Care

246 45 41
                                    

Minim edit, kalo nemu typo bilang ya😅


Chengxin menekan pelan pelipisnya yang sedikit berdenyut karna soal fisika yang baru saja selesai di kerjakannya.

Sesekali lelaki berparas manis mirip kucing itu membuang nafas lelah sembari mengedarkan pandangan bosan kelapangan kosong diseberang koridor.

Sampai maniknya menangkap sosok Ziyi yang sedang bercanda lepas dengan Jiaqi sana. Tanpa sadar senyum lelaki itu terbentuk samar.

"Chengcheng," sapa Jiaqi. Menyadari sahabatnya itu melihat kearahnya.

Jiaqi berlari kecil menghampiri Chengxin dan tentu saja Ziyi ikut serta.

"Kau tak apa? Wajah mu terlihat sedikit pucat," ucap lelaki bergingsul itu. Menatap sedikit khawatir.

Chengxin mengangguk pelan. "Hmm aku baik baik saja," katanya.

"Benarkah? Tapi kau tampak sebaliknya," selah Ziyi. Memperhatikan wajah pucat Chengxin penuh selidik.

"Aku baik, namun tidak dengan kepala ku," jelas Chengxin sembari menunjuk pelipisnya yang sejak tadi terus berdenyut.

Tangan Ziyi terulur, menyentu pelipis yang lebih manis pelan. "Apa disini sakit?" tanyanya. Dijawab dengan anggukan pelan dari Chengxin.

Jiaqi yang sejak tadi memperhatikan interaksi keduanya, tersenyum samar. Menepuk pundak Ziyi pelan kemudian berucap, "Bisakah kau mengantarkannya ke UKS aku ada urusan mendadak."

"Kau mau-" ucap Chengxin namun dipotong cepat oleh Jiaqi.

"Maaf, Xuan sudah menunggu ku sejak tadi. Dah," ujarnya kemudian berlari meninggalkan keduanya.

***

Cklek.

"Permisi," kata Chengxin sembari memasuki ruangan berdominan warna putih itu.

"Sepertinya tak ada orang," lanjut Ziyi. Menunjuk meja petugas UKS yang kosong lurus dihadapanya.

Chengxin mengikuti arah jeri telunjut Ziyi kemudian mengguk pelan, pasra. Sepertinya dia harus nemahan sakit kepalanya hingga jam pulang nanti.

Ziyi menoleh. "Apa kepala mu masih sakit?" tanyanya khawatir. Chengxin lagi lagi mengangguk pelan.

Yang lebih tinggi menaril lengan Chengxin pelan, menuntun lelaki itu beristirahat disalah satu tempat tidur yang sengaja disediakan.

"Berbaringlah duluh. Kalau Zhen Loi Shi datang aku akan memintanya memeriksa mu."

Chengxin merebahkan tubuhnya perlahan, dengan bantuan Ziyi. Menaru bantal serta menarik selimut untuknya.

"Aku akan menunggu didepan," jelas Ziyi menunjuk bilik lain UKS yang hanya dipisahkan dengan gorden putih. "Kalau aku ingin sesuatu kau bisa memanggilku," lanjutnya.

Tanpa sadar Chengxin tersenyum kecil. "Hmm baiklah."

***

"Ziyi," ucap Chengxin pelan.

Lelaki bermanik hazel itu menarik pelan gorden pemisa bilik leduanya. "Kau tak tidur?"

Chengxin menggeleng pelan lalu mendudukan tubuhnya. "Kepalaku sangat sakit, bagaimana aku bisa tidur," keluhnya. Mengkerucutkan bibirnya lucu.

"Sini biar ku lihat." Ziyi menarik marik kursi kecil mendudukan dirinya dihadapan Chengxin. Mengelus pucuk kepala lelaki itu palan.

"Disini masih sakit?" tanyanya dijawab dengan anggukan cepat. "Sepertinya aku tahu obatnya."

"Benarkah? Lalu kenapa tak dari tadi-"

Cup.

Tak ada respon. Chengxin diam mematung menatap Ziyi yang kini tersenyum kecil. Baru saja satu kecupan singkat baru saja mendarat dipelipis kirinya.

"Bagaimana lebih baik bukan?" tanya Ziyi terkekeh kecil. "Hai ada apa-"

"Ziyi," potong Chengxin. Masih dengan mata yang membulat, kaget. "S-sepertinya jantungku juga bermasalah," lanjutnya berucap pelan.

Yang lebih tinggi makin terkekeh mendapati tingkah polos lelaki berpasar manis mirip kucing itu.

Tbc

Votmen guys ;)

Her Love || AZY X DCX✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang