Part 2

1.7K 205 2
                                    

Ia menolehkan kepalanya kepada lelaki dihadapannya yang telah menjadi pendengar baik seperti yang Lalisa inginkan. Ia pikir lelaki itu sedang melanjutkan kegiatan menggambarnya namun Lalisa salah, nyatanya laki-laki itu tengah menatapnya intens dengan sorot mata yang melembut.

'' Kembalilah, semua hal yang terjadi takkan pernah salah, kau diperlakukan cukup adil oleh takdir. Percayalah, takdir akan menempatkanmu ke tempat yang sebaiknya," ucap laki-laki itu dengan suaranya yang menenangkan

Lalisa terdiam, matanya masih setia menatap laki-laki yang berada dihadapannya itu. Semua kalimat yang lelaki itu ucapkan, nyatanya adalah sebuah kebenaran yang Lalisa lupakan, kalau dipikir-pikir apa yang kedua orangtuanya lakukan adalah demi kebaikan Lalisa semata, bukan untuk mereka namun untuk masa depan gadis itu sendiri, kedua orangtuanya selalu berada disampingnya, memberikan kasih sayang dan dukungan serta arahan untuk gadis itu.

Lalisa sedikit tertegun melihat laki-laki dihadapannya tersenyum, senyumnya sangat menawan, manis namun tak berlebihan dan Lalisa suka itu. Lalisa sendiri baru sadar, lelaki dihadapannya memang cukup tampan, errrr...., Lalisa meruntuki dirinya sendiri, bisa-bisanya ia memikirkan itu di situasi seperti ini. Lalisa dengan kikuk membalas senyuman laki-laki itu, lelaki itu pun masih setia memandangnya dengan senyuman yang tak pernah luntur diwajahnya, hal itu membuat Lalisa merasakan hal yang aneh pada dirinya, pipinya memanas dan entah terbesit perasaan senang seketika. Hingga sebuah suara pemberitahuan mengintrupsi perasaannya.

Lalisa mendesah kecewa.

Kereta yang ditumpanginya telah membawanya sampai ketujuan, jadi Lalisa harus berpisah dengan lelaki itu? Oh hey! Siapa yang tadi mengatakan 'kupikir kita tak akan bertemu kembali' Uhhh Lalisa seketika saja menyesali ucapannya itu, timbul sedikit rasa ingin berjumpa lagi dengan laki-laki dihadapannya.

"Hey!" panggil laki-laki itu membuyarkan lamunan Lalisa

"Ternyata, selain kau suka pesimis, kau suka melamun juga ya ternyata," ucap laki-laki itu seraya memasukkan buku sketsanya dan pensilnya ke dalam tas punggung.

"Tidak juga," ucap Lalisa pelan seraya memperhatikan aktivitas laki-laki dihadapannya

"Sampai jumpa, Nona poni," ucap laki-laki itu seraya menggendong tasnya dan pergi keluar kereta

Lalisa terpaku beberapa detik, sebelum akhirnya mengambil tasnya dan pergi keluar kereta. Setelah Lalisa berhasil keluar dari kereta tersebut, matanya mencari sosok pemuda yang duduk dihadapannnya beberapa waktu lalu, sedikit keinginan muncul seketika untuk lebih lama lagi dengan laki-laki itu. Lalisa menghela nafas kasar, menepis segala keinginannya dan memutuskan untuk mencari taksi yang akan membawanya ke apartemen miliknya.

...

Lalisa melangkah ringan menuju apartemen miliknya yang bernomor 81 dilantai 2, seraya bersenandung kecil, Lalisa memainkan ujung rambutnya sendiri dan menebak-nebak apakah apartemennya dalam keadaan rapi atau tidak, mengingat ia mengirim beberapa kardus dan kopernya ke apartemennya itu dengan perantara teman baik Lalisa yang mendapat predikat orang terberantakan didunia, Lalisa tertawa kecil mengingat itu. Sesampainya didepan apartemennya, Lalisa segera menekan password dan segera masuk ke dalam apartemennya.

"Siapa kau?!!!!" tanya Lalisa sedikit berteriak melihat laki-laki berwajah dingin duduk disofa panjang yang berada didekat pintu masuk.

Mendengar suara Lalisa, laki-laki itu yang awalnya mengarahkan perhatiannya kepada ponselnya, segera menoleh ke sumber suara tanpa membuang ekspresi dinginya.

"Aku? Aku calon suamimu, Oh Sehun," ucap laki-laki itu seraya bangkit dari duduknya

Seketika Lalisa membeku ditempatnya dengan mulut yang terbuka. Dilihatnya laki-laki bernama Oh Sehun yang mengaku menjadi calon suaminya itu berjalan kearahnya, Lalisa yang masih terkejut hanya bisa melihat laki-laki itu yang kini tepat dihadapannya, laki-laki itu mensejajarkan wajahnya dengan Lalisa.

See You Later (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang