Part 1

89 42 20
                                    

"Terimakasih Bun," ucap Keysa kepada bundanya saat sudah sampai di depan gerbang sekolahnya. Keysha hendak turun dari mobilnya dan tak lupa ia mencium punggung tangan ibunya.

Di depan kelas, Keysa melihat jam tangan yang melingkar manis pada kulit putihnya. Hari masih pagi, saat jam menunjukkan pukul 06.15. keysa menghela napas pelan, ia bisa menebak jika dirinyalah orang yang paling pertama memasuki kelasnya. Ia berjalan pelan menuju bangku kosong yang berada di urutan no 2 dan meletakkan tas punggungnya yang disandarkan di dinding, samping bangkunya.

Untuk mengisi waktunya dan juga menunggu kedua sahabatnya, Keysa mengambil novel yang ia pinjam kemarin kepada Cece dari dalam tasnya. Langsung saja ia mencari halaman terakhir yang sudah ditandainya lalu mulai membacanya sampai ia tak menyadari jika jam sudah menunjukkan pukul 06.30 dan para siswa sudah banyak yang berdatangan kecuali kedua sahabatnya.

Selang beberapa menit, sahabatnya Chaenta Miccae Ildan itu akhirnya muncul juga dari balik pintu. Bukannya Keysa bosan, cuma ia tak sabar menceritakan drama korea yang sudah ditontonnya kemarin malam pada kedua sahabatnya itu. Dengan bibir sedikit terangkat, Keysha lalu memanggil sahabatnya itu yang baru sampai di tempat duduknya dengan suara agak nyaring membuat Cae menutup telinganya.

"Aduh Keyy, lo kalau manggil bisa pelanin gak sih?" Kesal Cae dengan tangan masih menutupi telinganya. Keysha lantas menyengir seraya mengangkat tangannya ke udara membentuk simbol peace.

Cae menarik novel yang awalnya berada di dekat Keysha kini berada di depannya. Ia membalik-balikkan halaman mencari sebuah quotes yang sedang menggambarkan suasana hatinya. Keysha yang melihat itu langsung menarik kembali hingga berada di dekatnya.

"Enak aja asal balik, ini gue belum selesai baca tau nanti kalau tandanya hilang lo bisa nyari?" ucap Keysha yang hanya dibalas dengusan oleh Cae. Cae lalu menatap layar handphonenya yang menampilkan sebuah pop up tanda sebuah pesan masuk.

From : +6285738******

Hai Miccae.
Gw Rian, saveback yah😊

Read.

"Ini Rian siapa coba, darimana juga dapet nomer gue," gumamnya masih melihat isi pesan tersebut yang hanya dibacanya.

Keysa mengerutkan keningnya menatap Cae yang bertambah kesal hanya karena sebuah pesan.
Kini rasa penasaran yang berada dalam pikirannya ikut bersorak untuk mencari tau.

"Kenapa lo?" tanya Keysa seraya mengambil handphone yang berada di genggaman Cae. Lalu ia membaca pesan tersebut dan kemudian tertawa membuat Cae menatapnya heran. Kenapa ia bisa memiliki sahabat macam Keysa Ya Allah.

"Cieee yang gebetannya bertambah lagi," ledek Keysha yang masih dengan keadaan tertawa seraya menoel-noel lengan Cae.
Cae yang diledek hanya mendengus tanpa berniat untuk menggubris Keysa, lalu merebut kembali handphonenya dan memilih memasang earphone  mendengarkan lagu favoritnya. Cae menyandarkan dirinya di depan tembok, melirik sebentar kearah Keysa yang masih tertawa lalu mengucapkan dua kata yang mampu membuat Keysa pada akhirnya berhenti tertawa dan ia pun memejamkan matanya.

"Bodo amat!"

Cece yang baru datang membuat mata Cae terbuka, dan Keysa yang mengganggu aktivitasnya.

"Guys, gue mau cerita nih. Dengerin ya! Awas lo kalau gak dengerin, gue ngambek nih," ancam Keysa kepada dua sahabatnya. Cece langsung bersiap mendengarkan Keysa.

"Ngambek aja sana, palingan cerita lo gak jauh-jauh dari drama korea," sahut Cae yang tampak datar.
Keysa mendengus dan mulai bercerita. Cae yang sempat berbicara seperti itu tetap memilih mendengarkan Keysa bercerita dengan sangat antusias. Dan Cece menyimak dengan sangat baik cerita Keysa sampai pada akhirnya bel masuk berbunyi itu tandanya para siswa siap untuk memulai pelajaran pertamanya yang diisi oleh Bu Yurinda, Guru Sejarah.

Saat guru itu tengah menjelaskan membuat beberapa siswa mulai mengantuk dan satupun tak ada yang menyangkut di otak mereka.
Lain hal dengan ketiga sahabat itu yang tampak sangat serius mendengarkan penjelasan Bu Yurinda. Maka tak heran jika mereka menjadi bintang kelas.

Kring...kringg

Tanda bel pergantian pelajaran sudah berbunyi, membuat Bu Yurinda menghentikan aktivitasnya dan dilanjutkan dengan pelajaran kedua yaitu matematika. Bagi beberapa siswa nampak bersyukur berakhirnya pelajaran yang membuat mereka terkantuk-kantuk.

"Ya sudah, materi saya lanjutkan pada pertemuan selanjutnya," ucap Bu Yurinda lalu berjalan keluar kelas.

"Siap bu," sahut semua siswa dan kemudian mengganti buku mereka.

"Nanti anterin gue ke Perpustakaan ya?" pinta Keysa seraya mengambil buku matematikanya dan melirik sebentar ke arah sahabatnya.

"Ngapain?" tanya Cece.

"Mau pinjem novel hehe, gara-gara lo berdua sih gue jadi suka bacakan," jawabnya disertai dengan cengiran.

"Ce anterin si Keysa ya, gue laper pengen cepet makan nanti," ucap Cae kepada Cece.  Dan dibalas acungan jempol oleh Cece.

"Lo mah emang gak bisa jauh-jauh sama makanan," cibir Keysa, kini gantian Cae yang menyengir.

"Perhatian! Sekarang kita free ya, Bu Melinda sedang berhalangan untuk hadir. Jadi jangan pada berisik biar gak guru lain masuk ke kelas kita," kata Aldo, ketua kelas XI IPS 1 yang hanya dibalas sorakan oleh beberapa siswa.

"Yok eh, anterin mumpung free," ajak Keysa.

"Lo aja Ce, gue duluan ke kantin sambil cari bangku kosong juga," ucap Cae.

"Ya udah, Ce lo sama Cae aja biar gue sendiri aja yang ke perpusnya," putus Keysha. Cece hanya mengangguk menyetujui ucapan Keysa.

Kemudian mereka mulai beranjak keluar dari kelas. Dan saat di koridor mereka terpisah. Keysa ke kanan menuju perpustakaan dan Cece serta Cae lurus menuju Kantin sekolah.

Saat sudah memasuki perpustakaan, Keysa menulis namanya pada buku daftar kunjungan siswa lalu berjalan ke arah rak tempat novel berada. Ia memilih-milih beberapa novel yang akan dipinjamnya, beberapa menit Keysha akhirnya menemui pilihannya lalu berjalan ke arah penjaga.

"Pak, saya pinjam novel 2 ya," ucapnya kepada penjaga perpustakaan.

"Oh iya, kira-kira kapan mau ngembaliinnya?" tanya Pak Handuko, penjaga perpustakaan.

"Hm, mungkin kurang lebih seminggu pak hehe." Pak Handuko menganggu lalu memberikan buku kepada Keysha untuk di tanda tangani.

"Oke, kalau gitu saya permisi pak," ucap Keysa saat sudah selesai menandatangani dan berjalan keluar.

Ia melihat novel yang berjudul magic hour tersebut lalu membuka halamannya, membaca isinya sambil berjalan.

"Aduh," pekiknya seraya memegang bokongnya yang sakit lalu mendongak menatap siapa kira-kira yang ia tabrak.

"Maaf ya kak, saya nabrak kakak sampai jatuh gini," ucapnya tersenyum ramah walau orang itu hanya mengangguk dan menampilkan wajah datar lalu meninggalkannya. Tak menghiraukan orang itu, Keysha kemudian berjongkok mengambil Novelnya yang sempat jatuh lalu berjalan menuju kantin.

-
-

Selamat membaca kepada readers yang bersedia untuk mampir:)
Jangan lupa tinggalkan vote dan komentarnya ya, terimakasih:*

Salam

Adi Lestari

KeysaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang