Cerita kali ini bermula ketika saya sedang mengobrol asik dengan teman saya. Namanya Naufal, orangnya kocak, sering membicarakan hal-hal konyol.
Pada saat itu kami membicarakan tentang segala aspek kehidupan kami di pramuka, kami juga membicarakan tentang kakaknya yang merupakan salah satu senior kami di pramuka, Namanya Yusuf. Naufal banyak bercerita tentang Yusuf yang bersekolah di SMKN 1 Cikarang Barat *sekolah impian kami berdua (itu dulu, eh ga kesampean) dan juga membicarakan kalau kakaknya ingin mendaki Gunung Papandayan.
Saya pun terkejut, baru tau kalau kakaknya suka mendaki Gunung. Saya pun bertanya banyak hal, wajar saja, saya ingin sekali mendaki Gunung, bermula dari menonton film '5cm' dan film 'Romeo Rinjani' yang akhirnya saya jatuh cinta yang namanya Gunung. Tapi saya tidak tau sama sekali perihal Pendakian seperti apa, bodohnya, saya tidak mencari tau perihal Pendakian, malah update status alay tentang Gunung.
Semenjak saya tau kalau Yusuf ingin mendaki Gunung Papandayan, saya pun berniat untuk ikut, tak berfikir lama saya langsung meminta Naufal untuk memberi tau Yusuf kalau saya ingin ikut bersamanya mendaki Gunung Papandayan.
Setelah satu bulan lamanya saya terus menabung dan latihan fisik setiap minggunya. Seminggu sebelum hari H saya terkejut, Pendakian pertama saya hampir gagal karena bersamaan dengan Ulangan Akhir Semester dan pelantikan Pramuka. Akhirnya, saya mengurungkan niat saya untuk ikut mendaki Gunung Papandayan bersama Yusuf. (Mendaki Gunung bisa lain waktu) * saya bicara dalam hati.
Setelah saya selesai UAS dan pelantikan Pramuka, saya mendapat kabar baik kalau Yusuf tidak jadi mendaki Gunung Papandayan pada hari tersebut, tapi dia seminggu lagi ingin mendaki Gunung
_ _ _ _ _ _ _?
Bersambung.......QAR: "Dulu saya hanya bisa membaca, mendengar, dan melihat karya orang lain saja. Tapi, sekarang saya berusaha untuk dibaca, didengar, dan dilihat dengan karya bukan gaya.
QAR: "Ternyata patah hati itu hebat ya, dia bisa membuat seseorang membuat karya."
Patah Hati Tumbuh Karya