DISINILAH mereka sekarang, duduk berdampingan di mobil yang hanya dibatasi oleh tas selempang Seokjin. Joongki memilih untuk duduk didepan, di samping supir. Membuat aura di antara Taehyung dan Seokjin sedikit canggung. Seokjin memainkan jarinya sendiri, ia memiringkan kepalanya untuk melihat 'pemandangan' dari jendela. Yang tentu saja hanya terlihat gedung - gedung pencakar langit.
"Jadi Seokjin, kenap naik taksi? Kau tidak dijemput?" Tanya Joongki.
"Uhm, mobilnya terjebak macet, jadi mau tidak mau aku harus berangkat sendiri." Joongki hanya mengangguk paham.
Tiba - tiba mobil yang mereka tumpangi berbelok dengan tajam ke arah kanan yang membuat tubuh mereka ter'lempar'. Kepala Taehyung terantuk kaca, sedangkan Seokjin yang memang sedang tidak fokus, ia bahkan sampai terjatuh dalam posisi terbaring ke samping, lebih parahnya lagi saat ini ia terlihat sedang tidur dengan paha Taehyung yang menjadi bantalnya. Seokjin membelalakan matanya kaget. Ia mendongak menatap Taehyung yang sama kagetnya sekarang, "Maaf," dengan cepat Seokjin memperbaikki posisi duduknya seperti semula. Namun karena gerakannya terlalu cepat, kepalanya malah membentur kaca mobil.
JDUK!
"Ouch!" Seokjin meringis sambil mengelus pelipisnya, kepalanya langsung terasa pening.
"Kau tidak apa - apa, hyung?" Tanya Taehyung sambil mengulurkan tangannya dan mengelus lembut pelipis Seokjin. Jarak antara wajah mereka hanya sekita 2 cm, pucuk hidung mereka bahkan hampir bersentuhan. Menyadari seberapa dekatnya wajah mereka saat ini, perlahan - lahan wajah Seokjin memerah, terutama telinga mungilnya.
Seokjin memundurkan sedikit tubuhnya hingga punggungnya menyetuh kursi, "A-Aku tidak apa - apa, Tae-ah."
"Baiklah, lain kali hati - hati hyung." Ucap Taehyung.
▪️◾◼️🎞️🎥🎞️◻️◽▫️
Sang supir membukakan pintu untuk Taehyung dan Seokjin, mereka masuk ke dalam gedung agensi berdampingan diikuti oleh Joongki. Seluruh karyawan yang melewati mereka menyapa dengan ramah, tentu saja mereka membalas sapaan tersebut. Tak butuh waktu lama mereka sudah sampai di ruang briefing. Sudah banyak orang yang berkumpul disana.
"Selamat pagi." Ucap mereka sambil membungkuk 45 derajat. Para crew pun ikut berdiri dan membungkuk. Seokjin melihat sekitar dan ia melihat Jaehwan diantara para crew, ia memasang death glare ke arah Jaehwan. Jika bukan karena manajernya itu, ia tidak perlu mengalami kejadian memalukan tadi. Jaehwan yang di tatap seperti itu menelan ludahnya kasar dan bergerak tidak nyaman.
Seokjin langsung mengambil duduk di samping Jaehwan, disebelah kanannya terdapat Taehyung, kemudian manajer Song.
"Baik, kita mulai saja briefing-nya." Ucap Junmyeon.
Briefing berjalan dengan lancar, mereka hanya diberitahu bahwa proses syuting akan dilakukan hari ini juga. Jadi mereka harus bersiap - siap mulai dari menghafal dialog, gaya ber-akting, pakaian, make-up, dan lain - lain. Mungkin ini hal biasa untuk mereka semua.. tapi tidak untuk Seokjin.
Hell, hari ini ia harus berpakaian dan ber-akting menjadi seorang wanita. Membayangkan ia akan memakai dress saja sudah membuatnya mual. Tapi ini tentang pekerjaan jadi ia harus profesional.
"Jinnie, ayo cepat! Kita harus segera menemui make-up artistmu." Perintah Jaehwan pasa Seokjin yang sedang melamun.
Seokjin langsung memasang wajah cemberut. "Aku tidak ingin menjadi perempuan, Jaehwan!" (😣)
"Too late now, Jinnie. Semuanya sudah disiapkan, kau bahkan sudah tanda tangan kontrak. Lagipula ini hanya acting." Jelas Jaehwan dan ke narik kerah belakang pakaian Seokjin seperti menarik kucing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Actress [TaeJin]
FanfictionMenceritakan tentang Kim Seokjin seorang penyanyi solo dan aktor TULEN dan MANLY -katanya- yang harus ber-acting menjadi aktris dalam sebuah drama. Parahnya lagi ia harus tinggal bersama lawan mainnya -Kim Taehyung- untuk membentuk chemistry yang le...