintu. Lalisa menaiki ranjangnya dan duduk dengan kaki menyila, sedangkan Sehun, ia hanya duduk dipinggir ranjang gadis itu setelah memberikan sebuah paperbag coklat pada Lalisa.

   "Huna~ gumawo," ucap Lalisa senang seraya membuka paperbag tersebut, mengeluarkan sebuah kotak yang berisi makanan khas Thailand favorit gadis itu, ia mengambil sendok yang tersedia disana dan memakannya tanpa mempedulikan Sehun yang masih setia menatapnya.

Sehun tersenyun kecil.

   "Nallali, kau belum menceritakan padaku, bagaimana reaksi orangtuamu saat aku mengantarmu pulang waktu itu?" ucap Sehun meraya melepas sandal berbulu yang ia pakai sebelum masuk ke dalam kamar Lalisa, lalu menghadap gadis itu dan duduk menyila seperti yang Lalisa lakukan.

   "Hhh, mereka sangat kesal dan khawatir, apalagi Eomma, ia menceramahiku sepanjang malam dan memaksa ingin tidur denganku agar aku tidak kabur lagi, kalau Appa, ia hanya memelukku dan mengatakan untuk tidak mengulanginya lagi," ucap Lalisa yang masih sibuk dengan makanannya.

   "Kalau aku jadi Appamu, akan kukirim kau kehutan dan kutinggalkan sendiri, agar kau tau rasanya jauh dari orang yang kau kenal dan ku biarkan kau untuk mencari jalan pulang sendiri," ucap Sehun seraya mengeluarkan ponselnya

See You Later (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang