"Key, lo yakin gak mau bareng kita aja pulangnya?" tanya Cece yang dibalas dengan gelengan kepala oleh Keysa. Hari ini benar-benar tidak mendukung. Bagaimana bisa hujan menangis di tengah-tengah rencana mereka? Jadilah Keysa dan kedua sahabatnya masih terdiam di gedung sekolah.
Cae yang membawa mobil sementara Cece dan Keysa di antar jemput. bukan karena manja, melainkan orang tua mereka belum memperbolehkan mereka membawa mobil sendiri. Berbeda dengan Cae, orang tuanya yang sangat sibuk dalam mengurus bisnisnya memaksakan Cae untuk membawa mobilnya sendiri. Cae mengerti akan hal itu, hanya saja ia sedikit memiliki rasa iri terhadap Cece dan Keysa yang selalu mendapatkan perhatian orang tuanya.
"Enggak, kalian duluan aja, gue tunggu Bunda," tolaknya halus seraya melirik jam tangannya. Cece akhirnya menggangguk, sudah berkali-kali ia dan Cae membujuk Keysa untuk ikut bersama mereka tetapi, tetap saja ditolaknya. Dan ia juga berniat untuk menunggu Keysa sampai dijemput oleh Bundanya tetapi, Keysa juga menolaknya.
"Iya udah kalo gitu. Gue sama Cece duluan ya?" Keysa mengacungkan jempolnya lalu Cece dan Cae berjalan menerobos derasnya hujan dengan payung yang berada pada genggaman Cae.
Memang Cece yang hari ini ikut pulang bersama Cece karena papanya sedang berhalangan. Lalu mamanya? Mama Cece sudah lama tiada, saat Cece masih menduduki bangku SMP. Keluarganya yang berencana untuk berlibur dan saat di perjalanan tiba-tiba ada sebuah truk yang hilang kendali dan papanya yang langsung membanting stir ke kiri untuk menghindari truk itu ternyata membuatnya menabrak sebuah pohon hingga menghilangkan nyawa mamanya.
Satu jam lamanya, Keysa masih setia menunggu jemputan dari Bundanya yang tak kunjung datang hujan pun begitu, masih tetap memilih untuk menumpahkan air matanya sebanyak mungkin tanpa berniat untuk berhenti. Hingga akhirnya ia memilih untuk menghubungi Bundanya. Keysa mengambil handphonenya yang ia taruh di dalam tas berisi gambar kucing miliknya lalu menatap sesaat layar berbentuk persegi itu.
'huh kenapa sial gini sih,' batinnya.
Kemudian dengan cepat ia mencari kontak bundanya lalu segera memanggilnya sebelum baterai hpnya benar-benar habis.
Tak butuh waktu lama, panggilan pun sudah tersambung dan Keysa kini mendekatkan hpnya pada telinganya."Iya Key, ada apa sayang?" tanya bundanya dari seberang sana.
"Bunda lupa jemput Keysa?"
"Aduh, iya maaf sayang bunda lupa kabarin kamu kalau mobil bunda sekarang lagi dirawat di bengkel. Penyakitnya kumat lagi Key." Di seberang sana bundanya merasa sangat bersalah pada putrinya, membiarkan putrinya menunggu dirinya di tengah hujan deras seperti ini.
"Maafin bunda sayang," lirih bundanya.
Keysa tersenyum, ia tidak mungkin akan memarahi bundanya hanya karena kelupaan yang tak sengaja ia lakukan bukan? Sesalah-salahnya Keysa, bundanya tak pernah sampai memarahinya begitu juga dengan papanya yang sangat Keysa sayangi. "Enggak apa bunda, terus sekarang bunda lagi dimana?"
"Bunda lagi dibutik Key, tadi bunda memesan taksi buat nganterin ke butik." Keysa mengangguk walau bundanya tak dapat melihatnya, tetap saja ia lakukan itu.
"Kamu pulang dulu sama Cece ataupun Cae ya Key? Bunda tadi udah coba hubungi papamu tapi gak ada jawaban, mungkin lagi meeting," lanjut bundanya.
"Engga bun, mereka udah dari tadi pulang. Keysa sendiri yang suruh mereka pulang duluan."
"Keysa pulang pesan taksi aja bun," putusnya.
"Iya sudah, kamu bawa payungkan?"
"Bawa bundaku sayang, iya udah Keysa tutup teleponnya ya? Hp Keysa udah mau mati nih."
"Iya sayang, kamu hati-hati ya."
"Siap bunda." Keysa lalu mematikan panggilan dan mulai memesan taksi online.
Saat sudah membuka aplikasinya, Keysa merasa namanya sedang dipanggil seorang laki-laki dari arah belakang langsung saja ia membalikkan tubuhnya ke arah si pemanggil.
"Nama lo Keysa kan?" Tanya laki-laki itu yang mendadak membuat Keysa salah tingkah. Keysa hanya menggangguk, ia tak perlu heran jika laki-laki itu mengetahui namanya karena pada seragam yang dipakainya berisi tulisan yang menuliskan namanya.
Keysa berusaha sebaik mungkin untuk bersikap seperti biasa agar tak Vando tak sampai memergokinya yang sedang salah tingkah.
"Kenapa belum pulang?" tanya Vando kembali."Ehiya i-itu, itu tadi, tadi iya tadi."
'Sial, kenapa gue jadi gugup gini sih,' rutuknya dalam hati.
"Tadi apa?" tanya Vando. Sebenarnya ia heran kenapa gadis ini malah gugup saat ditanya, seperti habis melakukan kejahatan saja.
Vando memicingkan matanya, lalu mencoba menebak-nebak apa yang dilakukan gadis di depannya ini. "Hayo lo habis ngapain? Kenapa gugup gitu?"
"Eh engga ngapain-ngapain. Gue cuma nunggu jemputan bunda aja yang baru ngabarin ke gue kalo ga bisa jemput gue," jawab Keysa cepat, tak mau dituduh yang aneh-aneh.
Vando hanya mengangguk mengiyakan, lalu berjalan melewati Keysa.
"Eh lo mau kemana?" Pertanyaan bodoh yang dilontarkan Keysa membuat dirinya merutuk Kembali.Vando berbalik, "ya pulanglah." Lalu meneruskan kembali langkahnya.
"Lo tega ya ninggalin seorang cewek yang lagi nunggu sendiri di sini?"
"Emang lo nunggu siapa?" Skak, Keysa tak tau harus menjawab apa karena ia sendiri tidak tau sedang menunggu siapa sekarang.
"Iya udah ayo gue anter lo balik," ajak Vando lalu meninggalkan Keysa menuju mobilnya membuat Keysa merasa kesal karena ditinggal.
Vando yang melihat Keysa masih berdiri di tempat semua berteriak, "lo mau gak? Kalo gak gue tinggal nih?" Seraya membuka pintu mobilnya. Beruntung jika hari ini ia lebih memilih menggunakan mobil ketimbang motornya.
Keysa lalu berjalan cepat menyusul Vando yang sudah lebih dulu berada dalam mobil.
-
-Hai-hai author balik nih, maaf kalo part ini pendek ya guys. Aku lagi kehabisan stok kata-kata nih, semoga bisa nyambung ya ceritanya heheh astungkara deh ya.
Ohiya, si Vando jahat deh main asal tinggal Keysa gitu aja, Keysa kan pinginnya di perlakukan secara romantis gitu, iya gak Key? Eh tapi Keysa kan juga bukan siapa-siapanya Vando jadi Vando engga salah dong ya main asal tinggal Keysa:p
Nah, jika kalian suka jangan lupa vote dan komennya ya:* makasii:)
Salam
Adi Lestari
KAMU SEDANG MEMBACA
Keysa
Romance🌼🌼🌼 "Kamu tau, aku ingin menjadi seperti langit yang selalu bisa menerima keadaan apapun. Mau cerah ataupun mendung, walau sudah berulang kali tersakiti oleh petir, tetapi masih sanggup menerima petir apa adanya." -Keysabilla Syahilda "Bedanya ka...