Fake Actress [TaeJin]

데라반 - Fake Actress

"DASAR tidak tau diri!"

CTAK!

"Bocah tak berguna!"

CTAK!

"Mati saja sana!"

CTAK!

"Bisanya hanya menyusahkan!"

CTAK!

"Untuk apa kau lahir di dunia ini!"

CTAK!

"Stop, ku mohon berhenti." Suaranya bergetar antara takut dan lelah, fisik maupun batin. Tubuhnya sudah bersimbah darahnya sendiri akibat ikat pinggang yang seakan mengoyak-oyak tubuhnya.

"Anak sialan sepertimu tidak pantas diberi ampun!"

Sebelum ikat pinggang itu kembali menyentuh kulitnya, suara seseorang menghentikannya.

▪️◾◼️🎞️🎥🎞️◻️◽▫️

Seokjin terbangun oleh deringan ponselnya.  Tangannya berusaha menggapai benda berbentuk persegi panjang itu dari kasur.

"Halo." Sapanya tanpa melihat caller ID.

"Halo Jinnie."

"Jaehwan? Ada apa menelpon pagi-pagi?"

"Ah, apa kau masih tidur? Sekarang sudah waktunya kau untuk bangun Jinnie."

"Huh? Maksudnya?"

"Lihatlah jam berapa saat ini."

Seokjin melirik ke arah jam dinding yang berada tepat di tembok depan kasurnya. 07.00. Holy shit!

"Jam 7?!"

"Ya, Jinnie. Tumben sekali kau kesiangan. Pantas saja dari tadi aku nge-bell ngak ada yang jawab."

"Aku akan mandi dulu sekarang, sampai nanti Jaehwan!"

"Hey! Bukakan pin--"

Tut tut tut..

Dengan cepat Seokjin menyambar handuknya dan berlari ke kamar mandi. Persetan dengan rutinitas paginya, ia terlambat saat ini. Ia jarang bahkan hampir tidak pernah terlambat bangun, ia selalu bangun tepat waktu, untuk hari ini entah kenapa ia terlambat bangun. Apa itu karena ia terlalu larut dalam mimpinya? Entahlah.

Seokjin memakai baju dan mengeringkan rambutnya dengan hair-dryer, kemudian segera menuju ke dapur untuk membuat sarapan. Tapi entah kenapa ia seperti melupakan sesuatu.

Apa yang aku lupakan ya..

1 detik.

2 detik.

3 detik.

ASTAGA, AKU MELUPAKAN JAEHWAN!!

Dengan panik dan rasa bersalah, Seokjin segera membukakan pintu untuk Jaehwan. Saat membuka pintu hal yang pertama kali ia lihat adalah wajah merengut Jaehwan, ia jadi tambah merasa bersalah. Tapi wajah merengat Jaehwan itu sangat lucu, jadi ia harus menahan tawa agar Jaehwan tidak bertambah marah.