Admit

210 41 34
                                    

"Ternyata kau disini," ucap Jingyuan menyadarkan Chengxin dari kegiatan memperhatikan langit sore dari rooftop sekolah.

Chengxin tersenyum simpul. "Ada apa, Jingyuan?" tanyanya.

Lelaki berkulit pucat itu, malangkah menghampiri Chengxin sembari berucap, "Sejak tadi Jiaqi mencari mu."

"Untuk apa dia mencari ku?"

"Entahlah." Jingyuan menaikan bahunya, tak tahu.

"Oh iya, tadi juga lelaki yang kutabrak pekan lalu ikut menanyakan mu," katanya. Menatap Chengxin dengan punuh selidik. "Kau mengenalnya?" lanjut Jingyuan lagi.

Namun bukanya menjawa Chengxin malah membuang pandanganya, mengamati langit.

"Ada apa dengan mu?" tanya Jingyuan penasaran. Tak biasanya Chengxin bersikap aneh seperti ini. "Kau menyukainya?"

Chengxin reflek mengangkat pandanganya kaget. "Tentu saja...tidak. Aku hanya...," ujarnya gugup.

Jingyuan yang makin dibuat penasaran tersenyum samar, salah satu tangannya merangkul bahu Chengxin. "Hanya?"

"Entanlah. Ada yang salah dengan jantung ku," ucap Chengxin pelan. Jingyuan hanya bergumang singkat, agar Chengxin tetap melanjutkan perkataannya.

Lelaki berparas mirip kucing itu membuang nafas pelan. Tungkainya begerak, melangkah mondar mandir di hadapan Jingyuan yang masih menatapnya antusias.

"Hmm akhir - akhir ini jantung ku berdetak dua kali lebih cepat jika dihadapkan dengan-" ucap Chengxin.

Namun dipotong oleh Ziyi yang entah sejak kapan berdiri di ambang pintu yang menghubungkan rooftop dengan bagian dalam gedung.

"Dengan ku," tebak lelaki itu sembari melangkah menghampiri keduanya.

"S-sejak kapan kau disitu?" tanya  Chengxin berucap semakin gugup.

Yang ditanya malah menampilkan senyum manisnya. "Sejak kalian mulai membicarakan ku," ujarnya percaya diri.

"Kami tidak membicarakan mu," sanggah Chengxin cepat.

"Ck, mengaku saja."

"Tapi kami memang tak membicarakan mu," jelas Jingyuan ikut menambahkan.

Ziyi mengangguk pelan. "Hmm baiklah. Jadi apa yang kalian bicarakan?" Tanganya merangkul bebas pundak Jingyuan dan Chengxin. Namun Chengxin menepisnya cepat sehingga Ziyi hanya merangkul Jingyuan saja.

"Kami hanya berbicara tentang jantung dan tiba tiba kau datang," ujar Jingyuan polos.

Samar, Ziyi kembali memarik sudut senyumnya. "Baiklah. Jingyuan, bisa tidak kau meninggalkan kami berdua," katanya."Ada yang harus ku katakan pada Chengxin."

Jingyuan melirik Chengxin sekilas sebelum mengangguk, mengiyakan. "Hmm ok."

"Jingyuan kau mau kemana?" tanya Chengxin. Pikirnya Jingyuan tak akan akan meninggalkannya begitu saja tapi lelaki itu malah berlaku sebaliknya.

"Sampai ketemu di kelas. Dah!!" Seperti tak ada beban Jingyuan berlari kecil menjauh dari keduanya.

"Jingyuan," ucap Chengxin namun terlambat lelaki bermata bulan itu lebih duluh hilang di balik pintu.

"Jadi. Apa jantung mu masih berdebar kencang kerna ku?" tanya Ziyi.

Chengxin yang masih saja menatap kepergian Jingyuan terkejut karnanya. Belum lagi dengan Ziyi yang sengaja semakin merapat kearahnya

"T-tidak, kata siapa?" ucap Chengxin beralasan. Kembali mengambil jarak aman.

Tapi tiba - tiba saja Ziyi menarik tangan lelaki itu, lalu sedikit menundukan tubuh tingginya tepat di bagian kiri dada Chengxin.

Chengxin sontak membulatkan matanya, terkejut. "Apa yang kau lakukan!" Napasnya sedikit tertahan begitu Ziyi mendekatkan telinganya pada jantung Chengxin yang semakin memburu itu.

Lagi - lagi Ziyi mengagguk pelan. "Hmm ternyata begitu," ucapnya. Sembari menbenarkan posisinya kembali.

Dilihatnya Chengxin yang masih menatapnya  was - was. "Kau mau tahu kenapa jantung mu terus berdebar kencang?" tanyanya. Dibalas dengan anggukan penalan.

"Itu karna kau menyukai ku."


Tbc.


Akhirnya aku balik lagi 😄👏👏 gimana masih ada yang nungguin kan.

Gak kerasa udah chap 5 itu tandanya tinggal 2 chap lagi End 😕 tp gak tahu deh aku bakal namba 1 chap lagi ato ga. Hehe folder ff ini sempat kehapus makanya aku nulisnya ulang lagi.


Votmen nya jangan lupa  ⭐

Her Love || AZY X DCX✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang