senin yang tidak baik

30 6 0
                                    

Flashback on

Hari-hariku tidak baik-baik saja. Baik itu senin selasa rabu kamis jumat sabtu bahkan minggu.

Ini hari senin, entah senin keberapa dalam hidupku dan aku masih tidak baik-baik saja.

Mungkin anak lain akan memilih untuk diam dirumah dan mengirim surat izin jika bangun terlambat di hari senin. Tapi aku tidak.

Oh ayolah! Ini senin! Senin yang baik untuk kamu yang baik.

Tapi aku tidak baik.

Dengan langkah santai memasuki pagar belakang sekolah yang memang sangat jarang dijaga oleh satpam. Jam sudah menunjukkan pukul 08.30 dan tentu saja aku melewatkan upacara bendera, di hari senin.

Melewati koridor dengan pulpen yang sengaja kuketuk-ketukkan disetiap jendela kelas yang isinya tengah sibuk mengajar dan belajar. Tatapan mematikan di layangkan oleh beberapa guru, dengan secepat mungkin aku melarikan diri dari tempat tersebut sambil tersenyum.

Bahagianya.

Jangan menganggapku gila, itu hanya bagian dari senin yang tidak baik untukku, melihat orang-orang marah membuatku senang, hari seninku menjadi lebih tidak baik lagi.

Di cap sebagai ‘pembuat onar’ menurutku tidak terlalu buruk. Predikat yang sangat jarang didapat, hanya orang-orang terpilih yang dapat menyandang predikat tersebut, apa itu dapat dikatakan sebagai suatu prestasi? Jika iya, setidaknya ada hal yang dapat kubanggakan.

Aku memasuki ruang kelas, memberi salam kepada guru pengajar lalu duduk. Rasanya aku ingin tertawa mengingat kejadian ini, benar-benar lucu. Guru pengajar tersebut marah besar dan dengan langkah panjang-panjang dia menuju ketempat dudukku lalu menarik rambutku dan mengusirku keluar dari kelasnya, menjadi pusat perhatian seluruh teman sekelasku sudah menjadi hal yang biasa. Aku keluar tanpa memberi komentar apapun, ini masih hari senin dan tidak ingin membuat senin tidak baikku menjadi lebih tidak baik lagi.

Waktu itu aku memilih untuk pergi mengisi perut di kantin, disaat sedang menikmati sepiring nasi gorengku ternyata para guru sedang mengadakan penyidakan di kantin. Benar-benar sial. Dengan berat hati aku meninggalkan nasi goreng yang masih banyak itu dan ikut bersama guru ke ruang BK.

Aku ingat bagaimana wajah mereka melihat penampilanku waktu itu. kemeja yang di keluarkan dari rok, rok yang sangat pendek dan ketat, sepatu warna abu-abu tanpa kaus kaki, cat kuku berwarna hitam, menggunakan aksesoris, tidak ada dasi juga ikat pinggang sekolah. Mereka hanya menghela nafas dalam-dalam, aku yakin mereka sudah bosan meladeniku yang setiap hari tak pernah alpa masuk keluar ruangan ini. Aku tahu hari itu aku sudah melanggar sekitar 20 peraturan sekolah dalam waktu beberapa menit.

Disaat mereka sibuk menceramahiku. Tiba-tiba seorang anggota OSIS masuk, sambil membawa tas sekolahku dan mengeluarkan semua barang yang ada didalamnya. Ah, disaat itu juga aku tahu bukan cuma 20 peraturan yang sudah kulanggar hari itu.

Astagah seninku menjadi 4 kali lebih tidak baik. Sangat tidak baik.

Guru didepanku mengelus-ngelus dadanya. Mungkin dia terkena serangan jantung dadakan saat melihat isi tasku yang berhamburan di meja kerjanya. Ternyata sewaktu aku meninggalkan kelas, para anggota OSIS sedang melakukan razia dan alhasil, tasku ikut bersamaku diruangan BK. Guru tersebut mulai memperhatikan barang-barang yang mengotori meja kerjanya. Ada sekitar 6 bungkus rokok yang masih baru, lengkap dengan alat pemantiknya. Aku biasa-biasa saja dan menjawab seadanya saat ditanyakan beberapa pertanyaan.

Itu bukan punyaku, apakah kalian percaya? Kurasa tidak, dan aku sedang tidak ingin menjelaskan mengapa barang itu ada didalam tasku. Karena aku rasa sama seperti mereka, kalian hanya ingin tahu bukan.

Aku ingat, waktu itu aku kembali kekelas dan berkumpul bersama teman-temanku. Mereka menyerbuku dengan rentetan pertanyaan, disaat aku menjawab seperti dugaanku tidak ada satupun dari mereka yang mendengarkan. Toh mereka cuma pengen tahu, gak benar-benar peduli. Dengan begitu mengajarkanku tentang satu hal, ‘dimuka bumi ini kau harus bertahan apalagi saat kau tahu orang-orang disekitarmu berjalan dua kali lebih cepat dari seharusnya seolah tidak peduli dengan apa yang kau jalani’

-----

Kurang perhatian membuat dia mencari perhatian. Ya kira-kira seperti itu.
Vote dan komen <3

Memories(revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang