MPL6

6.4K 280 1
                                    

Budayakan vote sebelum baca!

"Jadi?" Tanya Lana pada Ferro yang duduk di sampingnya membuat Ferro mengerjit bingung.

"Jadi beli cincin? Tadikan lo yang ngajak!" Jelas Lana pada Ferro. Ferro seakan sadar lalu hanya memangut-mangut tanda mengerti. Namun ia tetap duduk di sofa ruang tamu masih menonton televisi.

"Sebentar." Lana terus memperhatikan kegiatan Ferro, ia kesal sekaligus geram, karena ia harus pergi cepat dan kembali pun dengan cepat. Ia ingin pergi bersama teman-temannya untuk liburan.

"Berangkat sekarang atau nggak sama sekali!" Tanya Lana menahan emosinya. Ferro menahan tawanya melihat kekesalan Lana dari wajah gadis itu. Ferro memperhatikan Lana secara instens dari atas sampai bawah. Niatnya sebenarnya ingin menggoda Lana, yah walau ia sebenarnya juga terpanah dengan penampilan calon istrinya ini. Lana menatap tajam Ferro karena terus saja menatapnya dari atas sampai bawah. Hello guys, pemikiran aneh pasti kecantol pada objek yang diperhatikan. Ia mengambil bantal sofa dan melemparkan bantal itu pada Ferro tepat mengenai wajahnya.

"Ngapain lo liat gue kayak gitu, mau mesum lo ya?!" Tuduh Lana. Ferro meletakkan bantal tadi di atas pangkuannya.

"Kamu serius, mau pakek baju kayak gitu keluar?" Tanya Ferro datar matanya menatap ke depan.

Lana menatap pakaiannya. Baginya tidak ada yang salah. Hanya mengenakan sabrina dan celana hotpans itu sudah terbiasa baginya. "Seriuslah, setidaknya gue masih pake pakaian. Ayo cepet berangkat, gue ntar ada janji sama temen-temen gue."

"Ganti atau nggak pergi sama sekali." Ucap Ferro mengikuti gaya bicara Lana tadi.

Lana yang mendengar pernyataan Ferro mengangkat bahu acuh. "Lah, bagus dong nggak pergi. Jadi gue bisa lanjut tidur sebelum ngumpul." Ucap Lana acuh, baru saja ia akan membalikkan tubuhnya untuk kembali tidur ke kamar, Ferro mencekal pergelangan tangannya.

"Ganti atau saya saja yang gantiin. Saya tau kok apa saja langkah-langkahnya." Ucap Ferro.

Gila. Itulah yang dipikirkan Lana soal Ferro.

"Gak usah. Gue bisa ganti sendiri!" Ucap Lana cepat. Lalu kembali ke kamar untuk mengganti bajunya.

Setelah 5 menit berlalu, Lana menuruni anak tangga dengan menggunakan celana jeans panjang berwarna hitam, baju kaos putih yang berisikan tulisan 'Supreme' berwarna merah, sepatu putih polos bermerk NIKE serta tas gendong kecil berwarna hitam yang berada di punggungnya.

"Udah, puas lo!" Ucap Laan saat Ferro menatapnya. Ferro hanya menggangguk sebagai jawabannya.

Ferro berjalan dengan coolnya menghampiri  Lana. Ferro mengulurkan tangan kanannya ke arah Lana, dan ntah dorongan dari mana ia menerima uluran tangan Ferro. Sampai-sampai ia lupa jika dirinya masih berada di atas anak tangga. Kaki Lana melangkah maju. Satu anak tangga sudah dituruni dan yang kedua.

Gebragg...

Kaki Lana lolos dari tangga terakhir. Pijakannya tak tepat sasaran. Ia terjatuh di lantai, ralat saat ia membuka matanya melihat Ferro yang tubuhnya begitu dekat denganya. Mata Lana terkunci dengan tatapan manik mata Ferro.

Lana mengerjitkan dahinya, saat merasakan detakan jantung Ferro begitu cepat. Tangan Lana menopang tubuhnya di dada Ferro, ia terbangun dan diikuti serta dengan Ferro.

"Lo nggak papa?" Tanya Ferro kahwatir, Lana mengerjitkan dahinya saat pertanyaan itu dilontarkan padanya.

"Seharusnya gue yang nanyak! Lo nggak papa?" Tanya Lana balik. Ferro hanya menggeleng, "Udah yuk, ntar keburu malam...gue mau keluar ntar!" Ucap Lana.

FERLANA (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang