03 : Brengsek

124 12 11
                                    

"MAAA DERGAS PULANG" teriaknya didalam istana mewah dengan warna biru dongker dan silver itu,

Dergas melepaskan sepatunya, dilemparnya kesembarang arah,

Ia berjalan keruang keluarga, lalu duduk di sofa yang empuk itu,

"Anak mama" suara Lita, mama Dergas, melengking,

Cup

"EH EH!" Dergas kaget dengan ciuman yang diberi mamanya itu,

Sebuah ciuman meluncur mulus di pipinya,

"Mama ngagetin aja kayak cenayang" Dergas mencium punggung tangan mamanya, lalu dipeluknya wanita itu,

Lita melepaskan pelukannya "Kamu tuh ya, ngatain mamanya sendiri cenayang, mau kamu jadi anak cenayang?" Lalu menjitak kepala anaknya,

"Aduh sakit ma, lagian mama ngagetin" Dergas terkekeh sambil mengelus kepalanya yang sakit, "papa mana?" Tanya nya,

"Ya dikantor lah gas, kayak gak tau aja" Lita heran dengan putranya satu ini, selalu menanyakan hal yang sama, padahalkan dia tau papanya pasti dikantor jam segini,

"Yaudah Dergas keatas dulu ya ma" Dergas beranjak dari sofa, lalu mencium pipi mama tercintanya dan pergi kekamar,

Dergas masuk kekamarnya yang dominan dengan warna biru dongker dan silver, kamar ini sungguh rapi dan harum, aroma peach yang manis dan segar,

Dergas tidak suka aroma yang menyengat, seleranya memang unik, banyak yang mengira aroma Dergas itu aroma cowok yang menyengat, tapi mereka salah besar, Dergas itu spesies dengan aroma yang manis dan segar, imut kan,

Ia berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan diri, setelahnya ia memakai baju dan kolor biru kesayangannya,

Dergas merebahkan dirinya di kasur biru dongker kesayangannya, baginya jika kita merebahkan diri di kasur maka semua masalah akan hilang dalam sekejap, baiklah ia akan tidur sebentar saja,

Tak lama dari itu ponselnya berdering dan itu membuat Dergas keluar dari alam mimpinya,

Tring.. tring..

Dergas melihat ponsel nya tanpa niat untuk bangun, yah terpaksa saja siapa tau penting, dilihatnya siapa yang menelponnya malam begini,

Bebeb sma pelita calling

'Duh bebeb sma pelita siapa yah? Ya allah makin tua aja gue' batin Dergas

"Kenapa beb?" Dergas menjawab lesu panggilan itu,

"Beb kamu gak kesini? Kan ini malem sabtu, biasanya kamu ngapelin aku, udah berapa minggu loh kamu gak kesini" suara manja dari sebrang sana membuat Dergas bergidik geli,

Dergas memutar bola matanya berfikir, 'bebeb sma pelita ini yang dimana ya rumahnya gua lupa duh' batinnya,

"Ahh kamu pasti kangen aku yah, aku juga kangen banget, yaudah kamu tunggu di cafe aja langsung, nanti aku kirim alamatnya, oke bye" ia langsung mematikan sambungan itu,lalu mengirim alamat cafe yang akan ditujunya,

Dengan cepat Dergas sudah berganti baju, kemeja biru dongker tidak dikancing dengan baju dalam putih dan jeans sobek-sobek, tidak lupa juga ia memakai topi biru dongker kesayangannya,

Ia keluar dari kamarnya, saat melintasi ruang keluarga dilihatnya papa dan mamanya sedang bermesraan disofa sambil menonton televisi,

'Bikin jealous aja mesra-mesraan disini' batinnya
"Ekhemm" batuk itu, ah Dergas pun tidak yakin jika itu batuk,

DILIGITIS (Dergas Akalanka)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang